2. EMIGRASI DARI SEMENANJUNG ARAB KE MESIR
-----------------------
Antara tahun 1700 sampai dengan 1550 S.M. negeri Mesir
dikuasai oleh anak suku HYKSOS, yang juga dikenal dengan
gelaran "Raja-raja Padang Pasir" atau "Raja-raja Gembala."
Anak suku Hyksos ini masuk dalam golongan ARIBA MUTARRIBA
yang berbahasa Aramiya dengan dialek Kanaanit. Ketika musim
kemarau yang terlampau lama melanda Kanaan, dua atau lebih
dari anak suku keturunan Ya'kub diizinkan oleh Raja Hyksos
untuk berhijrah ke delta sungai Nil (GOSYEN) yang subur.
Tidak mustahil bahwa kebaikan dari Raja Hyksos ini adalah
karena mereka sama-sama berasal dari Kanaan.
Tetapi ketika pada tahun 1550 S.M. timbul suatu
pemberontakan yang berhasil menggulingkan dinasti Hyksos,
seraya mengusir kaum Hyksos dari Mesir, maka saat itu
dicatat sebagai permulaan masa penderitaan bagi keturunan
dari suku-suku Bani Israel.
Walaupun keturunan suku-suku Bani Israel hidupnya ekslusif,
namun setelah mereka berdiam selama lebih kurang 500 tahun
di Gosyen, Mesir, maka bersatu-padulah (SYNCRETISME) dalam
banyak hal. Seperti nama-nama khas Mesir untuk nama
perorangan, percampuran adat-istiadat dan bahasa, hingga
boleh dikatakan terlupalah dialek asalnya, yakni dialek
Kanaanit.
Pada masa itulah Nabi Musa dilahirkan. Ia dipungut dari kali
NIL oleh seorang Puteri Firaun, kemudian diangkatnya sebagai
anak. Dengan demikian ia (Musa) dibesarkan, dididik dan
diajar di istana Fir'aun Rameses II. Sudah barang tentu Nabi
Musa terpengaruh oleh alam lingkungan istana. Tidak
diragukan lagi bahwa ia berfikir dan berbicara dalam bahasa
Koptik Kuna dan menulis dengan aksara hieroglyphe.
Islamic Media 2008 Kritik & Saran INDEX UTAMA |