Bermula dari ucapan Nabi Musa as terhadap Bani Israil :
"YÁOHU UL thy ULHIM will raise up unto thee a Prophet from the midst of thee, of thy brethren, like unto me; unto him ye shall hearken." (Deuteronomy 18 :15)
Pada ayat diatas, Nabi Musa menyebutkan bahwa Allah akan membangkitkan SEORANG NABI kepada Bani Israil yang berasal dari saudara mereka yang mana Nabi tersebut akan memiliki karakteristik SAMA seperti halnya Nabi Musa.
Dalam beberapa perdiskusian yang pernah saya lakukan dengan kaum Ahli Kitab (Nasrani), mereka menyandarkan bahwa terhadap Yesus-lah nubuatan Nabi Musa ini ditujukan. Namun bila kita kaji lebih jauh, rasanya kesimpulan tersebut terlalu dini untuk dinisbatkan kepada Yesus.
Kalimat "brethren atau dari antara saudaramu" yang tercantum dalam kalimat Nabi Musa as pada ayat diatas, jelas dari tidak merefer pada kalangan Yahudi sendiri.
Mari kita analogikan ayat tersebut :
1. Arman X Saudaranya Arman (Adik atau kakak saya)
Disini saudara Arman bukanlah Arman itu sendiri, melainkan harus orang lain2. Seorang Israel X Saudaranya Israel
Saudaranya Israel adalah bukan Israel itu sendiri tetapi Bani Ismail
Jadi ayat Ulangan 18:15 jo Ulangan 18:18 tersebut jika kita artikan secara harfiah akan memiliki makna :
"Seorang Nabi akan dibangkitkan lagi oleh Allah bagi kaum Bani Israil tetapi Nabi tersebut berasal dari saudara mereka, yaitu Bani Ismail, dimana Nabi dari Bani Ismail ini akan memiliki karakteristik dan keagungan sama seperti Musa yang berasal dari Bani Israil."
Saudara Bani Israel terkecuali Bani Ismail, tidak ada yang mengeluarkan doktrin keNabian, termasuklah didalamnya dari benih Ketura. Hanya Bani Ismail sajalah yang kita dapati Nabi dari antara saudara Bani Israi tersebut.
Islam menolak konsep bahwa Musa telah bertemu dengan Allah secara berhadapan muka, sebab Allah tidak dapat dilihat. Dan jika kita kembalikan pula hal ini pada Bible, kita pun akan mendapati keterangan yang serupa, Allah itu adalah dzat yang Maha halus yang tidak bisa dicapai dengan penglihatan. Dan perihal adanya nas terlihatnya Allah dalam beberapa ayat Bible yang justru menimbulkan suatu kontradiksi dalam ayat-ayat Bible sendiri.
Lihat Kejadian 17:22 ... apakah maksudnya Allah naik
meninggalkan Abraham ?
Apakah anda menyetujui bahwa Allah bisa terlihat oleh Abraham
sebagaimana pada Kejadian 17:1 ?
Jika jawabnya "Ya" maka berupa apakah Allah ini yang terlihat
oleh Abraham pada kejadian ini ?
Ingat pada Kejadian 17:1 jelas disebut Allah terlihat kepada
Abraham dan pada Kejadian 17:22 Tuhan naik meninggalkan
Abraham yang menurut penafsiran saya yang awam ini adalah -
maaf - seperti seorang pilot pesawat terbang yang tinggal
landas meninggalkan bandara.
Lalu pada Kejadian 18:1 dinyatakan lagi Abraham kembali melihat Tuhan dekat pohon Mamre dan kali ini rupanya Tuhan datang bertiga dan disembah oleh Abraham pada Kejadian 18:2 sambil menyediakan dirinya untuk membasuh kaki 3 orang Tuhan ini yang rupanya kotor setelah menemui Abraham.
Kejadian ini rupanya seringkali terjadi.
