'Isa al-Masih Bukanlah Putera Allah
Tidak ada satupun yang mengetahui secara pasti tahun kelahiran 'Isa al-Masih putera Maryam, menurut catatan yang ada dalam Injil Lukas 2:1-20, 'Isa al-Masih telah dilahirkan ketika diselenggarakan sensus penduduk diwilayah Syiria dan Palestina atas perintah Kaisar Augustus (27 SM - 14M) sekitar tahun 7 Masehi (759 Romawi), setelah Kaisar Herodes Archelaus (4SM - 6M) dipecat oleh pemerintah Romawi dan Yudea secara langsung dijadikan wilayah propinsi Roma.
Sebaliknya, Injil Matius, 'Isa al-Masih telah dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Herodes Agung (37 - 4SM), ayah dari Kaisar Herodes Archelaus yang wafat pada tahun 4 SM (749 Romawi).
Kedua perbedaan riwayat kelahiran 'Isa al-Masih oleh Matius dan Lukas ini sangatlah tajam sekali dan tidak bisa dikompromikan. Salah satu diantaranya haruslah salah atau justru kedua-duanya salah semua, sebab tidak mungkin keduanya benar !
'Isa al-Masih didalam Bible digambarkan telah lahir dikota Bait Lahm (Betlehem), sekitar 6 mil sebelah selatan ibukota Jerusalem (Darussalam). Dan kelahiran 'Isa al-Masih ini menurut al-Qur'an telah terjadi ditengah padang pasir yang terik dibawah rimbunan pohon Kurma yang menjadi santapan Maryam, ibunya. (al-Qur'an surah 19:24-25).
"Maka dari dekatnya, Jibril telah berseru: Janganlah engkau (Maryam) berduka cita; sesungguhnya Tuhanmu telah menyiapkan bagimu sebuah mata sungai lalu goyangkanlah pohon kurma itu, disana dia akan berguguran buah-buahnya yang masak."
(al-Qur'an, Maryam 19:24-25)
Dari penjelasan al-Qur'an ini bisa diambil kesimpulan, bahwa 'Isa al-Masih dilahirkan pada awal musim rontok (gugur), karena buah-buah kurma dapat berguguran kebumi, dan itu kira-kira tanggal 21 September hingga 21 Desember.
Pada akhir musim rontok yaitu sekitar tanggal 21 Desember, dedaunan dan buah-buahan akan sudah habis berguguran (runtuh) sehingga tidak satupun yang masih terlihat pada pohonnya dan menunggu mulai musim dingin, yaitu tanggal 21 Desember.
Musim dingin di Palestina
diakhiri dengan tanggal 21 Maret.
Jadi Nabi 'Isa al-Masih telah dilahirkan pada musim gugur (rontok)
yaitu kurang lebih pada bulan September atau Nopember,
menjelang bulan Desember, yaitu buah atau daun-daun mulai
bersemi kembali (musim dingin).
Karena 'Isa al-Masih lahir dan hidup dalam lingkungan bangsa Yahudi di Palestina yang meliputi wilayah Yudea bagian selatan dan Galilea bagian utara, maka amat penting untuk mengenal kehidupan 'Isa al-Masih dan masyarakat Yahudi dimasanya. Dia lahir dan hidup disaat Palestina dalam keadaan tidak tentram.
Dari masa kemasa bangsa Israil (Yahudi) harus bertikai dengan bangsa lain. Setelah 40 tahun tinggal dipadang Tiah disemenanjung Sinai -setelah Nabi Musa wafat sekitar abad ke-11 SM- Yoshua berhasil merebut wilayah Palestina dari suku Edom, Kanaan dan Filistin. Tetapi setelah Nabi Sulaiman putra Nabi Daud wafat (973 - 933 SM), Israil ditaklukkan oleh raja Sargon I dari kerajaan Asiyria pada tahun 722 SM.
