Beda Nabi dan Rasul (Edisi Revisi)
Selanjutnya>>
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Tulisan ini saya turunkan untuk menjadi renungan bagi kita semua, termasuk diri saya sendiri didalam memahami Islam secara utuh dan menghilangkan segala macam khurafat, dengki, takhayul dan hal-hal lainnya yang dapat menyebabkan kehilangan salah satu unsur keseimbangan dari wahyu Allah ini berdasarkan Khofi As Zakiah [hati yang suci] yang amat Khullus [ikhlas] serta dihiasi dengan kebajikan Allat Dawam [yang abadi] lagi disertakan Tahmit [pujian] dan Tamjit Allat Tamami [kebenaran yang sempurna].
Mari sejenak kita merenungkan kembali wahyu Allah dibawah ini:
"Kemudian mereka menjadikan urusan mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Masing-masing golongan merasa bangga dengan keyakinannya itu." (QS. 23:53)
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. 33:40)
"Nabi-nabi itu adalah bersaudara yang bukan satu ibu, ibunya bermacam-macam, namun agamanya satu." (HR. AlSaikhan dan Abu Daud)
Rasulullah Saw
bersabda :
'Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad,
Aku Ahmad , Aku yang penghapus karena aku, Allah menghapuskan
kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah
kekuasaanku dan aku pengiring yang tiada kemudianku seorang
Nabipun.'
(Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab: Asmaun-Nabi;
Tirmidhi, Kitab-ul- Adab, Bab: Asma-un-Nabi; Muatta',
Kitab-u-Asma in-Nabi, Al- Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh,
Bab: Asma-un-Nabi.)
"Hubunganku dengan kenabian sebelumku seperti layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang pernah dibangun. Semuanya telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu bata. Aku mengisi tempat tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Aku diutus oleh Allah untuk menyebarkan wahyu-Nya kepada seluruh dunia. Dan garis kenabian berakhir pada ku." (Muslim, Tirmidzhi, Ibnu Majah)
'Abdur Rahman bin Jubair berkata: "Aku mendengar Abdullah bin 'Amr ibn-'As meriwayatkan bahwa suatu hari Nabi Saw keluar dari rumahnya dan berkumpul bersama kami. Sikapnya menunjukkan kegelisahan hatinya seolah beliau akan meninggalkan kami." Beliau bersabda, "Aku Muhammad, Nabi Allah yang ummi" dan kalimatnya tersebut diulang sebanyak tiga kali. Lalu dilanjutkannya: "Tidak akan ada Nabi lagi setelah aku !" (Musnad Ahmad, Marwiyat'Abdullah bin Amr ibn'-As.)
Nabi Saw bersabda: "Jika saja ada Nabi sesudah aku, tentulah dia adalah Umar Bin Khatab." (Tirmidzi, Kitab-ul- Manaqib)
Dari Sa'd bin
Abi Waqqas r.a.
Nabi Saw berkata kepada Ali r.a [dalam perang tabuk]: "Antara
aku dengan engkau laksana hubungan antara Musa dan Harun,
tetapi tidak ada nabi lagi sesudahku."
(Bukhari dan Muslim, Kitab Fada'il as-Sahaba)
Thauban
meriwayatkan: Nabi Saw berkata: "Akan datang tiga puluh
pendusta didalam umatku yang masing-masing dari mereka akan
mengatakan kepada dunia bahwa dia adalah seorang Nabi, tetapi
aku adalah garis terakhir dari kenabian dan tidak akan ada
Nabi lagi setelahku."
(Abu Dawud, Kitab-ul-Fitan)
Nabi Saw bersabda: "Diantara Bani Israel yang datang sebelum kalian telah membuat persekutuan dengan Tuhan sekalipun mereka bukan Nabi-nabiNya. Jika saja akan ada Nabi sesudahku dari kaumku maka tentulah dia adalah Umar Bin Khatab." (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)
Nabi Saw: "Tidak akan ada Nabi sesudahku dan tidak akan ada Nabi baru lagi pada jemaah yang diikuti siapa saja." (Baihaqi, Kitab-ul Rouya; Tabarani)
Nabi Saw
bersabda: "Aku adalah garis terakhir dari kenabian Allah dan
masjidku adalah masjid terkahir [Ini merefer kepada Masjid
yang didirikan oleh Nabi Saw]."
