Polaroid

13. BEBERAPA KESALAHPAHAMAN
------------------------------------------------------------
 
Kini  kita  sampai  kepada  suatu  titik  yang   berhubungan
langsung  dengan  kesalahpahaman  hari-hari tentang nubuatan
dalam Bible. Jika sekiranya tidak ada Tulisan-tulisan  Nabi,
sudah  tentu  nampaknya bahwa janji-janji tentang pendudukan
negeri Kanaan adalah tanpa syarat. Tetapi, kita harus  ingat
bahwa  persetujuan  hubungan  antara Bani Israil dan Yehovah
menuntut kesetiaan dari  rakyat,  kejujuran  perorangan  dan
kelompok.  Jika  orang-orang gagal dalam segi-segi ini, masa
depan yang mengerikan menunggu mereka.
 
ULANGAN 28:15 "Tetapi akan jadi kelak,  jikalau  tiada  kamu
mau  dengar  akan  bunyi  suara  Tuhan  Allahmu, supaya kamu
melakukan dengan yakin segala hukumnya dan undang-undangnya,
yang  kupesan  kepadamu  sekarang,  maka sela kutuk ini akan
datang atas kamu dan akan  terkena  kepadamu  ...  64:  Maka
Tuhan  pun  akan  mencerai-beraikan  kamu  di  antara segala
bangsa, dari pada hujung bumi datang kepada hujungnya,  maka
di  sana  biarlah  kamu  berbuat  bakti kepada berhala, yang
tiada dikenal dahulu oleh kamu atau oleh nenek-moyangmu  pun
tidak,  yaitu  yang  dari  pada  kayu atau batu. 65: Maka di
antara bangsa-bangsa itu kamu pun  tiada  akan  senang,  dan
tiada  akan ada perhentian bagi tapak kakimu, karena di sana
Tuhan akan memberi kepadamu hati  yang  gemetar  selalu  dan
mata  bilis  dan duka-cita. 66: Maka nyawamu akan bergantung
pada rambut sehelai di hadapanmu ..."
 
Bagi setiap peneliti kebenaran yang  jujur,  nyatalah  bahwa
janji-janji  bersyarat kepada para nenek-moyang, telah batal
karena  murtadnya  bangsa   Israel.   Dan   ketika   Assyria
memindahkan  penduduk Sumaria, dan Babilonia penduduk Yudah,
para Nabi sadar bahwa malapetaka-malapetaka ini adalah suatu
hukuman patut dari keadilan Tuhan atas "kamu yang ingkar dan
yang babil" (RUM 10:21).
 
Tetapi, para pemimpin Bani Israel mengajar bahwa suatu  sisa
akan   kembali,   dan  akan  membangun  kembali  Heikal  dan
penghidupan jemaah menurut  syariat.  Mereka  menanti  suatu
saat apabila dunia akan berisi marifat Ilahi. Terlalu sering
kita lupa bahwa orang-orang ini adalah penyair-penyair  yang
diilhami   dengan   mencampur-baurkan  antara  hal-hal  yang
praktis  (seperti  Kembali  dari  Pembuangan  di  Babilonia)
dengan  khayalan  akan  padang  pasir  yang  ditumbuhi bunga
mawar,  singa  yang  berbaring  dengan  seekor  anak  domba,
tentara  yang  menempa  pedangnya  menjadi  alat  penuai dan
menjauhkan diri untuk  selama-lamanya  dari  peperangan  dan
sebagainya.  Yang  praktis  menjadi  kenyataan,  tetapi yang
khayal tetap merupakan khayalan belaka.
 
Sebab kenyataan bahwa segala-galanya yang diinginkan  orang,
tidak  terlaksana dalam pendudukan Yahudi di Palestina, maka
ada  suatu  kecenderungan  untuk  menafsirkan   bukan   saja
sabda-sabda  para  Nabi  tentang  eskatologi  (seperti mati,
akhirat), tapi juga nubuat-nubuat yang praktis dan soal-soal
politik   ("the   practical   and   political  prophecies"),
seolah-olah  akan  terpenuhi  pada  suatu  waktu  kelak   di
kemudian hari.
 
Begitulah  masih berharap kawan-kawan kita akan seribu tahun
kerajaan Tuhan dan akan kejadian-kejadian pada  akhir  zaman
(our  millenarian and futurist friends) apabila semua Yahudi
dapat dikembalikan ke Palestina dan membentuk  satu  negara.
Zaman Keemasan secara ajaib akan serta-merta timbul di bumi.
 
Tetapi  pandangan  demikian  merupakan suatu pemutarbalikkan
dari nubuat-nubuat dalam  Perjanjian  Lama  yang  meramalkan
pemulangan  dari Babilonia, di mana orang-orang Yahudi telah
dibuang. Nubuat-nubuat ini telah terpenuhi. Setelah 70 tahun
orang-orang  Yahudi kembali dari Babilonia ke Palestina, dan
mereka membangun kembali  Heikal.  Untuk  masa  yang  pendek
mereka  memperoleh  kemerdekaan  politik  di  bawah Makkabe.
Jadi, nubuat-nubuat  tentang  Kembali  sudah  dipenuhi,  dan
tidak mungkin masih ada lagi yang harus dipenuhi.
 
Tidak  ada  suatu  apapun dalam Bible tentang "kembali" yang
lain, kecuali seseorang Yahudi  yang  ingin  menerima  Yesus
Kristus  sebagai  Mesiah-nya. Apakah tidak mengherankan jika
setiap Yahudi percaya akan Yesus? (I KORINTUS 12: 13)
 
Sebagaimana   kekhasan   Israel   kuna   dengan    hari-hari
keramatnya, kurban-kurbannya, pemimpin-pemimpin agamanya dan
Heikal, begitu pula negaranya hanya merupakan suatu  bentuk.
Bentuk  adalah  suatu  peraturan sementara dan harus diganti
dengan bentuk negara yang lain (antitype). Negara  Palestina
konon adalah suatu contoh (type) dari tempat tinggal kita di
surga dan abadi; demikianlah Israel kuna memberi jalan  pada
pembahasan bentuk dari Kerajaan Tuhan nan abadi.

Islamic Media 2008
Kritik & Saran
Counter
INDEX UTAMA