Kemudian Nebukadnezar dari Babilonia datang menaklukkan dan menguasai Yerusalem pada tahun 586 SM. Bait Allah yang dibangun dimasa pemerintahan Nabi Sulaiman dibiarkan utuh, tetapi harta wakaf yang tersimpan di Bait Allah dan harta kekayaan istana dirampas. Bangsa Yahudi melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Babilonia itu. Namun dalam melancarkan serangan balasannya, tentara Nebukadnezar telah menghancurkan Bait Allah berikut kota Yerusalem.
Dan pada tahun 538 SM roda nasib kaum Yahudi berputar, Babilonia ditaklukkan oleh kerajaan Persi, dan Cyrus alias Koresi (550 - 530 SM) mengizinkan orang-orang Yahudi pulang ke Yudea untuk membangun kembali Bait Allah dan kota Yerusalem serta mengembalikan harta kekayaan yang dirampas oleh Nebukadnezar. Bekas tawanan Yahudi yang pulang kembali ke Yudea berjumlah 42.360 jiwa. Disamping membawa budak dan wanita sebanyak 7.337 jiwa. Didalamnya termasuk 200 laki-laki dan gadi penyanyi. Kafilah besar itu membawa 736 ekor kuda, 245 ekor bagal, 435 ekor unta dan 6.720 ekor keledai (Kitab Ezra 2:64-69)
Sayangnya bangsa Yahudi tidak lama menikmati kekuasaan otonom dari pihak Persi yang raja-rajanya kala itu menganut agama Zarahustra, sebab Persi ditaklukkan oleh Alexander (337-323 SM) dari Makedonia pada tahun 322 SM yang menjadi raja Yunani tahun 323 SM dan berkelanjutan terus dibawah kekuasaan Yunani sampai tahun 168 SM dimana pecah pemberontakan total bangsa Yahudi dibawah pimpinan Makkabe bersaudara.
Pada masa itu terbentuklah kerajaan Yahudi kembali dibawah dinasti Makkabe (168 - 63 SM), namun tidak berusia lama, karena pada tahun 63 SM, wilayah Palestina, Syiria dan Asia kecil ditaklukkan oleh Imperium Romawi.
Sejak dibawah kekuasaan Imperium Romawi itulah sejarah bangsa Yahudi di Palestina diliputi kekacauan dan pemberontakan, disebabkan beban pajak yang teramat berat beserta penghinaan-penghinaan terhadap agama bangsa Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Disebabkan penindasan bangsa penakluk selama berabad-abad dan silih berganti, maka mereka menyimpan dendam yang selalu membara dihatinya. Namun dalam kondisi yang sehitam-hitamnya, diantara mereka ada golongan yang mengharapkan datangnya seorang Musa baru beserta pendampingnya (seperti Harun), yang akan menghantam bangsa penjajah dan menghidupkan kembali ajaran-ajaran Allah. Dan Musa baru inilah yang disebut sebagai Mesiah atau al-Masih.
Impian dan keyakinan bangsa Yahudi dari hari kehari dalam menantikan seorang al-Masih baru terus berkembang dan mereka siap mengelu-elukan kedatangan Musa baru yang mampu membebaskan bangsa Yahudi dari cengkraman Imperium Romawi, dan mengembalikan kemegahan serta kejayaan nenek moyang mereka dimasa lalu, terutama dimasa-masa pemerintahan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.
Sebagian besar harapan dan keyakinan akan datangnya al-Masih untuk mengembalikan kemegahan Daud telah menyebabkan mereka berpendapat bahwa sang Mesias itu haruslah juga dari bibit dan benih Nabi Daud itu sendiri yang memiliki aliran darah pejuang dan bangsawan besar.
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman telah terbukti mampu mengungguli seluruh kerajaan dunia dalam hal kekuatan dan kekayaannya; ketika seluruh kerajaan dunia takluk dan tunduk dibawah pemerintahan keduanya; ketika seluruh bangsa bertekuk lutut dibawah telapak kaki bangsa Yahudi sebagaimana yang juga dipaparkan oleh al-Qur'an :
Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya.
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala.
Mereka mengerjakan untuknya apa
yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan
patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan
roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil
bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang
berterima kasih.
(QS.
