BAB II
MEMAHAMI RAHASIA AL-QURAN
Pandangan-Pandangan
Imam-Imam Alrtul Bait tentang Muhkam dan Mutasyabih
Yang
kami pahami dari berbagai sabda para Imam Ahlul Bait (salam atas
mereka) adalah bahwa tidak ada
mutasyabih yang maksud hakikinya tidak mungkirr diketahui.
Akan tetapi, ayat-ayat yang makna hakiki mereka tidak dapat
diketahui secara langsung, dapat diketahui dengan merujuk kepada
ayat-ayat lain. Inilah pengertian ketergantungan ayat
mutasyabih kepada
ayat muhkam.
Arti lahir firman Allah:
"Yang Maha Pengasih bersemayam di atas 'Arsy."
(QS
20:5)
"Dan
datanglah Tuhanmu. "
(QS
89:22)
menunjukkan bahwa Tuhan itu berjasmani dan bahwa Ia itu materi.
Tetapi, jika kita merujukkan kedua ayat itu kepada firman Allah:
"Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya."
(QS
42:11)
maka
jelaslah bahwa bersemayam dan datang itu bukan berarti menetap
di suatu tempat atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda tentang Al-Quran:
"Sesungguhnya
Al-Quran itu tidak diturunkan agar sebagiannya mendustakan
sebagian yang lain. Tetapi ia diturunkan agar sebagiannya
membenarkan sebagian yang lain. Maka apa yang Izamu ketahui,
amalkanlah, dan apa yang samar bagimu, imanilah. "1)
Ali
a.s. berkata:
"Sebagian Al-Quran menguatkan sebagian yang lain, dan
sehagiannya menjelaskan sebagian yang lain.2)
Imam
ash-Shadiq a.s. berkata:
"Muhkam adalah ayat yang dapat diamalkan, dan mutasyabih
adalah ayat yang dapat menimbulkan kesalahpahaman bagi orang
yang tidak mengetahuinya. "3)
Imam
ar-Ridha a.s. berkata:
"Barazzgsiapa merujukkan ayat-ayat
mutasyabih kepada ayat-ayat
muhkam,
maka dia telah ditunjuki kepada jalan yang lurus.
"Sesungguhnya dalam hadis-hadis kita, ada yang
mutasyabih,
seperti ayat-ayat
mutasyabih.
Oleh karena itu, rujukkanlah hadishadis yang mutasyabih
kepada yang
muhkam,
dan janganlah kamu menngikuti hadis
mutasyabih,
agar kamu tidak tersesat. "4)
Hadis-hadis ini, khususnya hadis yang terakhir, menjelaskan
bahwa untuk mengetahui makna ayat-ayat
mutasyabih, kita
harus merujukkan ayat-ayat itu kepada ayat-ayat muhkam.
Hal ini berarti - sebagaimana telah kami paparkan tadi - bahwa
di dalam Al-Quran tidak terdapat satu ayat pun yang tidak
mungkin diketahui maksudnya.
1).
Ad-Durrul Mantsur,
II, h. 8.
2).
Nahjul Balaghah,
Fatwa ke-131.
3).
Tafsir al-'Iyasyi,
I, h. 162.
4).
‘Uyunul Akhhar,
I, h. 290.
|
|