Insane

Majlis kelima

Sikap Syi’ah Itsna Asyriyah terhadap Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu

Di masa Jahiliyah maupun Islam

Semua memuji kewibawaannya

Dibalik sikap kerasnya

Ada rahmat bagi semesta

Antara bidang dadanya

dan sikap keberaniannya

ada hati selembut hati ibu

yang menimang anaknya

sesungguhnya yang bara’ dari Al Faruq

Allah mensucikannya dari cacat

dan aib yang dituduhkan

Ia tercipta dari tanah Firdaus

Allah letakkan di hatinya

Sesuatu yang mensucikannya

Tiada  kesombongan di hati

Atau kezhaliman mengikuti

Atau dengki menyelimuti

Dan sikap rakus yang memperdaya[70]

Itulah Al faruq Umar bin Khaththab bin Nufail Al ‘Adawi sahabat utama setelah As Shiddiq Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu.

            Masuk Islamnya beliau menjadi kekuatan bagi kaum muslimin lagi kemenangan yang nyata. Segera setelah itu mereka mengikrarkan keislaman  setelah  sekian lama dipendam. Beliaulah ikon pemisah antara kebenaran dan kebatilan hingga Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjulukinya pada hari tersebut dengan “ Al Faruq” ( Sang Pembeda).[71]

            Beliau sangat kuat memegang agama, keras dalam hal kebenaran, tidak peduli celaan demi perintah Allah, cerdas pikirannya, tajam akalnya dan terang mata hatinya. Allah menjadikan kebenaran ada lisan dan hatinya.

            Umar Bin Khattab menjabat Khalifah setelah Ash Shiddiq. Masa pemerintahannya menjadi kunci pembuka  kemenangan Islam dan penyangga perjuangan ditandai dengan jatuhnya  singgasana Kisra ( Raja Persi) dan Qaisar (Raja Romawi), Raja dua negeri besar pada saat itu.

            Sifat adilnya telah terdengar di segala penjuru dunia hingga menjadi satu adagium (permisalan). Rakyat yang jauh maupun yang dekat mencintai beliau sampai-sampai mereka berangan andaikan Allah mengambil sebagian umur mereka untuk diberikan padanya supaya pemerintahannya yang aman dan adil terus langgeng, terus menjaga Izzatul Islam dan mengayomi kaum muslimin. Namun para pengkhianat dan pendengki menjulurkan tangan-tangannya menghentikan langkah pemimpin agung ini. Adalah Abu Lu’lu’ah seorang majusi yang bengis telah menikamkan sebilah pisau bermata dua yang telah diasah dan dilumuri racun ke lambung dan pundak beliau saat beliau shalat shubuh. Hal itu ia lakukan demi membalaskan dendam kaumnya para Majusi yang telah beliau musnahkan dan demi api sesembahan yang beliau padamkan. Semua telah menjadi takdir Allah yang mesti berlaku.

            Semoga Allah meridhoi Umar, sungguh keislamannya telah menjayakan Islam, kekhilafahnnya menjadi kunci kemenangan dan kematiannya merupakan kesedihan mendalam bagi Umat Muhammad Shollalahu ‘alahi wasallam.

            Kaum Muslimin senantiasa mengenangnya seiring masa berlalu, mengenang keutamaan beliau dan profilnya yang mulia, menyanjung keadilannya hingga dijadikan suatu permisalan. Terkecuali Orang Syi’ah, meski demikian mulia dan dekatnya beliau dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tapi tetap saja mereka sakiti beliau dengan lisan mereka yang setajam pisau, mereka lempari beliau dengan cercaan dan celaan juga tuduhan yang keji. Berikut saya sebutkan diantaranya :

1.      Tuduhan Syi’ah bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu terkena penyakit yang obatnya kencing laki-laki.

