Duck hunt

BETAPA JAUH ANDA MENINGGALKAN ALQUR'AN (BAG.3)

Makrifat tersebut dan pemahamannya, hanyalah sebatas sifat-sifat makhluk; para malaikat, para nabi, para wali, dan orang-orang salih…… Allah Ta'ala menjelaskan:

"Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri." (QS: Al-A'raaf 197).

Betapa banyak nabi-nabi yang disiksa, didustakan, dan dibunuh. Allah Ta'ala berfirman:

"Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?" (QS: Al-Baqarah 87).
Allah Ta'ala berfirman:

"Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati."(QS: Faathir 22).

Juga Allah Ta'ala berfirman:

"Dan apa-apa yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. (Itu semua) benda mati tidak hidup, dan itu semua tidak mengetahui bilakah penyeru-penyerunya akan dibangkitkan." (QS: An-Nahl 20-21).
Pada ayat ini terdapat poin unik, menyingkap kekaburan yang meragu-ragukan. Yaitu pernyataan orang-orang yang suka kepada syirik dan kuburan. Bahwa ayat-ayat ini berkaitan dengan patung-patung batu itu sendiri, yaitu Uzza, Manaat, dan al-Laat. Adakah batu-batu itu akan dibangkitkan dari kubur? Sekiranya mereka suka memahami. Tetapi batu-batu ini adalah perserupaan-perserupaan dengan orang-orang salih dan dalam bentuk mereka. Alasan mengapa al-Laat disebut "Laat; pembuat adonan", tidak lain karena dahulunya dia adalah seorang lelaki salih yang suka membuat adonan bubur tepung bagi jemaah haji. Tetapi lihatlah, betapa kesungguhan perlayanan tersebut berubah menjadi tradisi demi tradisi di kalangan orang-orang pandai secara terus-menerus. Sedang asalnya tidak ada kaitannya dengan benda-benda mati. Renungkanlah hal itu, niscaya akan membimbing Anda ke arah kebenaran dengan izin Allah.
Berkaitan hamba-hamba yang disembah selain Allah ini, Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan, bahwa sifat peribadatan tersebut merupakan keharusan bagi mereka dalam segala situasi:

"Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allahlah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS: Al-Maaidah 75-76). Renungkanlah wahai saudaraku mulia, firmanNya: "Kedua-duanya biasa memakan makanan."

Sebab, hal itu merupakan kebiasaan yang harus dilakukan oleh segenap sesembahan-sesembahan yang disembah selain Allah. Sebenarnya, ayat itu menjelaskan, bahwa Isa a.s. beserta Ibu beliau, ketika itu mereka biasa memakan makanan. Tidak diragukan lagi, semua orang akan mengetahui bahwa mereka berdua biasa memakan makanan. Dengan begitu jelas Allah Ta'ala hendak menjelaskan melalui ayat ini tentang sesuatu yang lain. Yaitu; suatu isyarat tentang sifat-sifat berkebutuhan dan fakir yang terdapat di dalam diri al-Masih dan Ibu beliau.

Dan bahwa kebutuhan serta kefakiran, adalah sifat-sifat yang tidak layak dipertuhankan. Maka dijelaskan, bahwa mereka dua makhluk yang merupakan hamba-hamba Allah. Bahwa mereka berdua tidak kuasa terhadap diri sendiri tidak pula terhadap diri orang lain, baik menolak mudharat maupun mendatangkan manfaat…..
Oleh karena itu, dinyatakan dalam lanjutan ayat tersebut:

"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allahlah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS: Al-Maaidah 76).
Terapkanlah kias yang sama terhadap para nabi lainnya, orang-orang shiddiq, maupun para wali, dengan begitu Anda akan sampai kepada hidayah dan kesuksesan. Dan ini juga merupakan ketetapan Rasul mulia s.a.w. yang mana beliau telah menutup seluruh pintu-pintu berkaitan bidan ini, melalui pintu yang paling utama …. sebagaimana dinyatakan oleh al-Quran. Allah Ta'ala berfirman:
"Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah."(QS: Al-A'raaf 188).

Allah Ta'ala berfirman:

"Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan"." (QS: Al-Jinn 21).
Allah Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah." (QS: Al-Maaidah 41).

Allah Ta'ala berfirman berkaitan para wali:

"Maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya". (QS: Al-Israa' 56).

Juga Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari." (QS: Faathir 13).

