Kepercayaan
memakan debu dan kerikil kuburan Husain
Abas Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah
kecuali yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan
bukan untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu
diletakkan dimulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa
ya Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan
dari berbagai penyakit (Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan
itu merusak ginjal.
Khasiat debu seperti madu
Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat
menyembuhkan berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila
diminum orang yang sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan
bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan aman dari siksaan
kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia mendapatkan
pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih
sendiri(Biharul Anwar 11/118/140 Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah
10/415 )
Abu Abdullah berkata: sesungguhnya Allah telah menjadikan debu
kakekku Husain suatu obat dari segala penyakit dan menghilangkan
rasa takut, jika salah seorang kalian memegangnya, maka hendaknya
dicium, diletakkan di matanya dan menyapu dengan debu itu seluruh
badannya sambil berdoa : Ya Allah, dengan hak tanah ini dan Hak yang
tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326)
Seperti orang Nasrani
Suatu ketika istri Amiril Mukminin datang dan berkata Sambil
menangis : “Wahai Amiril mukminin sesungguhnya saya telah berzina,
maka bersihkanlah saya” Ali pun berkata dengan suara keras, wahai
para manusia sesungguhnya Allah telah menjanjikan para Nabi dan Nabi
menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena hukuman untuk
melakukan hukum cambuk , dan barang siapa punya kesalahan seperti
perempuan ini maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh manusia yang
berkumpul di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan
Husein, lalu mereka bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini
berkata : termasuk yang iktu pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi
Tolib. Al Kafi jilid 7 hal 178.
Hal ini sama seperti yang tercantum dalam P. Baru: Yohanes: 88:7 Dan
ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit
berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu
tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada
perempuan itu."
Hamil dan melahirkan secara luar biasa
Imam Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima wasiat
Imamah tidaklah dikandung didalam perut melainkan di pinggang dan
tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan
karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena
kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51
hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara
hal 394 Dala’ilul Imamah 264).
Komentar: betapa mirip hal ini dengan keyakinan Nasrani tentang
kehamilan yang suci.
Kepercayaan tentang sebuah penebusan :
Umar bin Yazid berkata : “Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang
firman Allah Saw (Allah hendak mengampuni dosa-dosamu baik yang
telah lalu maupun yang akan datang)” Surat Al Fath ayat 2.
Ia berkata : “Dia tidak berdosa dan tidak pernah berniat untuk
berbuat dosa, tapi Allah membebankan dosa-dosa mereka pada Nabi,
kemudian Allah mengampuninya” (Biharul Anwar 17/76).
Mirip sekali dengan kepercayaan Nasrani mengenai penebusan dosa.
Musa Al Kazim mencegah kemarahan Allah
Musa Al Kazim berkata : “ sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah.
Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, Maka
demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah (Al Kafi
1/260).
Para imam adalah Asma’ul Husna
Para imam adalah Asma’ul Husna(Nama Allah yang Mulia) mereka adalah
lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah
tangan Allah yang serba bisa. Al Kafi jilid 1 hal 113
Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang
wanita
Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan
seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia
seutuhnya. Ia adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan
diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang
berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al
Ansari hal-7)
|