Pembaca telah
mempelajari struktur (19 + 10) dalam alQui an pada bab-bab
sebelumnya, untuk membentuk struktur prima kembar 29. Pada bab ini,
mari kita menjelajah lebih lanjut dengan struktur (11 + 8) untuk
membentuk prima kembar 19. Angka 11 juga merupakan prima kembar dari
pasangan 11 dan 13. Sedangkan angka 8 adalah indeks bilangan prima
19.
Pertama-tama struktur
yang paling sederhana adalah enkripsi atau angka-angka kunci pada
nomor ayat yang berhubungan dengan angka 11 dan 8.
Struktur (11 + 8) dan Bilangan 11
Kita telah mempelajari
struktur (19 + 10) pada kalimat basmallah, dan 29 surat-surat
fawatih, permulaan dengan huruf alif, lam, mim dan sebagainya.
Sekarang, mari kita mengenal lebih dekat struktur (11 + 8) yang
membentuk struktur bilangan prima 19 pada al-Qur' an. Angka 19 dan
angka 8 di dalam alQur'an muncul pada Surat al-Muddatstsir (74: 30)
dan Surat al-Haqqah (69: 17)
- sebelumnya telah dijelaskan
struktur surat ke-19. Kodetifikasi muncul ketika nomor surat dan
nomor ayatnya dijumlahkan:
74 + 30 + 69 + 17 = 190
atau (19 x 10).
TABEL
7.1
STRUKTUR SURAT DENGAN BILANGAN (11+8)
No |
Nama surat |
No surat |
Nama ayat |
No |
Nama surat |
No surat |
Nama ayat |
1 |
AI-Jumu'
ah |
62 |
11 |
6 |
AIam
Nasyrah |
94 |
8 |
2 |
AI-Munafiqun |
63 |
11 |
7 |
At-Tin |
94 |
8 |
3 |
Adh-Dhuha |
93 |
11 |
8 |
AI-Bayyinah |
94 |
8 |
4 |
Al-'Adiyat |
100 |
11 |
9 |
Az-Zalzalah |
94 |
8 |
5 |
AI-Oari' ah |
100 |
I1 |
10 |
At-Takatsur |
102 |
8 |
|
Jumlah |
- |
55 |
|
]umlah |
|
40 |
Mari kita lihat
selanjutnya.
Pertama, struktur yang paling sederhana, kombinasi
11 dan 8, di mana terdapat enkripsi pada 10 surat dari 114 surat
al-Qur'an yang mempunyai jumlah ayat 11 dan 8. Kesepuluh surat
tersebut terbagi dua: 5 surat masingmasing dengan jumlah ayat 11
dan sisanya 5 surat masingmasing dengan jumlah ayat 8. Tentu saja,
karena jumlahnya berpasangan, maka jumlah ayat-ayatnya merupakan
kelipatan 19, yaitu 95 atau (19 x 5). Simetris murni,
seimbang dan selaras.
Kedua, struktur
al-Asma'ul Husna. AI-Asma'ul Husna
(ismi =
nama, husna = baik) adalah
nama-nama yang sangat indah dari Allah swt dan sekaligus
mencerminkan sifat-sifat Tuhan Yang Esa. Penelitian lebih lanjut
1
mengungkapkan bahwa di antara nama-nama yang indah,
76 nama terdapat dalam al-Qur'an, sedangkan
23 nama lagi dalam Hadits2.
Coba perhatikan angka 76 adalah enkripsi dari (4 x 19), sedangkan
angka 23 adalah bilangan prima. Angka 4 berarti bahwa kalimat ini
terulang 4 kali dalam al-Qur'an, sama banyaknya dengan kata
Muhammad, dan syari'ah. Jumlah nama-nama yang indah semuanya
99, atau (9 x 11). Lebih lanjut akan dijelaskan nanti bahwa
angka 11 berhubungan dengan benda-benda di langit: bulan, bintang
dan matahari.
Kalimat al-Asma'ul
Husna sendiri "kebetulan° terdiri dari 11 huruf Arab.3
Kalimat ini disebutkan dalam 4 ayat pada 4 surat yang berbeda:
1.
