Polly po-cket

 PENDAHULUAN
-------------------------
 
Nama  "Bijbel" diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan kata
Arab "Al-Kitab," nama  yang  dapat  menyesatkan  orang  yang
kurang  mengerti,  karena  nama  itu  dapat  juga  diartikan
"Antara  lain  Qur'an."  Mungkin  sekali   dipilihnya   kata
Al-Kitab  karena  Al Qur'an menamakan Ahl el-Kitab umat-umat
yang telah diberi petunjuk Ilahi, seperti  ummat  Nabi  Musa
dan Nabi Isa, tetapi tidak menerima Nabi Muhammad s.a.w.
 
Bijbel  terdiri dari buku-buku kanonik, yaitu buku-buku yang
dianggap suci oleh  gereja  pada  umumnya.  Kalimat  "kanon"
berarti  "wet  keagamaan  (kudus),"  sedangkan  kalimat Arab
"qanun" berarti "wet bukan keagamaan (administrative)."
 
Bijbel terbagi atas  "Perjanjian  Lama,"  yaitu  juga  kitab
sucinya   ummat   Yahudi,   dan   "Perjanjian  Baru,"  yaitu
kitab-kitab yang diterbitkan oleh gereja Nasara kuna
 
"Perjanjian Lama"  terdiri  dari  lima  kitab  yang  katanya
berasal  dari  Nabi  Musa, dan yang dinamakan Thora (Taurat,
Torat) atau Pentateuchus, 17 aneka kitab (Ketubim), termasuk
Zabur,  dan  17  kitab nabi-nabi (Nebiim). "Perjanjian Lama"
ini  disusun  oleh   banyak   orang   selama   berabad-abad;
bagian-bagian  yang  termuda  bertarikh kira-kira dari tahun
300 S.M. Kelima kitab Pentateuch itu, ialah  Kitab  Kejadian
(Genesis),  Kitab Keluaran (Exodus), Kitab Imamat orang Lewi
(Leviticus),  Kitab  Bilangan  (Numeri)  dan  Kitab  Ulangan
(Deuteronomium).
 
"Perjanjian  Baru" terdiri dari 4 buah karangan Injil, yaitu
masing-masing dari Matius, Markus,  Lukas  dan  Yahya,  lalu
Kisah  perbuatan Rasul-rasul, 21 buah Surat kiriman termasuk
14 buah dari Paulus, dan sebuah bab Wahyu. "Perjanjian Baru"
ini tersiar antara akhir abad pertama dan akhir abad II, dan
tersusun pada akhir abad IV.
 
Autographa, yakni naskah-naskah asli, dari "Perjanjian Lama"
dan  "Perjanjian  Baru"  tidak ada; hanya ada aneka codices,
yakni salinan-salinan kuna, yang  berlain-lainan,  dan  oleh
karenanya  senantiasa  menderita  perubahan  dalam  teks dan
terjemahannya.
 
Adapun riwayat perkembangan terjemahan, baik terhadap naskah
maupun  makna  berubah-ubah.1  Pada  tahun  1881 ketika para
penterjemah Protestan dari King James Version of  the  Bible
(1607  - 1611) dapat memeriksa Codex Alexandrinus dan Gereja
Timur dan Codex Vaticanus dan Roma yang sebelumnya orang  di
luar  Gereja  Roma  Katolik tidak dibolehkannya, dan setelah
para    penterjemah     di     atas     menyusun     kembali
manuscript-manuscript  Yunani,  menemukan 6000 kesalahan dan
seperempat dari padanya berubah maknanya.  Ini  oleh  karena
digunakan  salinan lain dan salinan naskah Yunani yang asli.
Mereka mengunakan  naskah  Yunani  yang  salah  dan  Etienne
(1550).
 
Tentang   hal  ke-empat  Injil  (berita  baik)  yang  kanon,
tertulis dalam bahasa Yunani sehari-hari (Griek Koine),  ini
dikenal  orang  dalam sesuatu bentuk pada abad kedua sebagai
kisah-kisah belaka. Menurut Peak's Commentary on the  Markus
kira-kira   tahun  65  -  70;  Matius  kira-kira  85;  Lukas
kira-kira 90 - 95; Yahya kira-kira 110. Karena ummat Nasrani
kuna  percaya  bahwa  akhir  zaman  sudah sangat dekat, maka
tidak terdapat tulisan-tulisan yang berupa sesuatu standard.
Semula    juga   dinamakan   tulisan-tulisan   (injil)   ini
"memoires"  yakni  kisah-kisah,  belum   dikandung   maksud
menamakannya     "injil."    Lambat-laun    tulisan-tulisan
membanyak, hingga timbul pertentangan-pertentangan mana yang
suci   (Kanon)   dan   mana   yang  harus  diragukan/ditolak
(apocrypha), hal  mana  didiskusikan  di  beberapa  muktamar
gereja.
 