Banyak ayat dalam Bible yang menyatakan bahwa Tuhan dapat
dilihat oleh manusia. Mereka yang pernah melihat Tuhan antara
lain: Ishak (Kejadian 26:2), Yakub (Kejadian 35:9), Musa,
Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang Israel (keluaran 24:9),
bangsa Israel (Bilangan 14:14) dan (Yeremia 31:3), Yesaya
(6:1)
Bahkan Yakub telah berhasil mengalahkan Tuhan dalam pergumulannya dan menang (Kejadian 32:28) dan juga penamaan tempat Pniel pada Kejadian 32:31 yang dinyatakan bahwa Yakub melihat Allah berhadapan muka serta Musa pada Ulangan 34:10.
"And he said, Thy name shall be called no more Jacob, but Israel: for as a prince hast thou power with Elohim and with men, and hast prevailed." (Genesis 32:28)
"And Jacob called the name of the place Peniel: for I have seen Elohim face to face, and my life is preserved."(Genesis 32:30)
Padahal Injil Yohanes/Yahya/Johnpada 1:18 menyebutkan bahwa Allah belum pernah dilihat oleh seorangpun juga melainkan hanya dinyatakan melalui Jesus selaku utusan-Nya sebagaimana yang dinyatakan oleh Jesus sendiri dalam Injil Yohanes 17:8 dan Samuel 7:22
"Maka kata Pilipus kepadanya: 'Ya Tuan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, maka padalah (dengan begitu akan cukuplah) itu bagi kami. Kata Jesus kepadanya: 'Hai Pilipus, sekian lamanya aku bersama-sama dengan kamu, dan tiadakah engkau kenal aku ? Siapa yang sudah melihat aku, ia sudah melihat Bapa. Bagaimanakah katamu : 'Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami ?'" (Johanes 14:8-9)
Jadi akhirnya Yesus sendiri menunjukkan kepada Pilipus, bagaimana membuktikan kehadiran Tuhan kepada murid-muridnya; bahwa hal itu tidak mungkin.
Adalah salah apabila umat Kristen menangkap kesan bahwa Jesus sudah menyatakan dirinya sama dengan Allah (alias Bapa). Bagaimana mungkin menafsirkan yang demikian sementara Jesus sendiri menolak anggapan tersebut dalam dua ayat dibawah ini:
John 13:16 - Douay
"Amen, amen I say to you: The servant is not greater than his lord; Neither is the apostle greater than he that sent him."John 14:28 - Douay
"Because I go to the Father: for the Father is greater than I."
Jelas dari kalimat diatas, bahwa Allah tidaklah sama dengan Jesus, Allah jauh lebih berkuasa, lebih mulia daripada Jesus yang hanya sebagai hamba dari Allah itu sendiri, sebagai utusan Allah kepada Bani Israil.
Kita harus mempercayai eksistensi Tuhan hanya dengan memperhatikan makhlukNya, matahari, bulan, seluruh makhluk dan termasuklah Jesus sendiri yang merupakan ciptaan Tuhan.
Jesus juga menyatakan didalam Johanes 4:24 Elohim is a Spirit (Tuhan adalah Roh ...), Ye have neither heard his voice at any time, nor seen his shape. (Kamu belum pernah mendengar suaraNya atau melihat rupaNya.)" - Johanes 5:37
Bagaimana anda dapat melihat suatu roh ?
Yang dapat mereka lihat adalah Yesus, bukan Tuhan.
Paulus didalam 1 Timotius 6:16 mengatakan hom no man hath seen, nor can see (...yang tiada pernah dilihat atau dapat dilihat orang...)' Hal ini juga terjadi pada Keluaran 33:20 And he said, Thou canst not see my face: for there shall no man see me, and live.
Dalam AlQur'an sendiri dinyatakan :
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."(QS. al-An'aam 6:103)
Bagaimana menurut pendapat anda ini ?
Saya rasa anda tidak akan lari dari kebenaran, bukan ?
Lalu sekarang kita kembalikan pembahasan kita pada diri Nabi Musa yang dikatakan telah berhadapan dengan Tuhan secara muka bukan dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana saya umpamanya berhadapan dengan anda disuatu ruangan lobi sebuah hotel.