Mereka menghina Umar dengan mengatakan beliau terkena penyakit di –maaf- dubur beliau yang tidak bisa diobati kecuali dengan kencing orang lelaki.[72] Merasa tidak cukup dengan hanya ‘menyindir’ seperti ini mereka menghina beliau terang-terangan dengan mengatakan Umar telah di sodomi : Diriwayatkan oleh Al Ayashi –orang Syi’ah- ,” Orang yang pertama kali disebut Amirul Mukminin pernah disodomi”.[73]  Dan telah menjadi maklum bahwa Umarlah yang pertama kali disebut sebagai Amirul Mukminin.[74]

Tuduhan ini mereka arahkan ke wajah orang yang Imam Pertama mereka, Ali Bin  Thalib suka andaikata beliau menghadap Allah dengan amalan seperti amalannya[75] dan menikahkan putrinya, Ummu Kultsum dengan orang ini[76]. Adakah Imam yang menurut mereka maksum senang ketika menghadap Rabnya amalannya serupa dengan amalan orang disodomi ?!! Bagaimana bisa seorang Imam Maksum menikahkan putrinya dengan orang yang pernah disodomi ?!! jawabnya kita serahkan pada mereka.

 

2.      Tuduhan Syi’ah akan kekafiran dan kemunafikan Umar radhiyallahu ‘anhu 

 

Mereka mngatakan beliau telah kafir tapi menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekufurannya.[77] Taraf kekafirannya seperti kafirnya Iblis bahkan mungkin melebihi.[78] Mereka juga melaknat orang yang masih ragu akan kafirnya Umar karena orang yang berakal tidak akan ragu lagi akan hal ini :

Al Majlisi berkata,: Tak ada alasan bagi orang yang berakal untuk ragu akan kufurnya Umar. Laknat Allah dan Rasulnya atasnya juga atas orang yang masih menganggapnya muslim dan orang yang tidak mau melaknatnya”.[79]

 Anehnya lagi tuduhan ini mengarah kepada sahabat yang Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersaksi akan keimanannya kepada perkara ghaib dalam sabdanya pada para sahabat, saat itu Umar tidak ada,” Ketika seorang penggembala menjaga kambingnya, seekor serigala meloncat memangsa seekor kambing, Si penggembala pun merebutnya kembali. Serigala itu lalu menoleh kepadanya dan berkata,” Kapankah hari Kiamat tiba[80], hari dimana tak ada penggembala selain diriku?”. Dan tatkala seorang lelaki menggiring seekor kerbau untuk menyerang serigala itu, kerbau menoleh pada lelaki tadi dan berkata,” Aku tidak dicipta untuk hal ini, tapi aku diciptakan untuk membajak sawah”. Ketika sahabat mendengar hal tersebut mereka berkata, “Subhanallah”. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “ Aku percaya, begitu juga Abu Bakar dan Umar”.[81]

 

Rasul shollalahu ‘alahi wasallam  juga memuji Umar dalam sabdanya,” Dalam tidurku akau melihat manusia dihadapkan kepadaku dan mereka mengenakan pakaian, di antara mereka ada yang hanya mengenakan pakaian sampai dadanya dan ada yang lebih rendah dari itu, Lalu Umar lewat sedang pakaiannya menutupi seluruh tubuhnya”. Para sahabat bertanya,” Apa ta’wilan anda Ya Rasulullah?”. Beliau menjawab,” Ad Dien”.[82] Beliau juga menyebutkan bahwa setan lari jika bertemu Umar di tengah jalan[83]. Semua itu tidak lain karena kuatnya iman dan keyakinannya .

Jika sahabat nomer dua setelah Abu Bakar yang telah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sifati memiliki kekuatan iman serta keyakinan kuat saja dianggap kafir menurut Syi’ah maka bagaimana nasib sahabat yang lebih rendah keimanannya dari dirinya?!!

3.      Kegembiraan Syi’ah akan matinya ( baca: syahidnya) Umar RA  dan menjadikan hari terbunuhnya beliau sebagai hari raya mereka.

