BAB II
MEMAHAMI RAHASIA AL-QURAN
Contoh-Contoh
Menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran
(
1 - 2 )
Allah berfirman:
"Allah adalah pencipta segala sesuatu. "
(QS
39:62)
Gagasan ini diulang-ulang di empat tempat dalam Al-Quran.
Menurut gagasan ini, semua makhluk yang ada di alam ini adalah
ciptaan Allah. Harus selalu kita camkan bahwa Al-Quran, dalam
beratus-ratus ayatnya, menegaskan masalah sebab dan akibat.
Dalam ayat-ayat itu, semua perbuatan dinisbatkan kepada
pelakunya, semua perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan
dipandang sebagai perbuatan sang pelaku itu sendiri, dan sebab
selalu dikaitkan dengan akibat, seperti membakar dikaitkan
dengan api, tumbuh dihubungkan dengan bumi, hujan dikaitkan
dengan langit dan lain-lain. Kesimpulannya ialah bahwa orang
yang berbuat dan mengerjakan sesuatu, maka perbuatan dan
pekerjaannya dikaitkan dengannya. Hanya saja pewujud hakiki
perbuatan itu adalah Allah, bukan yang lain.
Setelah mengungkapkan generalisasi penciptaan, Allah berfirman:
"Yang memperindah segala sesuatu yang diciptakan-Nya."
(QS 32:7)
Jika
ayat ini dipadukan dengan ayat yang sebelumnya, maka tampak
bahwa keindahan dan penciptaan selalu terjadi bersamaan,
sehingga semua ciptaan yang dijumpai di alam makhluk adalah
bagus dan indah. Hendaknya juga selalu kita camkan bahwa
ayatayat Al-Quran mengakui keberadaan baik sebagaa lawan
keberadaan jahat, keberadaan manfaat sebagai lawan keberadaan
mudharat, keberadaan bagus sebagai lawan keberadaan jelek, indah
sebagai lawan buruk. Al-Quran memandang banyak perbuatan, ucapan
dan pikiran sebagai bagus atau buruk. Tetapi keburukan,
kejelekan dan kejahatan ini hanya akan tampak dengan jelas jika
dibandingkan dengan lawannya. Oleh karena itu, keberadaan
sifat-sifat itu adalah relatif, tidak dengan sendirinya. Sebagai
contoh, ular dan kalajengking itu menyakitkan, tetapi hanya
bagi manusia dan binatangbinatang yang merasa sakit karena
terkena racunnya, tidak bagi batu dan debu. Sesuatu yang rasanya
pahit dan baunya tidak sedap, tidak disenangi, tetapi hal ini
hanya berlaku bagi rasa dan penciuman manusia, tidak bagi rasa
dan penciuman semua binatang. Dan beberapa perbuatan serta
ucapan tampak menyimpang, tetapi hal ini hanya bagi lingkungan
tempat manusia hidup, tidak bagi semua lingkungan.
Jika
masalah relativitas dan perbandingan tidak kita perhatikan, maka
segala yang maujud akan menjadi indah dan menawan dan keindahan
ini tidak dapat digambarkan dan diungkapkan, karena penggambaran
dan pengungkapan itu sendiri termasuk keindahan-keindahan alam
makhluk, dan keduanya juga memerlukan penggambaran. Ayat di
alas bermaksud memalingkan pandangan manusia dari keindahan dan
keburukan yang relatif,
mengarahkannya kepada keindahan yang mutlak, dan melengkapi akal
dengan pandangan dan pengetahuan yang menyeluruh. Apabila kita
memahami pokok-pokok yang dijelaskan dalam beratusratus ayat
Al-Quran yang menggambarkan bagian demi bagian, gugusan demi
gugusan dan berbagai sistem universal ataupun parsial alam, maka
kita mengetahui bahwa alam merupakan bukti paling kuat tentang
kemahakuasaan Allah, dan petunjuk terandal untuk mengenal Allah
dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.
Jika
kita merenungkan kedua ayat di atas, dan memikirkan secara
mendalam pembahasan-pembahasan yang lalu, maka akan kita ketahui
bahwa keindahan yang mempesona yang memenuhi keseluruhan alam
ini hanyalah secercah keindahan yang kita ketahui melalui
tanda-tanda di langit dan bumi. Kita pun tahu bahwa setiap
bagian dari alam ini merupakan celah, dan dari celah itu kita
memandang kekuasaan yang tidak terbatas, sehingga kita tahu
bahwa bagian-bagiar. ini tidak memiliki kekuasaan sedikit pun,
kecuali yang telah dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu, dalam
beberapa ayat Al-Quran kita melihat dinisbatkannya berbagai
keindahan dan kesempurnaan kepada Allah, seperti:
"Dia
adalah Zat yang hidup, dan tidak ada Tuhan selain Dia."
(QS 40:65)
"Sesungguhnya seluruh kekuatan itu milik
Allah."(QS 2:165)
"Sesungguhnya seluruh kemuliaan itu milik
Allah."(QS 4:139)
"Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. "
(QS
30:54)
"Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(QS
42:11)
"Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang memilii nama-nama yang
baik."
(QS
20:8)
Berdasarkan ayat-ayat ini, pada hakikatnya semua keindahan dan
kesempurnaan yang kita lihat di alam ini adalah milik Allah.
Adapun kesempurnaan dan keindahan yang ada pada selain Allah
hanyalah kesempurnaan dan keindahan perlambang dan pinjaman.
Untuk menguatkan apa yang telah disebutkan tadi, Al-Quran
menjelaskan dengan cara lain, bahwa keindahan dan kesempurnaan
yang dititipkan pada makhluk-makhluk di alam ini, terbatas dan
berkesudahan. Sedangkan keindahan dan kesempurnaan Allah itu
tidak terbatas dan tidak berkesudahan. Allah berfirman:
"Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan ukuran. "
(QS
54:49)
"Tidak ada sesuatu pun kecuali ada sumbernya di sisi Kami dan
Kami tidak akan menurunkannya kecuali dengan ukuran tertentu."
(QS
15:21)
(
1 - 2 )
|