Snack's 1967

TAUHID RUBUBIYYAH

Yaitu tauhid yang tetap diyakini oleh orang-orang kafir tetapi tidak menjadikan mereka sebagai muslim. Pengertian tauhid ini adalah menetapkan bahwa Allah adalah Pencipta, Yang memberi rizki, Yang menghidupkan dan Yang mematikan, dan Yang mengurus seluruh persoalan. Dan penetapan hal-hal ini untuk Allah tidak menyebabkan mereka menjadi muslim, karena mereka masih menyembah berhala atau kuburan orang-orang yang shalih dengan mengadakan penyembelihan di tempat tersebut, memita pertolongan kepada mereka dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".

Dalil yang menyebutkan bahwa orang kafir juga menetapkan tauhid rububiyyah adalah firman Allah

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"(Yunus:31)

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" (al-Mu’minun:84-89)

Adapun tauhid yang mereka tolak adalah tauhid ibadah kepada Allah. Orang-orang musyrik pada saat ini tetap meyakini tauhid rububiyyah ini, sehingga mereka tetap berdo’a kepada Allah di siang maupun malam hari, dengan penuh rasa takut dan harap. Tetapi kemudian mereka juga berdo’a kepada malaikat untuk kebaikan mereka, untuk lebih mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan agar malaikat memberikan syafaat bagi mereka. Mereka juga berdo’a kepada orang-orang yang shaleh seperti para wali atau para nabi.

Rasul saw memerangi mereka yang melakukan tindakan seperti ini, dan beliau mengajak mereka untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah saja. Firman Allah

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (al-Jinn:18)

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do`a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (ar-Ra’d:14)

Rasulullah saw memerangi mereka untuk menjadikan din seluruhnya milik Allah, peribadatan seluruhnya untuk Allah, istighatsah seluruhnya kepada Allah, dan seluruh bentuk ibadah hanya dilakukan untuk Allah.

Maka pernyataan orang musyrik dalam tauhid rububiyyah tidak menjadikan mereka masuk ke dalam Islam, karena tujuan ibadah mereka adalah malaikat, para nabi dan para wali; Peribadatan itu dilakukan dengan harapan mendapat syafaat dari mereka, dan untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah. Hal itulah yang menyebabkan halal darah dan harta mereka untuk diperangi.

Orang-orang musyrik di zaman kita saat ini telah melakukan kekufuran yang lebih besar dari kekufuran di zaman Nabi saw. Mereka menyekutukan Allah dalam hal perundang-undangan. Mereka tunduk pada ketentuan bahwa Allah adalah Yang membagi rizki, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia Yang menurunkan hujan dari langit, Yang menumbuhkan  rerumputan dan menyiraminya, Dia menjadikan anak laki-laki bagi orang-orang yang Dia kehendaki, Dia yang menentukan jodoh mereka, baik laki-laki maupun perempuan, dan Dia menjadikan mandul bagi orang yang Dia kehendaki. Mereka yakin bahwa semua hal-hal tersebut adalah hak Allah, bukan hak raja atau presiden mereka. Tetapi dalam tasyri’ (pembuatan undang-undang), memerintah dan menentukan hukum pelaksananya adalah dari pihak mereka. Jadi hakekatnya hak itu adalah milik pemimpin mereka, thaghut mereka, atau ilah-ilah mereka yang ada di bumi. Maka mereka berada dalam kemusyrikan sebagaimana kaum kafir Quraisy, hanya saja mereka menambahkan kekufuran itu dalam bentuk lebih mengagungkan perintah, hukum, perundang-undangan dari berbagai ilah dan rabb mereka yang yang ada di bumi dari pada hukum dan perundang-undangan Allah. Maka celakalah orang yang lebih kufur daripada Abu Jahal dan Abu Lahab

Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). (an-Naml:63)

Islamic Media Ibnuisa
PUSTAKA ISLAM
HOME