34:12-13)
Namun bangsa Yahudi tidak pernah tahu bahwa sebelum Nabi Sulaiman wafat, dimasa awal pemerintahannya, beliau sudah bermunajat kepada Allah agar dilimpahkan kerajaan yang tidak akan pernah terulang lagi pada masa kapanpun itu, baik oleh orang-orang Yahudi maupun bukan.
Ia berkata:"Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha pemberi".
(QS. 38:35)
Impian kaum Yahudi bahwa al-Masih yang berupa perwujudan dari Musa yang akan mengantarkan bangsa Yahudi kembali menjadi bangsa besar dan pilihan itu tampaknya memang tidak akan pernah terwujudkan dalam sejarah peradaban dunia.
Kisah lahirnya 'Isa putra Maryam secara ajaib telah menaruh satu prasangka tersendiri dalam kalangan umat Yahudi, mereka mencoba menghubung-hubungkan silsilah Maryam maupun Yusuf Arimatea (bapak angkat 'Isa al-Masih menurut versi Bible) kedalam garis keturunan Nabi Daud.
Karena ulah
kaum Yahudi tersebut, maka kacaulah sudah nasab 'Isa al-Masih.
Kembali terjadi konfrontasi antara Gospel of Luke dan Gospel
of Matthew didalam menjabarkan silsilah sang Mesias, dimana
Matius 1:6-16 telah menghubungkan 'Isa al-Masih dalam 26
generasi dari Nabi Daud dan mencuplik Ya'kub
sebagai ayah dari Yusuf Arimatea serta menyilangkan
nasabnya kepada Nabi Sulaiman, maka Lukas lebih
frontal lagi, dalam pasal 3:23-31 dia telah menghubungkan 'Isa
al-Masih dalam 41 generasi sebelum Daud dengan
mencuplik Eli sebagai ayah dari Yusuf Arimatea
dan mengambil silsilah dari Natan, saudara Nabi Sulaiman.
Tentu saja hal ini telah menghancurkan sejarah suci sang Mesias itu sendiri, sebab bagaimanapun juga, 'Isa al-Masih, bukan anak kandung yang terlahir dari darah dan daging Yusuf Arimatea bersama Maryam, sebab sebelum keduanya menjadi suami istri, Maryam sudah hamil karena kuasa Allah.
"Ketika Malaikat berkata:"Wahai Maryam, sesungguhnya Allah mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan dapat satu kalimah daripadaNya, namanya al-Masih, ''Isa putra Maryam, yang mulia didunia dan akhirat dan seorang dari mereka yang dihampiri. Dan dia akan berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh" (Qs. ali Imran 3:45-46)
Ia (Maryam) menjawab: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh manusia ?". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia." (Qs. ali Imran 3:47)
Pengertian kata "Kalimah/Kalam Allah" yang terdapat pada kitab suci AlQuran atau Hadits mempunyai beberapa arti, antara lain :
Ujian
Sebagaimana dapat kita temukan dalam Surah AlBaqarah 124 Sbb
:
Dan ketika Ibrahim diuji
Tuhan-nya dengan beberapa Kalimah, lalu ditunaikannya.
Ia berfirman : "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia !". Ia bertanya : "Dengan anak cucuku ?".
Dia menjawab: "PerjanjianKu tidak akan mengenai orang-orang
yang zhalim."
(Qs. 2:124)
Ketetapan
Kolu Bala Walakin Haqqot KALIMATUL 'azabi 'alal kafirin
Artinya : Tetapi telah pantas Kalimah atas orang-orang
kafir !(Qs. 39:71)
Ucapan, Omongan atau Kalam
Pengertian seperti ini bisa dijumpai pada hadist yang
berbunyi :
"Jihad yang paling utama ialah Kalimah yang benar
dihadapan penguasa yang zalim."
Kata "KALIMAH" dengan arti "Ucapan,
Omongan atau Kalam" ada 2 macam pengertian, yaitu :
Ucapan yang dimiliki oleh manusia disebut Kalimat Hawadis, artinya Ucapan Makhluk yang bersifat fana atau rusak.