Orang Syi’ah sangat senang dan gembira pada hari dimana Umar terbunuh,mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari besar mereka dan mentahbiskan pembunuhnya, Abu Lu’lu’ah orang majusi sebagai muslim terbaik :

Muhammad bin Rustum At Thabari meriwayatkan dari Al Hasan bin Al Hasan As Samiri  bahwa ia berkata,” Aku dan Yahya bin Ahmad bin Juraij Al Baghdadi pergi menuju rumah Abu Ahmad bin Ishaq Al Baghdadi[84]  sahabat Imam Al Askari Alais salam di kota Qum. Lalu kami mengetuk pintu. Dari dalam rumah keluar seorang anak perempuan Irak. Kami pun menanyakan beliau padanya. Anak itu berkata,” Beliau dan keluarganya sedang sibuk karena hari ini adalah hari raya”. Kami berkata,” Subhanallah! Hari raya kami hanya ada empat: Iedul Fitri, Iedun Nahr, Al Ghadir[85] dan Jum’at?!. Ia berkata,” Tuanku Ahmad bin Ishaq meriwayatkan dari tuannya Al Askari dari ayahnya Ali bin Muhammad Alaihissalam bahwa hari ini adalah hari raya, hari raya terbaik menurut ahli bait dan para walinya…-ia bercerita tentang keluarnya Ahmad bin Ishaq kepada mereka dan riwayat dari Al Askari dari bapaknya dari Hudzaifah bin Al Yaman bahwa beliau menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pada hari ke-9 Rab’ul Awal dan menyebut-nyebut keutamaan hari itu pada beliau dan aib orang yang terbunuh dihari itu. Hudzaifah berkata,” Wahai Rasulullah, adakah umatmu yang merusak kehormatan ini?”. Beliau bersabda,” Aku telah mengebiri seorang munafik yang menzalimi ahli baitku, ia memberlakukan riba pada umatku, menyeru mereka pada dirinya, menjadi sombong atas umat sepeninggalku, menyesatkan manusia, merubah kitab dan sunnah….dan seterusnya hingga sampai pada perkataan..,” kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam masuk rumah Ummu Salamah dan akupun pulang tanpa menyisakan keraguan soal perkara syaikh kedua – yang dimaksud adalah Umar RA[86]- hingga aku melihatnya sepeninggal beliau Shollalahu ‘alahi wasallam membuka lebar pintu kejahatan, kembali pada kekufuran dan murtad serta mendistorsi Al Qur’an, lalu Allah mengabulkan do’a tuanku Fatimah atas munafik ini dan ia terbunuh di tangan Sang Pembunuh…”. Ia juga menyebutkan cerita bahwa dirinya masuk rumah Ali RA dan mengucapkan selamat atas terbunuhnya Umar  RA, dan pengkhabaran Ali bahwa hari raya ini memiliki 72 nama, diantaranya “Hari hilangnya bencana”, “Hari Huru-hara” dan “ Hari penyesalan si zalim” serta “ Hari kegembiraan Syi’ah”.[87]

Orang Syi’ah sangat menyayangi Abu Lu’lu’ah Al Majusi ini, mereka menganggapnya orang muslim yang mulia dan mengatakan bahwa ia membunuh Umar sebagai hukuman atas kezaliman dan penghinaan yang Umar lakukan terhadapnya.[88] Mereka menggelari Abu lu’lu’ah dengan “Baab Syujja’u Ad Dien” (Pintu keberanian bagi agama).[89]

Syi’ah Itsna Asyriyah menampakkan kegembiraan yang sangat dihari terbunuhnya Umar dengan menyanyikan lagu-lagu tentang kematian beliau radhiyallahu ‘anhu ditangan pembunuhnya. Pengarang Kitab “ Uqadu Ad Durur fie Baqri Batni Umar”  dalam satu bab ia berkata,” Pasal ke-empat, bab tentang wajibnya merayakan hari bahagia ini, hari ini adalah hari yang paling menggembirakan bagi orang Syi’ah yang ikhlas.- lalu ia menyebutkan syair yang dinyanyikan pada hari ini-:

 

            Sekelumit kata yang jernih

dan lafal kalimat yang menggelora

ketika kesejahteraan

muncul di ufuk angan

desau angin silih berganti

dari pagi hingga sore hari

di hari terbunuhnya Umar Si Fajir

yang tak beriman pada Allah dan Hari akhir

penyulut bencana penebar kerusakan

hingga hari manusia dikumpulkan

keceriaan mengisi gelas-gelas kaca

dengan arak dari hulu sukma

di campur  lembutnya rasa gembira [90]

            Kemudian ia melanjutkan dengan Syair panjang yang mengungkapkan rasa gembira di hari terbunuhnya Umar.[91]

            Dari keyakinan Syi’ah ini tercium aroma busuk rasa dengki dan ta’ashub pada golongan Majusi . Sedang Abu Lu’lu’ah adalah orang majusi yang kafir, ia membunuh Umar karena ingin membalas dendam agama dan negerinya karena Umarlah yang menjadi penyebab matinya api majusi dan runtuhnya kerajaan mereka. Ia terpanggil rasa dengki pribadi – jika tidak boleh dikatakan ia disuruh seseorang- lalu membunuh Umar serta beberapa belas sahabat lainnya. Jadi pembelaan Syi’ah ini adalah bentuk pembelaan atas orang kafir : Ibnu Taimiyah menceritakan perihal kaum Syi’ah,” Oleh itu engkau lihat orang Syi’ah membela Abu Lu’lu’ah Si Majusi kafir, diantara mereka ada yang berkata,” Ya Allah ridhoilah Abu Lu’lu’ah dan himpunlah aku bersamanya”. Yang lain mengatakan,” Perbuatan Abu Lu’lu’ah setara dengan tindak kriminal yang telah dilakukan Umar. Abu Lu’lu’ah kafir menurut kesepakatan Ahli Islam. Ia orang majusi penyembah Api…, Ia membunuh Umar karena benci terhadap Islam dan pemeluknya demi membela agama Majusinya dan balas dendam terhadap Umar karena telah` menaklukkan negerinya, membunuh pembesarnya dan membagi-bagi harta mereka”.[92]

             Apa yang saya sebutkan ini hanya sekelumit dari selaksa tuduhan yang ada dalam buku-buku mereka yang mengarah kepada sahabat mulia, sahabat yang paling dicintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam setelah Abu Bakar dan putrinya.[93]

 


[70] Dari qasidah panjang Sang Penyair Hafidz Ibrahim tentang Al Faruq Umar bin Al Khttab RA.

[71] Tabaqat Ibnu Sa’ad 3/270.

[72] Al Anwar An Nu’maniyah 1/63. Ungkapan seperti ini terdapat dalam kitab syi’ah muashir lainnya yang terkenl dengan sebutan “ Az Zahra’ fie As Sunnah wa At Tarikh wa Al Adab” karangan Muhammad Kadzim Al Kifa’i cet.1.Th. 1369 H. Pengarang berkeinginan meneruskan sebelas juz lagi , juz kedua telah dicetak tahun 1371 H dalam 408 halaman namun Ia tidak bisa melanjutkan sisanya. Agha Bazrak Al Ath Thahrani menganggap kitab ini adalah kitab Syi’ah dan menggabungkan dengan karangannya Adz Dzari’ah ila Tashanifi Asy Syi’ah 12/67.Ustadz Basyir Al Ibrahimi , Syaikh Ulama Al Jaza’ir, telah melihat adanay ungkapan keji  dalam kitab ini ketika pertama kali berkunjung ke Iraq. Lihat Al Khutut Al ridhah, Muhibbuddin Al Khatib hal 7. Sarabun fie Iran, Ahmad Al Afghani hal 25.

[73] Al Jaza’iri menukil darinya dalam Al Anwar An Nu’maniyah 1/63.