Baru  pada  Muktamar  Kartago  yang  Ketiga  pada tahun 397,
dimana turut hadir Agustinus,  dapat  dipastikan  Kanon  dan
Perjanjian Baru. Menurut Al-Haj Khwaja Nazir Ahmad "Jesus in
Heaven on Earth," halaman 14 dan 15, cara  menentukan  Kanon
agak   menggelikan.   Para  uskup  pada  muktamar,  meskipun
bersembahyang terus-menerus  dengan  khusyuknya,  tak  dapat
berkat Ilahi akan suatu keputusan yang sama.
 
Akhirnya,  atas  saran dari pada seorang uskup, segala kitab
diletakkan di atas sebuah  meja  dan  para  uskup  duduk  di
sekitarnya  dengan  mata  tertutup,  sambil memohon petunjuk
Ilahi atas nama Yesus Kristus. Ketika selesai  bersembahyang
dan  membuka  mata ditemukan di atas meja ke-empat injil dan
kitab-kitab  keajaiban  yang  Kanon  dari  Perjanjian  Baru.
Seorang  dalam  kamar  yang  membuat keajaiban itu atas nama
Yesus  Kristus:  demikianlah  terjadi  penemuan  Kanon  dari
Perjanjian Baru.
 
Pembagian atas bab-bab dilaksanakan oleh Kardinal Hugo de S.
Caro pada tahun 1236,  dan  pembagian  atas  ayat-ayat  oleh
Robertus Stephanus pada tahun 1551.
 
Salinan   tulisan   tangan  (codices)  dalam  bahasa  Yunani
sehari-hari yang tertua ada tiga buah: (1) Codex  Sinaiticus
atau  Alpha  yang  ditemukan oleh Tischendroff di Jabal Sina
pada tahun 1859 dan yang katanya dari  abad  IV.  (2)  Codex
Alexandrinus  yang ditemukan oleh Cyril Luker, Patriach dari
Konstantinopel (Istambul), pada tahun 1621 dan yang  katanya
dari  abad  V,  sekarang berada di British Museum, (3) Codex
Vaticanus yang katanya  dari  abad  IV.  Masing-masing  yang
tersebut  itu  tidak  lengkap  dan  berlain-lainan.  Tulisan
tangan (manuscript) yang dikenal sebagai Codex Ephraemi Syri
dan    Codex    Bezae   mempersulit   banyak   hal,   karena
perbedaan-perbedaan dalam perkara-perkara yang penting2
 
Misalnya Kisah Perbuatan Rasul-rasul 1:1-3. "I Composed  the
first  book,  O  Theophilus,  on  all  that  Jesus, from the
beginning, did and taught, until the day when, having  given
command  to  the  apostles,  whom  he had chosen by the Holy
Spirit, he was taken away. They  also  it  was  to  whom  he
presented  himself  alive  after  his passion by many proofs
..." (Codex Alexandrinus).
 
"I composed the first book, O Theophilus, on all that Jesus,
from the beginning did and taught, until the day when he was
taken away, having given command to the apostles whom he had
chosen  by  the  Holy  Spirit, and to whom he gave orders to
preach the Gospel.. They also it saw to  whom  he  presented
himself .." (Codex Bezae)
 
Kedua  naskah tersebut tidak sama. "He was taken away" dalam
Revised Standard Version  "he  was  taken  up"  kedua-duanya
artinya  "ia  diangkat,  dinaikkan,"  dan di Al-Qur'an 4:158
"Allah mengangkatnya kepadaNya," semua ini tidak  mengatakan
bahwa  Yesus  terbunuh  mati.  Nyatalah  bahwa ayat "he gave
orders to preach the Gospel," adalah tambahan belaka.
 