Melainkan bahwa Allah telah berkenan untuk menyampaikan langsung wahyu-Nya kepada Nabi Musa as tanpa perantaraan malaikat-Nya, dan ini pun dialami oleh Nabi Muhammad Saw ketika mendapatkan kewajiban sholat dalam perjalanan Mi'raj beliau ke Sidratul Muntaha.
Sekarang, untuk menghormati pemahaman Kristen bahwa Nabi yang dimaksud dari "Brethern of Israel" itu adalah Jesus, mari sama-sama kita lihat dan pelajari secara objektif.
Dalam hal apa persamaan Jesus terhadap Musa ?
Jika ditilik dari garis keturunan, adalah benar Jesus serupa
dengan Musa, yaitu sama-sama orang Yahudi. Dan ditilik dari
status mereka-pun adalah sama, yaitu Musa adalah seorang Nabi
dan Jesus-pun diakui sebagai Nabi.
Penyandaran kedua hal persamaan diatas, rasanya tidak memiliki pengaruh apapun dalam hal pemenuhan nubuat dari Musa, sebab kriteria ini dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa seperti Sulaiman, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes pembaptis dan lain sebagainya, karena secara garis keturunan, mereka pun orang Yahudi yang sekaligus juga berstatuskan Nabi, lalu kenapa tidak menetapkan kepada salah seorang Nabi tersebut dan kenapa mesti kepada Jesus ?
Dari apa yang bisa saya simpulkan, terlebih dahulu disertai dengan permintaan maaf kepada anda dan umat Nasrani lainnya, saya katakan bahwa Jesus tidak sama seperti Musa.
Bahwa Jesus dalam
kalangan Nasrani sekarang ini dianggap sebagai Tuhan sementara
Musa bukanlah Tuhan.
Jesus telah dianggap
wafat untuk menebus dosa-dosa manusia, tetapi Musa tidak wafat
untuk hal tersebut.
Jesus bangkit setelah
3 hari wafatnya dikayu salib namun Musa tidak bangkit dari
kematian setelah 3 hari dari wafatnya
Oleh karena itu : Jesus tidaklah seperti Musa.
Namun, pada kesempatan ini, dengan hormat, izinkan saya membuat daftar persamaan serta perbedaan antara Nabi Musa - Nabi 'Isa - Nabi Muhammad Saw.
Bahwa :
Musa
memiliki seorang Ayah dan Ibu,
Muhammad Saw juga memiliki seorang Ayah dan Ibu
Jesus hanya memiliki Ibu dan tidak memiliki Ayah, sementara
Yusuf Arimathaea hanyalah ayah tirinya
Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran phisik antara seorang pria dan seorang wanita, sementara Jesus lahir tidak seperti itu.
Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, sementara Jesus menurut sejarah Bible tidak menikah dan tidak beranak.
Musa dan Muhammad diterima sebagai seorang Nabi dan Rasul oleh kaumnya dalam kehidupan mereka bahkan hingga jaman sekarang ini sementara Jesus sendiri ditolak oleh kaumnya (Yahudi) sejak dari awal beliau diutus Allah sampai pada menjelang abad millenium kita sekarang, bahkan Jesus sendiri mengatakan bahwa dia harus pergi karena umatnya tidak sanggup mendengar perintahnya.
Musa dan Muhammad selain sebagai Nabi sekaligus juga berfungsi selaku Raja/Pemimpin yang menetapkan aturan hukum kepada masyarakatnya, tidak menjadi masalah apakah mereka mengenakan mahkota dan pakaian kebesaran kerajaan ataupun tidak, namun yang jelas, keduanya diakui sebagai pimpinan oleh masing-masing umatnya pada waktu keduanya masih hidup, sementara Jesus, kerajaannya bukanlah berasal dari dunia melainkan dia hanyalah sebagai seorang pemimpin spiritual
Musa berhijrah kebumi Median, Muhammad berhijrah kebumi Madinah, Jesus tidak hijrah kemanapun didalam menyebarkan misinya.
