Agama adalah Fitrah
Fitrah adalah potensi-potensi tertentu yang ada pada diri manusia yang telah dibawanya semenjak lahir, dalam kaitannya dengan tugas manusia sebagai khalifah Allah untuk menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan dimuka bumi ini. Sebab dengan berkembangnya seluruh fitrah tersebut, barulah tugas hidup manusia itu akan terlaksana dengan sukses.
Menurut para pakar ilmu jiwa, didalam jiwa manusia itu ada enam rasa/potensi, yaitu Agama intelek, sosial, susila, harga diri dan seni.
Lalu menurut para ilmuwan Antrhopolgi, potensi pada diri manusia itu ada tiga, yaitu mempertahankan hidup melangsungkan keturunan dan membela hidup. Dimana mempertahankan hidup dengan makan dan minuman, melangsungkan keturunan dengan bersuami atau beristri, membela hidup dengan persenjataan.
Islam sendiri mengakui bahwa manusia dilahirkan memang
membawa potensi-potensi kefitrahan tertentu itu.
Dalam hal ini Nabi besar Muhammad Saw bersabda :
'Tidaklah
dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah'
(Hr. Muslim).
Persoalannya sekarang, apakah Al-Qur'an mengungkapkan fitrah-fitrah yang ada pada diri manusia dalam bentuk perintah atau anjuran untuk berbuat sesuatu yang diluar kemampuannya atau fitrahnya, maka berarti :
1.
Al-Qur'an melanggar prinsip yang telah ditetapkan sendiri,
yaitu agama Islam diciptakan bersesuaian dengan fitrah
manusia, sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Ar-Ruum
ayat 30 :
"So set thy purpose for religion as a man by nature upright
- the nature (framed) of Allah, in which He hath created
man. There is no altering (the laws of) Allah's creation.
That is the right religion, but most men know not -"
(QS. 30:30)
"Maka
hadapkanlah dirimu kepada agama (Allah) yang benar itu; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. 30:30)
2.
Al-Qur'an memaksa manusia manusia untuk berbuat sesuatu yang
diluar kemampuannya. Padahal Allah sudah menyatakannya dalam
Al-Qur'an :
"Allah tasketh not a soul beyond its scope. For it (is only)
that which it hath earned, and against it (only) that which
it hath deserved."
(QS. 2:286)
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya."
(QS. 2:286)
"Say: Each one doth according to his rule of conduct."
(QS. 17:84)
"Katakanlah:
"Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing".
(QS. 17:84)
Untuk itulah kita akan mengungkapkan bagaimana Al-Qur'an mengakui dan menghidupkan fitrah-fitrah yang ada pada diri manusia itu.
1. Agama
A.
Fitrah keagamaan ini menurut Al-Qur'an telah diberikan
kepada manusia semenjak dialam roh dahulu, yaitu ketika
Allah mengajak roh manusia untuk mengadakan suatu perjanjian
sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Al A'raf ayat 172
berikut :
"And (remember) when thy Lord brought forth from the
Children of Adam, from their reins, their seed, and made
them testify of themselves, (saying): Am I not your Lord ?
They said: Yea, verily."
(QS. 7:172)
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah
Aku ini Tuhanmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi".
(QS. 7:172)
Adanya pengakuan inilah yang membawa konsekuensi pada
manusia untuk beragama.
Sehingga Almarhum Buya Hamka dalam bukunya 'Pelajaran Agama
Islam' mengatakan: 'Setelah kita tinjau perkembangan hidup
manusia dan perkembangan caranya berpikir sejak dari jaman
sangat sederhana (primitif) sampai ia meningkat
bermasyarakat, nyatalah sudah bahwa pokok asli pendapatnya
ialah tentang adanya Yang Maha Kuasa dan Ghaib. Inilah
perasaan yang semurni-murninya dalam jiwa manusia.'
B.
Allah mengirimkan Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan
perjanjian tersebut.
"Remind them, for thou art but a remembrancer."
(QS. 88:21)
"Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang memberi peringatan."
(QS. 88:21)
C.
Allah menurunkan Al-Qur'an adalah untuk mengatur konsekuensi
perjanjian itu.
Setiap perjanjian mempunyai konsekuensi, yaitu hak dan
kewajiban antara kedua belah pihak yang berjanji. Tetapi
karena perjanjian itu terjadi antara Allah dengan manusia,
maka konsekuensinya tidak seperti perjanjian antara manusia
dengan manusia. Sebab Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri
Sendiri-Nya), maka pada Allah tidak ada kewajiban dan pada
manusia tidak ada hak.
Ini diganti dengan wewenang, yaitu wewenang Allah untuk
memberi segala sesuatu kepada manusia agar ia mampu dan
cakap dalam melaksanakan perjanjian itu, dan wewenang
manusia adalah untuk menerima segalanya itu.
Jadi yang masih ada adalah hak pada Allah dan kewajiban pada
manusia.
Hak Allah untuk disembah dan kewajiban manusia untuk
menyembah-Nya.
Menyembah Allah berarti melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Karena itu isi Al-Qur'an adalah perintah dan larangan Allah, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, agar manusia melaksanakannya dengan kesadaran sendiri dan berhasil dengan sukses.
