Old school Easter eggs.

ISLAMIC MEDIA 2008
Tampilan PC, Desain & File Berasal Dari Pakdenono
Posting Oleh Islamic Media
KRITIK & SARAN



 

Mengungkap Rahasia Al-Quran

 


PENGANTAR

Sayyid Ahmad Husaini
 

Pembahasan dan pengkajian Al-Quran yang dilakukan Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i mempunyai keistimewaan tersendiri. Dalam menjelaskan maksud, pengertian dan makna-makna Al-Quran, terlebih dahulu ia merujuk kepada Al-Quran sendiri, sebelum merujuk kepada sumber-sumber yang lain.

Di antara para mufasir dan orang-orang yang mengkaji ilmu-­ilmu Islam, dahulu maupun sekarang, banyak yang mempunyai prakonsepsi dan endapan-endapan pemikiran yang mereka peroleh dengan jalan mendalami masalah-masalah atau berkenalan dengan aliran-aliran filsafat dan teologi atau dengan mengikuti mazhab­mazhab ilmu kalam dan fiqh tertentu. Kemudian dengan perangkat ilmu yang dimiliki, mereka berusaha untuk menerapkan pra­konsepsi dan endapan-endapan itu pada ayat-ayat Al-Quran dan bersiteguh memahaminya menurut pandangan-pandangan mereka sendiri.

Dalam banyak buku tafsir dan pengkajian yang sampai kepada kita, sedikit pun tidak dijumpai pemikiran untuk membiarkan AI-Quran berbicara sendiri sebelum diusahakan untuk diterapkan pada pandangan-pandangan dan pendapat-pendapat pribadi. Ada buku tafsir yang didominasi pemikiran i'tizali karena pengarangnya menganut mazhab Mu'tazilah. Ada yang terlalu diwamai pemikiran zhahiri karena pengarangnya memeluk mazhab zha­hiriah. Ada pula yang terlalu diwarnai pemikiran filsafati karena ditulis oleh orang yang mengikuti pendapat-pendapat para filosof. Dan ada pula tafsir yang menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah empiris-materialistis, karena pengarangnya ingin menunjukkan pengetahuannya yang memadai tentang ilmu-ilmu pengetahuan modern.

Demikianlah, Al-Quran secara terus menerus diterapkan pada hasil-hasil penemuan ilmiah dan pemikiran dalam bidang filsafat dan hukum. Dan kadang-kadang juga pada hasil-hasil olahrasa.

Yang mengherankan, di antara para mufasir dan orang-orang yang mengkaji Al-Quran, ada yang memastikan bahwa pendapat­nya mengenai satu ayat merupakan pendapat yang paling benar, seakan-akan tidak terbantah dan tidak dapat diragukan. Padahal, seandainya dia merenungkan ayat-ayat lain yang serupa, maka dia akan menemukan kesimpulan yang menentang pendapatnya itu dan menggoyahkan semua kepercayaan dan pendapat yang telah dibangunnya. Sepertinya, ia hidup hanya dengan satu ayat itu saja, sampai-sampai tidak memikirkan konteks dan suasana ayat yang dipelajarinya.

Dari titik tolak ini, kita mengetahui nilai dan pentingnya pembahasan Thabathaba'i dalam pengkajian Al-Quran. Dia tidak fanatik terhadap suatu teori tertentu yang membara di hati dan meresap dalam pikirannya, sehingga tidak memungkinkannya untuk melepaskan diri darinya. Tetapi ia merenungkan secara mendalam ayat-ayat yang sama-sama membahas satu masalah untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dan apa yang dapat disimpul­kan. Kemudian, kesimpulan dari pengkajiannya yang mendalam itu pun menjadi pendapatnya sendiri, tanpa memperhatikan pen­dapat orang lain yang, dalam memahami ayat-ayat AI-Quran, tidak membahasnya secara ilmiah.

Kami tidak bermaksud mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengkaji bermacam-macam pendapat dan teori-teori dalam pe­nafsiran Al-Quran. Tetapi kami ingin mengatakan bahwa ia tidak terpengaruh oleh pendapat-pendapat itu sampai memaksakannya pada Al-Quran dan berusaha dengan segala upaya untuk meng­artikan ayat-ayat Al-Quran dengan pengertian yang tidak benar.

Ini adalah metode yang benar, yang tampak dengan jelas dalam kitab tafsirnya yang besar, Al-Mizan fi Tafsiril Qur'an. Metode ini pulalah yang tampak dalam pembahasannya mengenai beberapa masalah 'Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Quran) dalam buku ini. Dalam Mukadimah ia mengatakan: "Dari itu, dalam pembahasan ini kami bermaksud mengenalkan arti penting Al-Quran sebagai­mana yang ditunjukkan oleh Al-Quran sendiri, bukan seperti yang kita percayai dan gambarkan. Adalah jelas bahwa di antara kedua­nya terdapat banyak perbedaan bagi orang yang memikirkannya secara mendalam."

Meskipun tidak baru dalam pasal-pasal pembahasannya, buku ini terasa mengandung kebaruan dalam metode ilmiahnya. Pada waktu membicarakan satu masalah, ia lebih merujuk kepada ayat­ ayat Al-Quran dan menyimpulkan maksudnya, daripada merujuk pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para mufasir dan pengkaji Al-Quran.

Oleh karena itu, dalam mengalihkannya ke dalam bahasa Arab, kami bermaksud mengundang partisipasi para pembaca berbahasa ini dalam pembahasan yang dikemukakan dengan metode baru ini. Kami yakin, pembaca yang mulia akan mendapatkan manfaat yang besar ketika membuka lembar demi lembar buku ini.

Hanya Allah-lah yang dapat memberikan petunjuk menuju jalan kebenaran dan jalan yang lurus.

 

 

Sayyid Ahmad Husaini
(Penerjemah Parsi ke Arab)

 

 

2

<BACK

ISI BUKU

NEXT>

2



 
   
 

- konversi html & chm oleh pakdenono, juni 2007 -
 www.pakdenono.com