Musa
dan Muhammad menetapkan hukum-hukum baru, sementara Jesus
mengikuti hukum Musa
Musa dan Muhammad wafat secara wajar, Jesus wafat disalib
Musa dan Muhammad dikuburkan didalam bumi sementara Jesus
dalam pandagangan Nasrani tidak.
Dengan demikian dari persamaan antara Musa terhadap Jesus atau Muhammad yang dijelaskan diatas, maka Muhammad-lah yang lebih condong untuk sama seperti Musa seperti nubuat Ulangan 18:15.
Selanjutnya, kita juga mengetahui bahwa Nabi Ibrahim alias Abraham memiliki dua orang istri, Sarah dan Hagar dimana keduanya melahirkan Ishaq dan Ismail.Dan jika Ishak serta Ismail adalah anak dari ayah yang sama, maka mereka adalah kakak beradik, karenanya anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari anak yang lain.
Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan keturunan Ismail adalah bangsa Arab, jadi jika disebutkan pada Ulangan 18:15 bahwa sang Nabi akan muncul of thy brethren, maka saudara dari Bani Israil tentu saja adalah Bani Ismail, yaitu bangsa Arab, garis keturunan yang menurunkan Nabi Muhammad Saw.
Allah sendiri menyatakan kepada Bani Israil pada Ulangan 32:21
"Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan murka-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan kaumnya dan akan menerbitkan amarahnya dengan satu kaum yang hina."
Isa alias Jesus didalam Matius 21:43 juga mengukuhkan pernyataan Allah ini :
"Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu."
Jelas sekali ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Allah akan :
1.
Mengambil kerajaan-Nya dari Bani Israel
Disini kita mesti
memahami bahwa yang dimaksud dengan kerajaan Allah dapat
berupa rahmat, kemuliaan, petunjuk, nikmat kenabian
2. Kerajaan Allah tersebut akan dipindahkan kepada suatu bangsa lain yang bukan berasal dari kaum Bani Israel yang telah dipandang hina oleh mereka sebelumnya yang justru dari kaum tersebut akan menghasilkan buah atau karya yang diinginkan oleh Allah dan menimbulkan kebencian yang mendalam dari Bani Israel.
Kalimat yang diutarakan oleh Jesus pada Matius 21:43 tersebut diucapkan di Bait Allah didalam negri Jerusalem dihadapan seluruh Imam dan tua-tua penganut Taurat dinegri itu (Matius 21:23).
Dan Taurat itu adalah kitab Musa kepada Bani Israil, jadi apabila para Imam itu adalah penganut Taurat bahkan guru Taurat, terlepas dari apakah mereka benar-benar seorang yang patuh atau penyeleweng dari hukum Taurat, namun tetap saja mereka adalah bagian dari Bani Israil, dan jika kalimat ini diucapkan oleh Jesus terhadap Imam mereka (Bani Israil), maka secara otomatis seruan Jesus ini tertuju kepada keseluruhan kaumnya, Bani Israil.
Ingatlah kembali akan apa yang diseru oleh Allah didalam Ulangan 32:21 diatas :
"Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan murka-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan kaumnya dan akan menerbitkan amarahnya dengan satu kaum yang hina."
Ayat diatas ini sangat berkaitan erat dengan apa yang disabdakan oleh Jesus sebelumnya, bahwa Allah telah cemburu (murka) terhadap tindakan Bani Israil yang telah menyekutukan-Nya dengan Tuhan-tuhan lain, untuk itu, Allah juga akan membangkitkan marah dan kecemburuan Bani Israil terhadap kemuliaan yang akan dipindahkan Allah diluar kaum Bani Israil, yaitu suatu kaum yang dianggap mereka hina, yaitu Bani Ismail.
Dan inilah terjadinya disaat Allah mengutus Nabi Muhammad Saw dari Bani Ismail sebagai awal perpindahan kerajaan Allah dari Bani Israil menuju kaum selainnya.