Sekurang-kurangnya, bagi orang yang bermata hati dan berakal sehat, ia memiliki kebimbangan dan keraguan menyangkut perbedaan menyolong antara sifat-sifat Sang pencipta dengan ciptaan menyangkut soal kemampuan memberi karunia atau mengabulkan doa, mencipta, menjaga, menyembuhkan, dan bahwa itu semua tidak layak bagi selain Allah ….. Maka siapakah yang layak menyandang sifat-sifat maha mendengar, maha melihat, maha mengabulkan doa-doa, menyirnakan duka, dan mengaruniakan karunia-karunia, Allah Ta'alakah atau makhluk yang fakir. Na'uzubillah, sekiranya Anda menyaksikan para wanita dan para lelaki yang berdiam di pekuburan para wali dari kalangan imam-imam dan orang-orang salih …. begitu khusyuk hati mereka, merendah leher-leher mereka, menunduk kepala mereka seraya merendahkan diri dan merenyuh, menangis, meratap, dan merengek …. mengabaikan sikap merendah kepada Sang Pengarunia hajat, Pengabul doa-doa, Pemberi kepada orang-orang yang berkebutuhan ….

Sementara itu dia menguncang-guncang jendela kubur …. mengeluh dan berteriak: "Saya datang dengan membawa tujuan, jangan engkau hinakan diriku! Saya pun meminta, maka jangan engkau tolak … Darimu saya harap dapat memperoleh cita-citaku, sedang dari yang lain saya tidak berharap.


Sekiranya Anda melayangkan pandangan mata ke kanan dan ke kiri, niscaya Anda akan dapat menyaksikan sikap-sikap dan ucapan-ucapan yang nyaris membuat bumi terbelah dan gunung-gunung pun menjadi hancur lebur….. yang mana mereka menganggap Allah punya sekutu ….

Di sana ada juga yang memohon: "Hai bapaku "orang mulia", hari kian panjang, zaman pun kian menjauh, aku mohon agar dapat menikah dalam waktu dekat sebelum datangnya ajal. Engkau penguasa segala masa …. bagimulah dan kepadamulah seluruh kemuliaan ?!!

Yang lain memohon rezeki dan kewibawaan, yang lain lagi meminta agar penyakit yang dideritanya dapat segera sirna dan menjadi sembuh, lalu dikaruniai bimbingan dan pemberian …. Bahkan terhadap mereka dilakukan undian antara sesama mereka…..?
Mohonlah bencana atas siapa pun (dari musuh-musuhmu), sebab ia dapat membalasnya seketika itu juga. Seolah-olah pada bagian kepalanya panas, ia pun akan menaklukkan setiap penindas dan orang-orang sombong tanpa menunda-nunda dan tanpa ragu-ragu ?!!

Mereka pun menulis menyangkut persoalan itu berbagai hikayat dan kisah-kisah yang disimpan oleh anak-anak kecil dan juga orang-orang tua ?

Sementara mereka yang lain lagi mereka mengambil tuhan jenis lain yang mana mereka bertakwa kepadanya. Mereka berdoa kepadanya ketika dalam kesulitan, dan ketika berharap rahmat: "Wahai Jailani …, wahai yang diperdengarkan kepadanya suara para pemuda sejak dari India sampai ke Bagdad. Wahai sang pengarunia orang-orang yang berharap, wahai yang memakai terumpah kayu ?!

Wahai orang yang mengabulkan doa-doa melalui beragam bahasa, kepadamu aku berharap tercapainya hajatku, kiranya sirnakanlah suka dukaku …..

Mereka pun menetapkan pada masing-masing imam spesialisasi untuk masing-masing kelompok manusia. Ini imam untuk keluarga si Anu. Yang itu "Singa Dujail" (Sab'u adDujail), dia spesialis untuk mengaruniai para penduduk Dujail. Yang lain untuk jazirah. Yang lain untuk wanita mandul. Yang lain lagi untuk penyembuhan…. Mereka menetapkannya sendiri di antara sesama mereka. Masing-masing kelompok dengan wali-wali yang ada pada mereka, mereka pun bergembira …..
Tiada lagi yang tersisa untuk menyebut nama Allah. Kalaupun ada, hanya untuk sumpah dusta ketika berjual beli. Jadi, mereka mempergunakan hak-hak Allah Ta'ala, tetapi melanggar perintahNya. Tidak memandang Allah sebagaimana seharusnya. Apabila disebutkan Nama Allah semata, maka terlihat jemu wajah mereka, dada mereka pun terasa sesak. Tetapi manakala nama imam-imam dan wali-wali disebut, seketika itu mereka bergembira dan bersikap baik. Dan mereka pun: "Masya Allah, dia punya keyakinan? Artinya keyakinan terhadap imam.
Maka benarlah pernyataan firman Allah Ta'ala tentang kondisi mereka:

"Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati." (QS: Az-Zumar 45).