[74] Al Isti’ab, Ibnu Abdil Barr 2/466-467.

[75] Sahih Bukhari 5/77. Kitab Fadhlu Sahabah, Manaqib Umar RA

[76] Pernikahan ini juga disebutkan Syi’ah dalam buku mereka  seperti Al Furu’ minal Kafi, Al Kulaini 6/115. Al Asy’atsiat, Al Asy’ats Al Kufi hal 109. Asy Syafi, Al Murtadho hal 216. Awa’ilu Al Maqalat, Al Mufid hal 200-202. Biharu Al Anwar, Al majlisi 9/621-625. Mashaibu An Nawashib, At Tusturi hal 169.

[77] As Sirat Al mustaqim, Al Bayadhi 2/223-22. Nufhatu Al Nufhatu Al Lahut, Al Kurky., Al Kurki qaf 49/ba’-52/alif. Ihqaqu Al Haq , At Tusturi hal 284. Aqaidu Al Imamiyah , Az Zanjani 3/27.

[78] Tafsir Al Ayashi 2/223-224. Al Burhan, Al Bahrani 2/310. Biharu Al Anwar, Al Majlisi 8/220.

[79] Jala’u Al Uyun, Al Majlisi hal 45.

[80] Tertulis “ Yaumu As Sab’i, yang bermakna: Hari Kiamat. ( Fathul Bari Juz.3 hal.334)

[81] Sahih Bukhari 5/78. Kitab Fadhlu Sahabah, Manaqib Umar RA. Muslim 4/1857-1858. Kitab fadhoilu sahabah, min fadhoili Abi Bakr Ash Shiddiq.

[82] Sahih Bukhari 5/79. Kitab Fadhlu Sahabah, Manaqib Umar RA

[83] Sahih Al Bukhari 4/256 kitab Bad’i Al Khalqi bab sifati Iblis.

[84] Al Kasyi  As Syi’i menganggapnya sahabat Al Hasan Al Asy ‘ari yang tsiqah. Ikhtiyar ma’rifati Ar Rijal , At Tusi hal 557-558.

[85] Hari Ghadir Khum tanggal 18 Dzulhijjah –pent.

[86] Mereka menyebutnya “Ats Tsani” karena ia orang kedua yang merampas khilafah dari Ali RA . Liha t referensi berikut: Dalailu Al Imamah, Ibnu Rustum hal 257-258. Al Bayadhi dalam As Sirat Al Mustaqim 3/26. Tafsir As Shafi, Al Kasyani 2/570. Al Burhan , Al Bahrani 4/187. Muqaddimahnya, Abu Hasan Al Amili hal 171,249,260,270,341.

[87] Dinukil Ibnu Rustum semuanya dari :  Al Bayadhi dalam As Sirat Al Mustaqim 3/29. Al Majlisi, Biharul Anwar 20/330. Nimatullah Al Jaza’iri, Al Anwar An Nu’maniyah 1/111-118. Uqadu ad D urur fie Baqri Batni Umar, qaf 1-3. An Nuri At Tabrisi dalam Fashlu AL Khitab hal 219. Muhammad Hadiq At Thaba’ba’i dalam Majalisu Al Muwahidin hal691. Muhammad Al Hakmi dalam Syarh Al Khutbah Asy Syaqsyaqiyah hal 220-222 mereka semua memaparkan kisah panjangnya.

[88] Uqadu ad D urur fie Baqri Batni Umar, 2-4.

[89] Al Kuna wa Al Alqab, Abbas Al Qummi 1/147.

[90] Uqadu Ad D urur fie Baqri Batni Umar, qaf 6

[91] idem

[92] Minhaju As Sunnah An nabawiyah, Ibnu Taimiyah 6/370-371.

[93] Sahih Bukhari 5/329 kitab Al Maghazi bab perang Dzatu Salasil.

 

Islamic Media Ibnuisa
Kritik & Saran
Counter
HOME