Ucapan yang berasal dari Allah disebut Firman atau Kalam yang bersifat Qodim, kekal selamanya dan tidak akan rusak. Untuk lebih jelas, mari kita lihat langsung pada konteks ayat yang mengatakan bagaimana Isa dijadikan Allah, kita ambil Surah An-Nisa ayat 171 yang berbunyi :
"Hai Ahli Kitab ! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu berkata atas Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, 'Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KalimahNya yang Ia berikan kepada Maryam dengan tiupan ruh daripada-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu berkata: "Trinitas", Hentikanlah ! Baik bagimu. Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak, kepunyaanNya-lah semua yang dilangit dan semua yang dibumi; Cukuplah Allah sebagai Pelindung." (QS. 4:171)
Kata "Al Qoha Ila Maryam" yang diartikan dengan Meniupkannya kedalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif (fi'il muta'addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita.
Pada ayat ini, subyeknya adalah "Allah".
Kata kerjanya ialah "alqo" (melemparkan).
Obyek penderitanya ialah "ha" (Kalimah).
Jadi sudah jelas, yang masuk
kedalam tubuh Maryam itu adalah "Kalimah Hawadis" dan bukan "Kalam
Qodim".
Sebab, mustahil Allah memasuki tubuh Maryam. Seandainya
peristiwa mustahil ini bisa terjadi, maka susunan kalimatnya
memakai kata kerja intransitif (fi'il lazim) sebagai berikut :
Wakola muhu yad ghulu fi Maryam
Artinya: dan Firman-Nya memasuki tubuh Maryam
Sehingga nyatalah keterangan AlQur'an dalam hal ini bahwa Kalam Allah/Firman Allah itu tidak berarti Allah itu sendiri sebagaimana yang tertulis dalam Yohanes 1:1 dan 1:14 dan digembar-gemborkan oleh umat Kristen dengan perkataan bahwa AlQur'an mendukung keTuhanan Yesus alias Isa.
Adapun juga peniupan ruh daripada-Nya sebagaimana yang telah terjadi pada Maryam itu adalah sama kejadiannya dengan tiupan ruh dari-Nya yang diberikan kepada Nabi Adam as.
Tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah !, maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya !" (Qs. 38: 71-72)
Makanya, benarlah firman Allah berikut ini :
"Sesungguhnya perbandingan Isa disisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menjadikan dia dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya: "Jadilah !", maka jadilah dia. (Qs. 3:59)
Adam telah diciptakan oleh Allah tanpa ayah dan ibu, Hawa diciptakan tanpa ibu dan Isa diciptakan dengan tanpa seorang bapak. Sungguh, semuanya adalah hal yang mudah saja bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Dia mampu menjadikan sesuatu yang sebelumnya tidak ada, lalu diadakan-Nya, dibentuk-Nya dunia dan seluruh alam raya ini dengan kekuasaan-Nya, apakah kita mesti harus ragu dengan kebijaksanaan-Nya ?
Orang yang menganggap bahwa
kelahiran 'Isa al-Masih itu sebagai suatu keistimewaan
tersendiri dan dikatakan sebagai kelahiran Tuhan, hanyalah
orang yang memperbodoh diri mereka sendiri.
Mereka membatasi ruang lingkup kekuasaan Allah sebagai Tuhan
yang serba Maha.
Tidak lain semuanya karena mereka itu tetap terpengaruh akan pemikiran orang masa lalu yang pengetahuan mereka akan peristiwa ilmiah ini amatlah dangkal, sehingga segala sesuatu itu senantiasa dikait-kaitkan dengan hal-hal yang irrasional.
Apa yang terjadi dan dialami oleh Maryam ini sudah bukan pada tempatnya lagi untuk didongengkan oleh kaum Nasrani selama ini sebagai cikal bakal kelahiran seorang Tuhan atau anak Tuhan.
Saya kutipkan dari Majalah Kartini no.5 tahun 1975 halaman 32 sbb :
"Pada tanggal 30 September tahun lalu, lahirlah anak perempuan saya melalui pembedahan Keizersnee, seorang bayi cantik gemuk dengan mata biru seperti mata saya, dengan rambut sawo matang seperti rambut saya dan halus seperti kulit saya juga.