(Muslim, Kitab-ul-Hajj; Bab:Fadl-us-Salat bi Masjidi Mecca wal
Medina)
Pada ayat 33:40 diatas yang juga ditunjang oleh beberapa hadistnya yang saya kemukakan diatas Rasulullah dikatakan sebagai Nabi terakhir [Khataman Nabiyyin] bukan penutup para Rasul [Khatamarrasulun].
Kenapa demikian
?
Apa sih beda Nabi dan Rasul itu ?
Sampai hari ini saya tidak berani mengatakan bahwa Muhammad Saw adalah penutup para Rasul, melainkan penutup para Nabi.
Baiknya saya kemukakan dahulu berbagai ayat suci yang daripadanya dapat diambil kesimpulan untuk pengertian kedua istilah Nabi dan Rasul itu.
6/130.
Hai masyarakat Jin dan Manusia ! Apakah belum datang kepadamu
Rasul-rasul dari jenis kamu sendiri, yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap
pertemuanmu dengan hari [kiamat] ini ? Mereka berkata: "Kami
menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah
menipu mereka, dan mereka membuktikan atas diri mereka sendiri,
bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Ayat suci ini membuktikan bahwa Rasul itu bukan saja terdapat pada masyarakat manusia, malah juga ada pada bangsa Jin yang memang keadaannya bersamaan dengan manusia seperti tersebut pada ayat 55/33 dan 72/11 jo. 46/29.
22/75
Allah memilih dari malaikat selaku Rasul-rasul begitupun dari
manusia; Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
42/51
Dan tiadalah seseorang yang Allah berkata-kata padanya kecuali
dengan wahyu atau dari balik tabir [Hijab] atau Dia utus Rasul
[malaikat] lalu dia berwahyu dengan ijin-Nya apa-apa yang Dia
kehendaki, bahwa Dia maha Tinggi lagi Bijaksana.
43/80
Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia
mereka dan bisikan mereka ? Sebenarnya Rasul-rasul Kami ada
pada mereka menuliskan.
Ketiga rangkaian ayat suci ini secara terang menyatakan bahwa malaikat juga ada yang dinamakan Rasul dengan tugas menyampaikan. Tugas ini memang terkandung pada maksud ayat-ayat dibawah ini:
5/99
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah
mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan.
7/35
Wahai Bani Adam, jika datang padamu Rasul-rasul dari kaummu
menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka siapa yang insyaf dan
berbuat shaleh akan tiadalah ketakutan atas mereka dan
tidaklah mereka itu berduka cita.
21/25
Dan tidaklah Kami utus sebelum engkau seorang Rasul kecuali
Kami wahyukan kepadanya bahwa Tidak ada Tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku.
Walau begitu, adapula Rasul yang tidak diterangkan yang masa hidupnya mungkin sebelum Muhammad atau juga sesudahnya. Penjelasan ini terkandung didalam :
4/164
Dan ada Rasul-rasul yang sungguh telah Kami ceritakan mereka
padamu dulunya, dan ada pula Rasul-rasul yang tidak Kami
ceritakan mereka kepadamu...
Dalam pada itu, pada setiap bangsa diutus Allah Rasul yang menyampaikan ayat-ayatNya malah tidak suatu bangsa yang disiksa Allah didunia kini kecuali telah ada Rasul pada bangsa itu yang menyampaikan hukum Allah dengan bahasa kaum itu sendiri.
3/101
Dan kenapa kamu kafir karena dianalisakan ayat-ayat Allah
sementara padamu ada Rasul-Nya? Dan siapa yang berpegang
kepada hukum Allah maka dia diberi petunjuk kepada tuntunan
yang kukuh.
10/47
Dan bagi setiap ummat itu ada Rasul, ketika datang Rasul
mereka maka terlaksanalah diantara mereka secara efektif dan
mereka tidak dizalimi.
14/4
Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa
kaum itu sendiri agar dia menerangkan pada mereka, dan siapa
yang sesat maka Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan
menunjuki orang yang Dia kehendaki. Dan Dia mulia, Bijaksana.
17/15
Siapa yang dapat petunjuk maka dia mendapat petunjuk itu untuk
dirinya, dan siapa yang sesat maka dia menyesatkan dirinya,
dan tidaklah dia menanggung kesalahan orang lain. Dan tidaklah
Kami menyiksa hingga Kami bangkitkan seorang Rasul.