Al-Qur'an menyatakan :
"And We reveal the Scripture unto thee as an exposition of
all things, and a guidance and a mercy and good tidings for
those who have surrendered (to Allah)."
(QS. 16:89)
"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang berserah diri."
(QS. 16:89)
"O
People of the Scripture! Now hath Our messenger come unto
you, expounding unto you much of that which ye used to hide
in the Scripture, and forgiving much. now hath come unto you
light from Allah and plain Scripture. Whereby Allah guideth
him who seeketh His good pleasure unto paths of peace. He
bringeth them out of darkness unto light by His decree, and
guideth them unto a straight path."
(QS. 5:15-16)
"Hai
ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
yang menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu
sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan
yang lurus."
(QS. 5:16)
2. Agama
A.
Islam adalah agama (yang sesuai dengan) akal manusia.
Nabi Muhammad Saw menyabdakan :
'Agama itu adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang
yang tidak (mau memanfaatkan akalnya) berakal'
(Hr. Abu Syekh)
Orang-orang yang akalnya belum berkembang (anak-anak), atau
orang-orang yang akalnya tidak berfungsi (orang yang tidur),
atau orang yang akalnya sudah rusak (orang gila), tidak
dibebani hukum agama.
Dalm hal ini Nabi Besar Muhammad Saw bersabda:
"Yang terlepas dari hukum agama itu ada tiga macam: 1. Anak
hingga ia dewasa, 2. Orang tidur hingga ia bangun, 3. Orang
gila hingga ia sembuh."
(Hr. Abu Daud dan Ibnu Majah).
B.
Al-Qur'an mendorong manusia untuk berpikir tentang segala
sesuatu dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai pada
kesimpulan bahwa segala sesuatu itu ada penciptanya, yaitu
Tuhan, dan diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu,
yang akhir-akhirnya mendorong manusia untuk lebih beriman
kepada Tuhan yang Esa dalam segala bidang-Nya.
"Lo! In the creation of the heavens and the earth and (in)
the difference of night and day are tokens (of His
Sovereignty) for men of understanding, Such as remember
Allah, standing, sitting, and reclining, and consider the
creation of the heavens and the earth, (and say): Our Lord!
Thou createdst not this in vain. Glory be to Thee! Preserve
us from the doom of Fire."
(QS. 3:190-191)
"Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka."
(QS. 3:190-191)
Kemudian Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia dengan intelektualnya mampu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh ayat berikut :
"Lo! We made him strong in the land and gave him unto every
thing a road."
(QS. 18:84)
"Sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan
Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai)
segala sesuatu."
(QS. 18:84)
Untuk mencapai itu, manusia diperintahkan mencari jalan-jalan tersebut yang selanjutnya akan memberikan manusia itu pengetahuan.
"But seek the abode of the Hereafter in that which Allah
hath given thee and neglect not thy portion of the world,
and be thou kind even as Allah hath been kind to thee, and
seek not corruption in the earth; lo! Allah loveth not
corrupters."
(QS. 28:77)
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu ber-buat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan."
(QS. 28:77)
"And seek that which Allah hath ordained for you, and eat
and drink until the white thread becometh distinct to you
from the black thread of the dawn..."
(QS. 2:187)
"Dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan
makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam..."
(QS. 2:187)
C.
Al-Qur'an memuji keunggulan atau superioritas orang-orang
yang berilmu pengetahuan (cendikiawan/ilmuwan) sebagaimana
yang dinyatakan oleh ayat-ayat berikut :
"Allah will exalt those who believe among you, and those who
have knowledge, to high ranks. Allah is Informed of what ye
do."
(QS. 58:11)
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. 58:11)
Sebaliknya Allah membenci orang-orang yang bodoh dan tidak berusaha untuk membebaskan dirinya dari kebodohan tersebut.
"Already have We urged unto hell many of the jinn and
humankind, having hearts wherewith they understand not, and
having eyes wherewith they see not, and having ears
wherewith they hear not. These are as the cattle - nay, but
they are worse! These are the neglectful."
(QS. 7:179)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai."
(QS. 7:179)
"Lo! the worst of beasts in Allah's sight are the deaf, the
dumb, who have no sense."
(QS. 8:22)
"Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah
ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti
apa-apapun."
(QS. 8:22)
"Lo! Allah changeth not the condition of a folk until they
(first) change that which is in their hearts."
(QS. 13:11)
"Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
(QS. 13:11)
Akan tetapi Allah tidak akan menghukum mereka yang mengerjakan kesalahan karena kebodohan mereka dan mereka melakukan perbaikan didalam sikapnya setelah ia terbebas dari kebodohannya.
"Then lo! thy Lord - for those who do evil in ignorance and
afterward repent and amend - lo! (for them) thy Lord is
afterward indeed Forgiving, Merciful."
(QS. 16:119)
"Kemudian,
sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang
mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka
bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya
Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
(QS. 16:119)
3. Sosial
A. Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia adalah umat yang satu.