Dokter spesialis mengatakan bahwa dia segera akan melakukan penyelidikan medis terhadap saya dan anak saya itu. Dan pada akhir Desember, dokter memberitahukan sesuatu yang penting kepada saya : "Nona Young," katanya: "Anda ini dapat dikatakan sebagai suatu keajaiban medis. Anda merupakan kejadian yang ketiga kalinya dalam sejarah ilmu pengobatan dimana dengan pasti dapat ditentukan tentang terjadinya suatu parthenogenese."
Suatu PARTHENOGENESE ialah suatu kelahiran perawan.
Seorang wanita menjadi hamil tanpa ada hubungan seks dengan seorang pria.
Itu pernah terdapat di Jerman pada tahun 1945 dan sebelum itu juga di Brazilia. Didalam dunia hewan hal itu lebih banyak terjadi, namun pada manusia jarang sekali."
Akhirnya Allah Swt membukakan pintu kebenaran-Nya, bahwa apa yang telah dialami dulu oleh Maryam atas kelahiran 'Isa al-Masih adalah suatu hal yang bersifat alamiah dan bukan sesuatu yang istimewa sehingga harus dikabarkan bahwa bayi yang dikandung dan dilahirkan secara parthenogenese sebagai anak Tuhan, terbukti dengan adanya kelahiran-kelahiran serupa yang terjadi pada masa sekarang ini.
Adakah kaum Nasrani pun akan mengatakan bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh para perawan tanpa adanya hubungan seks dengan laki-laki manapun alias secara Parthenogenese itu sebagai anak Tuhan juga sebagaimana halnya anggapan mereka terhadap diri 'Isa al-Masih alias Yesus The Christ ?
Pada masa lalu, orang senantiasa takjub akan suatu peristiwa atau kejadian yang aneh-aneh, mereka senang terhadap yang sifatnya menghebohkan, sebab itu pula makanya Allah menurunkan Nabi dan Rasul-Nya dengan beragam mukjizat yang bersifat hebat dan mentakjubkan.
Tercatatlah kemukjizatan dari Nabi Ibrahim yang tidak mempan dibakar oleh api, Nabi Musa yang mampu membelah lautan dengan tongkatnya, dan dengan tongkat itu pula dia menghadapi tukang sihir Fir'aun, Nabi Sulaiman yang mampu menundukkan Jin dan manusia serta pandai berbahasa binatang, Nabi 'Isa putra Maryam bisa berbicara kepada manusia semasa dia masih dalam buaian ibunya serta mampu menghidupkan orang mati dan menjadikan burung dengan seizin Allah.
Masih ada banyak lagi sederetan Nabi dan Rasul Allah yang membekal mukjizat yang dahsyat yang tercatat dalam al-Qur'an, tetapi jika kita simak lebih jauh lagi, ternyata Nabi-nabi dan Rasul tersebut tidak selalu berhasil dengan gemilang didalam dakwah kenabian mereka kepada umat.
Semua mukjizat yang mereka punyai,
cenderung dianggap sebagai suatu sihir yang mempesonakan.
Untuk itu pada periode pengutusan Nabi Muhammad Saw selaku
Nabi yang terakhir, Allah tidak hanya membekali beliau dengan
mukjizat-mukjizat yang hebat sebagaimana yang dimiliki oleh
Nabi-nabi-Nya sebelum itu, Allah telah menurunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebuah mukjizat terbesar sepanjang jaman.
Sebuah muikjizat yang mampu
menjadikan dunia terang benderang, mengantarkan kepada
kebahagiaan manusia.
Itulah dia yang bernama AlQur'an, yang dijadikan sebagai
petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
Suatu kitab suci yang membuka diri untuk penelaahan ilmiah oleh para ahli dan kaum cendikiawan disetiap masa dan disetiap waktu, mukjizat yang akan abadi selama-lamanya.