AI-A'raf (7:180)
'Hanya
milik Allah Asma'ul Husna, maka bermohonlah
kepadan-Nya dengan
menyebut Asma'ul Husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat balasan
terhadap apa yang
telah mereka kerjakan".
2.
Al-Isra' (17:110)
"Katakanlah
'Serulah Allah
atau ar-Rahman.
Dengan nama yang mana
saja kamu seru,
Dia mempunyai Asma'ul
Husna dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam
shalatmu dan janganlah
pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah
di antara kedua itu' ".
3.
Thaha (20:8)
"Dialah Allah,
tidak ada Tuhan
yang berhak disembah
melainkan Dia. Dia mempunyai
Asma'ul Husna"
4.
Al-Hasyr (59:24)
"Dialah Allah
Yang Menentukan,
Yang Mengadakan, Yang Menbentuk Rupa, Yang
Mempunyai nama-nama yang paling
baik. Bertasbihlah kepada-Nya apa
yang di langit dan dibumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa Iagi Maha Bijaksana".
Enkripsi angka 11 yang
lebih rumit akan diketahui bila nomor surat dan nomor ayat tersebut
di atas dijumlahkan kemudian dijajarkan dalam 5 komponen.
Jika nomor surat tadi
dijajarkan dengan hasil penjumlahannya, maka bilangan tersebut
adalah kelipatan 11:
7172059103 = 11 x
652.005.373
Demikian juga, jika
nomor ayat tersebut di atas dijajarkan dengan jumlah nomornya, maka:
180110824322 = 11 x
16.373.711.302
Ini berarti kalimat
al-asma'ul husna hanya diposisikan pada 4 surat dengan 4 ayat
tertentu saja, dengan kodetifikasi angka 11 yang tidak sederhana.
Bila tertukar posisinya, maka struktur ini tidak terjadi.
Ketiga,
struktur sederhana Surat Muhammad dengan Surat al-Muddatstsir. Kedua
surat ini, bernomor 47 dan 74, mempunyai ayat 38 dan 56, sama-sama
berjumlah 11 digitnya.
4+7=7+4=3+8=5+6=11
Sekali lagi, kita
diyakinkan adanya hubungan kodetifikasi antara nama-nama yang indah,
Nabi Muhammad saw, seruan "bagi orang yang berselimut", dan
syari'ah. Tetapi bagian yang paling menarik adalah hubungan angka 11
dengan benda-benda di langit (tunggal), yang direfleksikan oleh ke-3
Surat an-Najm (Bintang), al-Qamar (Bulan), dan asy-Syams (Matahari)
sedemikian rupa sehingga jumlah ke-3 nomor suratnya merupakan
kelipatan 11.
53 + 54 + 91 = 198 atau
(11 x 18).
Bukan suatu kebetulan,
benda di langit pada sistem tata surya kita dikodekan dengan angka
11 dalam al-Qur'an, sama dengan perbedaan sistem Kalender Matahari
dan Kalender Bulan, yaitu 11 hari. Coba kita perhatikan keterangan
NASA tentang sistem kalender4.
Salah satu sistem untuk
mengukur waktu yang telah berlalu atau yang akan datang adalah
kalender. Sistem kalender satu tahun terdiri dari 12 bulan. Setiap
Kalender Bulan, berdasarkan waktu bulan mengelilingi bumi adalah
29,53 hari. Karenanya, waktu satu tahun adalah 354,37 hari. Ini
tidak sama dengan lamanya waktu dari satu musim ke musim lainnya,
misal "hari pertama musim semi atau dikenal dengan vernal equinox"
ke musim semi berikutnya, yaitu 365,24 hari. Berbeda 11 hari!