28/59
Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan negri hingga Dia bangkitkan
pada kaumnya seorang Rasul yang menganalisakan kepada mereka
ayat-ayat Kami, dan tidaklah Kami membinasakan negri itu
kecuali penduduknya zalim.
Banyak sekali ayat suci yang senada dengan ayat 17/15 ini diantaranya ayat 17/58 dan 6/65, tetapi semua itu menjelaskan bahwa siksaan tersebut bukan berlaku sebelum periode Muhammad Saw saja malah juga sesudah wafatnya beliau.
Ayat 28/59 membuktikan bahwa sebelum penduduk negri itu disiksa [diazab] lebih dahulu diutus oleh Allah seorang Rasul kepada mereka dan ayat 10/47 menjelaskan bahwa pada setiap umat ada Rasul dikuatkan oleh ayat 14/4 dengan ketegasan bahwa Rasul itu menyampaikan hukum Allah.
Allah lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu. (QS. 65:12)
Ayat 65/12 diatas juga menyebutkan bahwa selain planet bumi kita ini, telah diciptakan oleh Allah Azza Wajalla bumi-bumi lainnya didalam kawasan semesta raya-Nya. Dan sejenak mari kita melihat pula ayat 42/29 dibawah ini :
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. 42:29)
Allah telah menciptakan banyak planet-planet dan juga planet bumi dalam semesta-Nya, dan Allah pun telah menyebarkan makhluk-makhluk hidup-Nya kepada keduanya, sekarang apakah yang dimaksud dengan makhluk hidup itu menurut kriteria Qur'an ?
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis makhluk hidup dari Almaa', diantara mereka ada yang berjalan atas perutnya /melata/, dan dari mereka ada yang berjalan atas dua kaki serta dari mereka ada yang atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. 24:45)
Jadi jika kita menghubungkan antara ayat 65/12 dengan 42/29 dan 24/45 jo. 6/130 maka didapatilah kesimpulan bahwa untuk planet-planet bumi yang lainnya dimana terdapat kehidupan disana maka disana pun perintah atau hukum-hukum atau ketetapan-ketetapan Allah akan berlaku sebagaimana yang diperlakukan-Nya diplanet bumi kita ini.
Jadi, mengikuti kriteria AlQur'an ini ... pada planet bumi lainnya yang juga memiliki manusia, binatang dan sebagainya maka Allah mengirimkan para Nabi dan Rasul-Nya yang mengibarkan bendera Tauhid, bahwa Tiada Ilah selain Allah.
So, itu adalah
satu kepastian dari Qur'an sendiri dan tidak bisa dibantah.
Tetapi sekarang, bagaimana mengaitkan hubungan antara fungsi
KhatamanNabiyin Muhammad Saw dengan Rahmatan lil'alamin-nya ?
Kita sebelumnya
sudah membahas bahwa Muhammad itu adalah penutup para Nabi/akhir
dari segala kenabian tetapi beliau Saw bukanlah penutup para
Rasul.
Rasul dalam bahasa Arab berarti utusan.
Rasulullah artinya utusan Allah.
Dan sesuai dengan ayat-ayat Qur'an yang diketengahkan pada bagian awal bahwa malaikat itu juga adalah Rasulullah, sebab mereka adalah utusan-utusan atau pesuruh Allah yang memiliki tugas masing-masing, seperti mencatat perbuatan baik dan buruk, menurunkan wahyu dst.
Dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw maka berarti putus sudah wahyu kenabian untuk Bani Adam, karena seluruh ajaran-Nya telah disempurnakan pada masa Muhammad Saw. Tidak ada yang perlu ditambah atau dikurangi lagi, semuanya telah lengkap dan sempurna.
Selanjutnya Allah akan terus mengirim Rasul-rasulNya, baik itu berupa malaikat atau juga manusia. Ingat .... tidak pernah ada malaikat ataupun Jin dinisbatkan oleh Allah dalam AlQur'an sebagai Nabi melainkan hanya sebagai Rasul alias pesuruh alias utusan karena pangkat kenabian hanya ada pada manusia dan itu telah diakhiri oleh Rasulullah Muhammad Saw.
Jadi dari sana dapat disimpulkan bahwa Rasul adalah yang bertugas menyampaikan hukum Allah, ada yang menerimanya langsung dari Allah seperti para Nabi dan malaikat tetapi ada pula yang menerimanya tidak langsung dari Allah tetapi perantaraan AlQur'an yang disampaikan oleh Nabi Saw selaku Nabi terakhir. Nabi adalah manusia yang menerima petunjuk Allah secara langsung kemudian menyampaikan hukum Allah itu kepada manusia lain selaku Rasul.