Keadaan Maryam yang telah mendapatkan kedudukan terhormat dari Allah Swt, selaku wanita pertama yang melahirkan seorang Nabi dan Rasul melalui peristiwa parthenogenese pada masa lampau itu telah membuat banyak orang heran karenanya.
Waktu itu masyarakat mengenal Maryam adalah seorang yang senantiasa beribadah kepada Allah dan tidak pernah dijamah oleh seorang laki-laki manapun, dia adalah seorang perawan. Lalu jika mendadak mereka melihat Maryam hamil dan melahirkan, timbul prasangka yang macam-macam terhadap diri Maryam ini, maka bertanyalah mereka kepadanya.
"Hai Maryam, sesungguhnya engkau telah berbuat satu perkara yang luar biasa !
Ia berkata: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab dan Dia menjadikan aku nabi.
Hai saudara perempuan Harun !, bukanlah ayahmu seorang penjahat dan ibumu bukan seorang penzina".
Maka ia (Maryam) menunjuk kepada anaknya.
Mereka bertanya : "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang dalam buaian ?"
Dan Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia mewajibkan aku sholat dan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Keselamatan atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku akan mati dan pada hari aku akan dibangkitkan dengan keadaan hidup." (Qs. 19-27-33)
Pada ayat ke-28 surah 19 diatas ada disebutkan teriakan dari Bani Israil kepada Maryam dengan perkataan : "Hai saudara perempuan Harun !, inilah penjelasannya :
Nama bapak Nabi Musa adalah Imran,
dan nama cucu Nabi Musa juga Imran.
Dalam al-Qur'an surah Maryam 27-28 diterangkan bahwa Maryam
adalah saudara Harun (Ukhta Harun) :
Dalam Bible, Yesus itu disebut
'Putra Daud', padahal antara Daud dengan Yesus itu berjarak
750 tahun, dan diselingi oleh beberapa keturunan Daud (Matius
1:1)
Maryam adalah anak perempuan
Imran, cucu kesekian dari Musa.
Bapak Nabi Musa bernama Imran
juga.
Dengan demikian, Maryam
ibundanya Isa al-Masih dapat disebut sebagai anak perempuan
Imran, seperti Yesus disebut sebagai anak Daud.
Jika Maryam ibunya nabi Isa dapat disebut anak perempuan Imran, dengan sendirinya Maryam dapat disebut 'saudara Harun', karena Harun itu adalah anak laki-laki Imran.
Begitulah, salah satu mukjizat tanda kenabiannya sudah diperlihatkan oleh Allah dengan diberikan-Nya kepada Isa kuasa untuk dapat berbicara kepada umatnya sewaktu ia masih dalam buaian ibunya, Maryam.
Tapi apa yang terjadi kemudian, umatnya malah menjadi ingkar, bahkan berita keajaiban kelahiran 'Isa dan mukjizatnya yang dapat berbicara ketika masih dalam buaian ini telah dianggap sebagai menjelmanya Tuhan dalam perwujudan manusia.
Apa yang terjadi pada Bani Israil
ini sungguh suatu kekejian terhadap Allah.
Merasa umatnya semakin ingkar dan mendakwakan yang bukan-bukan
pada dirinya serta ibundanya, yang membuat Allah telah meminta
pertanggung jawaban darinya atas hal yang demikian, maka Isa
menampik sendiri semua berita bohong tersebut.
Dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan kebijaksanaan (Hikmat) untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwakah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, oleh itu sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus." (Qs. 43:63-64)
al-Qur'an mengangkat derajat Maryam sebagai seorang wanita yang suci (lihat al-Qur'an surah ali-Imran (3) ayat 42) dan menisbatkan silsilah 'Isa al-Masih kepada nasab ibunya, Maryam, tanpa harus menghubung-hubungkan silsilah 'Isa kepada Daud, Sulaiman, Natan dan Yusuf Arimatea apalagi harus menghubungkannya selaku keturunan dari Tuhan !
Kita akan melanjutkan pembahasan
mengenai sosok pribadi ''Isa al-Masih putra Maryam ini pada
artikel
Penyaliban dalam Tinjauan.
Islamic Media 2008 Kritik & Saran INDEX UTAMA |