Jadi semakin jelas bahwa kebangkitan Muhammad Saw sebagai salah seorang Nabi dari keturunan Ismail yang telah diberkati Allah sebelumnya, adalah dikarenakan pembangkangan dari keturunan Ishak terhadap Allah sehingga menimbulkan murka Allah dan mengalihkannya kepada kaum Ismail yang disebutkan pada Ulangan 32:21 sebagai kaum yang hina, sebab bukankah Ismail dianggap tidak layak untuk bersama dengan Ishak pada kisah pengusiran Hagar dan Ismail yang dilakukan oleh Sarah pada Kejadian 21:10.
Dan kepada benih Ismail inilah Allah memindahkan kerajaan-Nya dari Bani Israil dan apa yang disebut bahwa akan menghasilkan buah Allah itu menjadi kenyataan ketika masa pengutusan Muhammad Saw yang menjadikannya suatu bangsa yang besar, yang dengan gagah berani menyatakan firman-firman Allah dan mengembalikan citra tauhid sejati, membersihkan segala bentuk keberhalaan dan mendirikan kerajaan Allah diatas dunia ini.
Lalu pengukuhan Isa pada Matius 21:43 akan membuktikan firman Allah terhadap kebesaran Ismail dan keturunannya pada Kejadian 17:20 dan Kejadian 21:18 yang membuktikan bahwa Bani Ismail melalui Muhammad Saw akan menjadi suatu bangsa yang besar dan menghasilkan banyak orang yang beriman kepada Allah secara penuh dan totalitas sebagai yang dimaksud dengan buah kerajaan itu (yaitu kerajaan Allah).
Pembangkangan Bani Israil ini juga disinyalir oleh Allah dalam AlQur'an secara jelas :
"Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka beberapa orang Rasul. Tetapi setiap datang seorang Rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, mereka dustakan sebagian dan mereka bunuh sebagian." (QS. Al-Ma'idah 5:70)
Lebih jauh kita melihat pada Ulangan 18:17-22 sebagai sambungan dari Ulangan 18:15 :
"Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang Nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."
Ulangan 18:19 diatas memperjelas lagi tentang sosok Nabi yang dinubuatkan itu.....Nabi itu datang bukan dari kalangan Bani Israil tetapi dari antara saudara mereka, yaitu bani Ismail ....seperti Musa dimana Allah akan menaruh "firman-Nya" dimulut Nabi tersebut dan dia akan mengatakan kepada mereka segala yang diperintahkan Allah kepadanya.
Jesus adalah Firman Tuhan yang menjelma dalam tubuh Jesus itu sendiri .. demikian keyakinan orang-orang Kristen. Tetapi orang yang dijanjikan itu adalah "menyimpan Firman Tuhan itu" dalam mulutnya.... berarti Firman itu diucapkannya dengan mulutnya... dan penyampaian Firman itu adalah dengan "mengatakannya".
Betapa mungkin nubuatan itu tertuju kepada Jesus yang merupakan penjelmaan Firman Tuhan itu? Kepada siapa lagi nubuatan itu tertuju kalau tidak kepada Muhammad yang senantiasa menyampaikan firman Allah lewat ucapannya Bismillahirahmanirahim.... dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ?
Selain itu, mari kita lihat apa kata al-Qur'an terhadap pribadi Muhammad Saw :
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."(QS. An Najm 3-4)
Nabi Musa adalah Nabi yang terbesar dikalangan Bani Israel....Semua Nabi-nabi Bani Israil sesudah Musa berhukum kepada Taurat yang diturunkan kepada beliau... dan Taurat adalah Kitab syariat yang paling sempurna untuk Bani Israel, bahkan Jesus sendiri mengatakan bahwa kedatangannya sama sekali tidak hendak untuk merombak hukum Taurat atau juga kitab para Nabi sebelumnya, sebab tercatat hukum Taurat tidak akan dibatalkan hingga langit dan bumi hancur sampai seluruhnya terjadi, yaitu datangnya sang Nabi terakhir, Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang terakhir dan terbesar untuk semua manusia Bani Adam ini dan risalahnya meliputi semua kaum dan manusia dimuka bumi ini....termasuk Bani Israel.