Apakah cuma sedemikian, sedang yang lain tidak perlu ditinjau dan disimpulkan? Sekiranya Anda berselisih pendapat dengan salah seorang dari mereka di dalam berjual beli, niscaya akan tertutup bagi Anda segala jalan untuk berhubungan, kecuali apabila Anda menjadikan Abbas a.s. sebagai penanggungnya ….

Karena ia berkeyakinan, bahwa dusta itu perhitungannya ada pada si penanggung, sehingga ia pun dapat merasa tenang dan rela tanpa menolak ataupun menyanggah…. ?!

Sungguh!, ini adalah kesesatan yang jauh dan syirik yang diharamkan Allah Yang Mahamulia lagi Mahaterpuji. Dan Dia mengharamkan surga bagi orang-orang yang bersikap seperti itu, sehingga mereka bertobat kepada Allah dengan bertauhid ….. Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." (QS: Al-Maaidah 72).
Dan Allah Ta'ala menetapkan atas orang-orang tersebut, tidak akan diampuni. Dia berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS: An-Nisaa' 48).
Untuk itu Allah Ta'ala membuat permisalan. Dia berfirman:


"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu." (QS: Al-Ankabuut 41-43).
Juga Allah Ta'ala berfirman:

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS: Al-Hajj 73-74).

Oleh karena itu -wahai saudaraku mulia-, waspadalah terhadap dosa besar dan kezaliman besar ini. Sebab syirik adalah kezaliman yang besar. Sebab Allah Azza wa Jalla tiada menyerupai sesuatu pun, dan Dia Mahamendengar lagi Mahamelihat…. Manakala Anda berupaya untuk menyerupakannya dengan sifat-sifat para nabi, para wali, orang-orang besar, orang-orang bijak, para raja, maupun para tokoh, niscaya Anda sampai payah pun belum akan memperoleh yang setara …. Dan akan lelah akal pikiran Anda, sedang Anda belum mendapati yang serupa. Mahasucilah Dia dari apa-apa yang mereka persekutukan ….

Siapakah kiranya yang kuasa memberi daya tertawa dan daya menangis …. Siapa pulakah yang dapat mematikan dan menghidupkan ….. Siapa yang kuasa menjadikan kaya dan miskin….. Itulah Allah 'Azza wa Jalla.
Siapakah kiranya yang telah membinasakan 'Aad pada masa lampau, dan juga Tsamud sehingga tiada tersisa lagi…. Dialah Allah Yang Mahaberkah…… Tiada suatu binatang melata pun, melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya….. Tiada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus… Yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.

Semua makhlukNya berada di dalam GenggamanNya, di bawah keperkasaan dan ilmuNya. Tuhanku tiada sesat tidak pula lupa….. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang budak, Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri…. Tiada tuhan melainkan Dia, Yaitu Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy…. Kepunyaan-Nyalah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah, Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi….
Dengan penjelasan mana lagi mereka akan beriman sesudah firman Allah dan keterangan-keteranganNya….. Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu?
Waspadalah Anda untuk tidak mengikuti hawa nafsu, sebab hawa nafsu akan menjerumuskan diri Anda ke dalam kehinaan dan menyesatkan dari jalan-Nya.
"Nuun pada kata "al-Hawaan" (kenistaan), dicuri dari kata "al-Hawa" (hawa nafsu). oleh karena itu, manakala Anda telah berhawa nafsu, niscaya Anda dapati kehinaan."
Oleh karena itu, jangan lagi Anda menetek setelah disapih (berhenti menetek), hanya karena dorongan hawa nafsu. Sebab, menetek adalah untuk anak-anak kecil, bukan untuk laki-laki dewasa, dan haruslah bersabar menanggung derita disapih. Jika Anda bersabar, niscaya Anda pun akan diganti dengan kelezatan iman sebagai ganti pahitnya hawa nafsu …

Allah Ta'ala berfirman:

"Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". (QS: Al-Anfaal 70).
 

ISLAMIC MEDIA IBNUISA
Kritik & Saran

INDEX