Sedangkan Kalender
Matahari, berdasarkan waktu bumi mengelilingi matahari, dikenal
dengan Kalender Julian atau yang kemudian
diperbarui dengan sebutan Kalender Gregorian, masukan dari
astronom bernama Christopher Clavius dari Itali. la menyarankan
aturan khusus untuk menvesuaikan perbedaan dari 365 hari satu tahun
dengan 365,24 hari aktual per tahun, yaitu dengan penyesuaian setiap
4 tahun sekali. Berlaku bagi abad-abad yang berakhir; yang dapat
dibagi dengan 400. Dengan demikian, tahun-tahun di 1800, 1900, dan
2100 tidak ditemukan tanggal 29 Februari. Hanya ada di tahun-tahun
2000 dan 2400. Pengaturan ini memungkinkan rata-rata Kalender
Gregorian hanya berbeda 0,5 menit dengan waktu aktual tiap tahun,
atau dengan tingkat kesalahan 1 hari dalam 3000 tahun sekali.
Berbeda dengan Kalender Islam yang
berdasarkan Kalender Bulan. Dimulai ketika Muhammad saw hijrah ke
Medinah pada tahun 622. Kemudian Khalifah Umar menetapkan hari
pertama bulan Muharram sebagai awal tahun Kalender Islam, yaitu 16
Juli tahun 622. Tiap bulan bergantian 30 dan 29 hari kecuali bulan
ke 12, Dzulhijjah (Dzu al-Hijjah). Ini, menariknya,
berhubungan dengan angka 11 dan 19. Supaya tepat dengan aktual waktu
fase bulan. 11 tahun siklus pertama, bulan Dzulhijjah di-set
30 hari, clan 19 tahun kemudian di-set 29 hari. Dengan
demikian setahun bisa 354 hari atau 355 hari. Dalam 30 tahun,
lengkaplah satu siklus, rata-rata 354,37 hari.
Jika kodetifikasi angka 11 dalam al-Qur'an
merefleksikan perbedaan sistem kalender dalam tata surya kita, maka,
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, angka 19 juga berhubungan
dengan desain alam, fase bulan dan siklus Meton. Termasuk yang
diketahui, lamanya orbit komet Halley mendekati tata surya setiap 76
tahun sekali atau (4 x 19) tahun. Apa kata sains tentang komet ini5:
Tahun 1705, Edmund Halley rnemtbuat
prediksi dengan rumus Newton bahwa sebuah komet di tahun 1531, 1607,
dan 1682 akan masuk ke sistem tata surya. Kemudian kembali lagi
tahun 1758. Rarnalannya tepat. Akhirnya komel tersebut diberi nama
dengan namanya. Orbit komet Halley rata-rata 76 fahun, tergantung
dari pengaruh gravitasi di ruang angkasa. Komet ini muncu! di tahun
1970, dan kembali di tahun 1986. Penampakan kembali di sekitar tata
surya kita akan terjadi di taltun 2061/2062.
Simak wawancara Michio Kaku tentang
Parallcl Universes di BBC Homepage Science: berhubungan dengan
bilangan 11.
Teori-M mendefinisikan 11
dimensi ruang dan waktu, terdiri dari 70 ruang dan 7 dirnensi waktu.
jika kifa berbicara quantum parallel universes, maka barangkali ada
alam yang "mirip" dengan alam semesta kita. Semua dimensi "bergetar"
dan membuat alam semesta kita ikut "bergetar. "Getaran" tersebut
tamyak seperti cahaya. Alam semesta manusia berada di 4 dimensi (3
dimensi ruang + wnktu), sisanya (di luar itu) hyper-space yang
terdiri dari 7lapis dimensi ruang. Alarn semesta yang terdekat hanya
berjarak kurang dari 1 mm saja. Uji coba akan dilakukan di Geneva
beberapa tahun mendatang, untuk pengembangan selanjutnya.
Fenomena di atas memberi gambaran kepada
pembaca bahwa pernyataan pemikir matematika seperti Galileo, studi
para ilmuwan, dan al-Qur'an, benar adanya. Ada korelasi erat antara
desain alam semesta - matematika - Kitab Suci-manusia. Bilangan
prima banyak dipakai sebagai kode unsur alam, di antaranya anomali
planet-planet, garis edar, DNA, unsur kimia, pengaturan atom,
kromosom, termasuk aplikasi hukum Benford, yang akan dijelaskan
kemudian.
|