Fasal  5:7  dari  "Surat  Kiriman  Yang  Pertama  dari  pada
Yohanes" dari "Authorized King James Version" yang berbunyi:
"Karena tiga yang menjadi  saksi  disurga,  yaitu  Bapa  dan
Kalam  dan  Rohulkudus, maka ketiganya itu menjadi satu" tak
dapat ditemui dalam codices yang lebih tua, pun tidak  dalam
terbitan akhir, yakni dalam "Revised Standard Version."
 
Pula  dalam  Matius  28:19  dan  Markus 16:15, 16 yang suruh
jadikan sekalian bangsa,  murid  serta  membaptiskan  dengan
nama  Bapa,  dan  Anak  dan Rohulkudus, adalah ayat tambahan
belaka di kemudian hari,  karena  ayat-ayat  tersebut  tidak
terdapat dalam codices yang lebih tua. Ayat-ayat inilah yang
menyebabkan ajaran Kristus yang semula hanya terbatas kepada
Bani Israil, menjadi missionary dan dari Monotheisme menjadi
Trinitarisme.
 
Terjemahan Latin, termasuk Vulgata,  terbagi  atas  golongan
Afrika dan golongan Eropa. Codex Babiensis, Codex Palatinus,
Codex  Floriacenis  dan  beberapa  lagi  termasuk   golongan
Afrika,  sedangkan  Codex  Vercellensis,  Codex  Veronansis,
Codex Monacensis dan  lebih  kurang  8.000  manuscript  lagi
termasuk  golongan  Eropa.  Ada  lagi  terjemahan-terjemahan
Syriac (Siryani), Mesir, Armani, Habasyi, dan sebagainya.
 
Di bawah Kardinal Ximenes dicetak pada tahun 1514 Perjanjian
Baru  dalam  bahasa Griek. Pada tahun 1516 Erasmus keluarkan
terbitan lain. Pada tahun 1551  dan  dicetaknya  pada  tahun
1624 Stephanus mengeluarkan naskah baru yang berayat.
 
Sebagai  hasil  dan penyelidikan atas tulisan-tulisan tangan
kuna timbul pada tahun 1881 naskah dari Westcott  and  Host,
dan  pada tahun 1901 dari Nestle; kesemuanya ini menyebabkan
tambahnya kekusutan. Perbaikan naskah terus-menerus  terjadi
hingga   saat   ini,   berkat   ijtihad  dan  kemajuan  para
penterjemah dalam bahasa Griek, dan bahasa-bahasa kuna lain.
Kata  "parakletos"  yang  semula  diterjemahkan  "Comforter,
Trooster, Penghibur" kemudian diperbaiki dengan "Counsellor,
Penolong (pembela perkara, lihat halaman 184 "Tafsiran Injil
Yahya" oleh  Dr.  J.  Verkuyl).  Pembela  perkara  Yesus  di
hadapan  ummat Yahudi yang menolaknya sebagai Al-Masih tidak
lain adalah Nabi Muhammad s.a.w. yang digelari Al-Amien (Roh
Kebenaran - Bijbel).
 
Walaupun  para  theolog  semua  mengetahui  tentang  sejarah
Bijbel dengan kerusakan-kerusakannya, namun Gereja Reformasi
tetap  berpegang  teguh  padanya.  Katanya  "sola Scriptura,
hanya  Kitab  Suci,"   yakni   bahwa   Bijbel   itu   adalah
satu-satunya  pedoman dan satu-satunya batu-ujian, pada mana
harus  di-ukur  hayat  Nasrani.   Apa   yang   bagi   Gereja
Roma-Katolik  merupakan "tradisi gereja" adalah bahwa Gereja
Roma-Katolik  mempersamakan  kekuasaan   tradisi   gerejanya
dengan  kekuasaan Kitab Suci. Dengan kata lain bahwa tradisi
mempunyai  kekuasaan  de  facto   atas   Kitab   Suci,   dan
sesungguhnya  tradisi  Roma-Katolik telah mendesak kekuasaan
Bijbel, walaupun dibantahnya.3
 
Adapun   Sekte-sekte    Kristen    lain    yang    bergereja
sendiri-sendiri,  seperti "Pantekosta," "Advent," "Christian
Science,"  "Saksi   Yehova,"   dan   seterusnya,   jemaatnya
mempunyai,   di   samping   Bijbel,   juga   kitab   sucinya
masing-masing, jadi tidak lagi "sola Scriptura."

Islamic Media 2008
Kritik & Saran
Counter
INDEX UTAMA