"Mankind were one community, and Allah sent (unto them)
prophets as bearers of good tidings and as warners, and
revealed therewith the Scripture with the truth that it
might judge between mankind concerning that wherein they
differed. And only those unto whom (the Scripture) was given
differed concerning it, after clear proofs had come unto
them, through hatred one of another. And Allah by His Will
guided those who believe unto the truth of that concerning
which they differed. Allah guideth whom He will unto a
straight path."
(QS. 2:213)
"Manusia
itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira
dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka
Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang
mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah
selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada
jalan yang lurus."
(QS. 2:213)
B. Manusia dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk saling kenal mengenal.
"O
mankind! Lo! We have created you male and female, and have
made you nations and tribes that ye may know one another.
Lo! the noblest of you, in the sight of Allah, is the best
in conduct. Lo! Allah is Knower, Aware."
(QS. 49:13)
"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."
(QS. 49:13)
C. Al-Qur'an memerintahkan agar hidup dilaksanakan dengan saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan tidak saling menolong didalam melakukan dosa dan kejahatan.
"but help ye one another unto righteousness and pious duty.
Help not one another unto sin and transgression, but keep
your duty to Allah."
(QS. 5:2)
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran."
(QS. 5:2)
Dari pernyataan ayat diatas, jelaslah bahwa Al-Qur'an telah meletakkan dasar-dasar kehidupan sosial yang pokok dan paling utama.
4. Susila
A.
Al-Qur'an mengatur manusia kedalam suatu sistem kehidupan
yang berdasar pada segala kebaikan dan bebas dari segala
kejahatan.
"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal."
(QS. 2:197)
"And whatsoever good ye do Allah knoweth it. So make
provision for yourselves (Hereafter); for the best provision
is to ward off evil. Therefore keep your duty unto Me, O men
of understanding."
(QS. 2:197)
B.
Al-Qur'an mendorong, bukan saja untuk melaksanakan sifat
yang baik, tetapi juga menegakkannya dan mendorong untuk
menghapuskan sifat yang buruk.
"Establish worship at the two ends of the day and in some
watches of the night. Lo! good deeds annul ill-deeds. This
is reminder for the mindful."
(QS. 11:114)
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat."
(QS. 11:114)
C.
Al-Qur'an menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk,
sebab manusia dengan akalnya saja tidak mampu untuk
menunjukkan hal ini. Manusia dengan akalnya hanya mampu
memilih mana yang baik dan mana yang buruk yang telah
ditunjukkan Al-Qur'an.
"Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
(QS. 2:267)
"O
ye who believe! Spend of the good things which ye have
earned, and of that which We bring forth from the earth for
you, and seek not the bad (with intent) to spend thereof (in
charity) when ye would not take it for yourselves save with
disdain; and know that Allah is Absolute, Owner of Praise."
(QS. 2:267)
Banyak lagi ayat-ayat lainnya yang berhubungan dengan kesusilaan ini, dengan demikian jelaslah, bahwa Al-Qur'an telah meletakkan dasar kesusilaan kepada manusia, dan Nabi besar Muhammad Saw sendiri juga menyatakab kepada manusia bahwa beliau diutus oleh Allah kepada umat manusia dengan membawa Al-Qur'an adalah untuk memperbaiki budi pekerti (moral) manusia. Dan Beliau Saw adalah contoh budi pekerti yang terbaik dan agung yang bisa dicontoh.
"Aku
diutus hanyalah untuk menyempurnakan budi pekerti manusia."
(HR. Bukhari)
"And lo (Muhammad)! thou art of a tremendous nature."
(QS. 68:4)
"Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang agung."
(QS. 68:4)
"Verily in the messenger of Allah ye have a good example for
him who looketh unto Allah and the Last Day, and remembereth
Allah much."
(QS. 33:21)
"Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
(QS. 33:21)
5. Harga diri
A.
Al-Qur'an menyatakan bahwa harga diri serta kemuliaan
manusia itu amat tinggi, lebih tinggi dari makhluk-makhluk
lain ciptaan Tuhan.
"Verily we have honoured the Children of Adam. We carry them
on the land and the sea, and have made provision of good
things for them, and have preferred them above many of those
whom We created with a marked preferment."
(QS. 17:70)
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan."
(QS. 17:70)
B.
Kemudian Al-Qur'an memerintahkan agar harga diri dan
kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah itu dipelihara dan
Al-Qur'an telah menunjukkan jalannya, yaitu dengan Iman dan
Amal saleh.
"Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala
yang tiada putus-putusnya."
(QS. 95:4-6)
"Surely We created man of the best stature, Then we reduced
him to the lowest of the low, Save those who believe and do
good works, and theirs is a reward unfailing."
(QS. 95:6)
C.
Akhirnya Al-Qur'an menyatakan bahwa tanpa Iman dan Amal
Saleh, martabat manusia akan sejajar dengan binatang.
"Sesungguhnya
Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu
bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti
makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal
mereka."
(QS. 47:12)
"Lo! Allah will cause those who believe and do good works to
enter Gardens underneath which rivers flow; while those who
disbelieve take their comfort in this life and eat even as
the cattle eat, and the Fire is their habitation."
(QS. 47:12)
Islamic Media 2008 Kritik & Saran INDEX UTAMA |