Dengan kedatangan Nabi Muhammad Saw selesailah misi Nabi Musa yang kedatangannya hanya terbatas untuk Bani Israel saja. Semua pengikut Taurat dan Injil itu harus menerima kerasulan Muhammad Saw sebagaimana isi terakhir dari ayat Matius 5:18 ..."sampai seluruhnya terjadi", yaitu sampai masa Nabi yang dinubuatkan oleh Musa dalam Tauratnya itu tiba, maka Taurat tidak lagi wajib untuk di-ikuti dan berganti dengan kitab selanjutnya.
Selain itu, sebagaimana isi Ulangan 18:22 :
"Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."
Nabi Muhammad Saw berbicara menyampaikan firman Allah kepada seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh golongan maupun bangsa. Semasa hidupnya, beliau Saw menyerukan Islam kepada Heraklius, penguasa Persia, Roma, Najasyi raja Ethiopia, Muqauqis (gubernur Mesir) dan sebagainya.
Dikala Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah kekota Yatsrib (Madinah - sekarang), kala itu kota ini masih dihuni oleh berbagai kelompok dari berbagai kaum dan agama.
Diantara mereka ada yang sudah menganut ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad (yaitu kaum Anshar), ada yang masih memiliki budaya pagan atau penyembah berhala yang umumnya berasal dari suku Aus dan Khazraj, ada pula kelompok penduduk Yahudi yang terdiri dari Banu Qainuqa, Bani Quraiza, Banu'n Nadzir serta kelompok Yahudi Khaibar diutara Madinah. Kepada mereka ini pula Nabi Muhammad Saw telah menyerukan ajaran-ajaran Allah.
Lebih jauh, ayat-ayat al-Qur'an sendiri banyak sekali menyeru kepada Bani Israil agar mereka mendengarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw dan menegur kelakuan mereka yang buruk, baik terhadap ajaran Allah, terhadap para Nabi dan pengikutnya maupun kepada para masyarakat lainnya.
Apabila ada pihak yang masih berusaha menyandarkan akan petunjuk Yohanes dalam pasal ke-5 nya:
John from New American Standard Bible (NASB)
45 "Do not think that I will accuse you before the Father; the one who accuses you is Moses, in whom you have set your hope.
46 "For if you believed Moses, you would believe Me; for he wrote of Me.
47 "But if you do not believe his writings, how will you believe My words?"
Sekarang : Apa yang sudah pernah ditulis oleh Musa ?
Kita semua sudah tahu bahwa Musa bukan penulis kitabnya
sendiri.
Jadi kalimat ini masih perlu kita selidiki lebih jauh,
seberapa benar kalimat yang diungkapkan oleh Johanes ini.
Mungkin sebagai bahan referensi, bisa dibaca pula dalam alamat :
Moses Didn't Write Pentateuch :
http://members.aol.com/JAlw/moses_didnt_write_pentateu.htm
The Jews and the Mosaic Law ; Who Wrote
the Pentateuch?
http://www.jewish-history.com/mosaic/chapter2.htm
The Torah in Modern Scholarship:
http://www.kencollins.com/bible-p2.htm
Dan sekarang, sebagai kunci akhir dari penjelasan ayat Ulangan 18 sebelumnya diatas, mari kita lihat Ulangan 34:10
Deuteronomy 34:10
"And there arose no more a prophet in Israel like unto Moses, whom the Lord knew face to face."
Jelas sekali disana dikatakan bahwa TIDAK AKAN ADA LAGI NABI SEPERTI MUSA YANG BANGKIT DARI ISRAIL.
Untuk itu, mengacu bahwa Jesus merupakan Nabi yang bangkit dari antara saudara Bani Israil yang dimaksud oleh Musa dalam kitab Ulangan sama sekali tidak valid sebab Nabi yang seperti Musa hanya akan bangkit dari luar Bani Israil, yaitu Bani Ismail dan dia adalah Nabi Muhammad Saw al-Amin sang Paraclete dan The Holy Spirit.
Next of the verse "TAFSIR BIBLE ISLAMI" is "Tafsir Kitab Jesaya"
Islamic Media 2008 Kritik & Saran INDEX UTAMA |