Sekarang ...
Rasul yang bagaimana yang akan ada pada umat Muhammad Saw ini
?
Untuk itu Nabi Saw bersabda :
Nabi Saw bersabda: "Allah tidak akan mengirimkan Nabi lagi sesudahku, tetapi hanya Mubashshirat" Dia menukas: Apakah al-Mubashshirat tersebut ?. Lanjutnya : Mimpi yang baik serta petunjuk yang benar.". (Musnad Ahmad, Marwiyat Abu Tufail, Nasa'i, Abu Dawud)
Dari Abu Hurairah r.a. ia menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT akan mengirimkan untuk ummat ini pada permulaan setiap seratus tahun seorang Mujaddid yang akan memperbaharui agama." (Musnad Abu Dawud)
Jadi jika selama ini ada pendapat yang menyatakan bahwa Nabi dan Rasul adalah sama atau juga bahwa setiap Rasul itu sudah pasti Nabi tetapi setiap Nabi belum tentu Rasul menurut saya keliru berdasarkan ayat-ayat Qur'an dan Hadist-hadist yang saya kutip dibagian atas.
Jadi sekali lagi .... yang akan ada ditengah-tengah umat dan menjadi Rasul Allah sepeninggal Nabi Muhammad Saw itu bukan Rasul dalam pengertian Nabi melainkan Rasul alias utusan dalam pengertian Mujaddid dan juga mereka-mereka yang tergolong kedalam Al-Mubashirat yang akan menuntun umat Islam menuju kepada pemahaman, penganalisaan serta penafsiran yang benar sesuai dengan konteks jamannya, mengikuti apa-apa yang tercantum didalam AlQur'an.
Sekarang kita kembali kepada hubungan antara fungsi KhatamanNabiyin Muhammad Saw dengan Rahmatan lil'alaamin Muhammad Saw.
Apa itu 'Alaamin
?
Ada penterjemah yang mengartikannya dengan "seluruh alam"
dimana termasuk semua ciptaan, berbentuk bintang, planet,
bulan dan yang ada padanya. Adapula yang mengartikannya
sebagai "segala makhluk", tetapi maksudnya bersamaan dengan "segala
alam" dimana terdapat benda hidup dan benda jumud yang tak
pernah memiliki ruh.
Semuanya saya anggap memiliki kebenaran, tetapi aada yang perlu ditambahkan ... bahwa arti 'Alaamin itu juga bisa sebagai "Seluruh manusia", yaitu manusia yang hidup diplanet bumi dan diplanet-planet lain dalam daerah semesta raya seperti yang dimaksud pada ayat 45/36.
"Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam."
Hal ini ditandai dengan keterangan Ayat-ayat suci lainnya yang mengandung istilah 'Alaamin dimana dinyatakan "pemikiran bagi 'Alaamin" seperti pada ayat 6/90, 12/104, 38/87, 68/52, 81/2 dan dinyatakan sebagai "pertanda bagi 'alaamin" termuat pada ayat 21/91 dan 21/15.
Juga dinyatakan "petunjuk bagi 'alaamin" tercantum pada ayat 3/97 dan dinyatakan sebagai "peringatan bagi 'alaamin" termaktub dalam ayat 25/1, dan dinyatakan juga "dalam dada 'alaamin" tertulis pada ayat 29/10.
Semua itu menyatakan bahwa istilah 'Alaamin berarti juga "seluruh manusia" yang memiliki dada, diberi peringatan, diberi petunjuk dan diberi pertanda untuk perhatian mereka agar mau tunduk dengan hukum-hukum Allah.
Jadi jika Muhammad disebut-sebut sebagai Rahmatan Lil'alaamin maka itu juga berarti Muhammad merupakan pembawa teladan, contoh, petunjuk yang harus diikuti oleh seluruh bangsa manusia dimana saja mereka berada dalam kawasan semesta raya.
Muhammad melalui wahyu Qur'an-nya adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan dunia dan akhirat yang menjelaskannya kepada masyarakat Manusia dan Jin.
AlQur'an menyatakan :
"Hai masyarakat Jin dan Manusia, jika kamu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat melakukannya kecuali dengan sulthan". (QS. 55:33)
Sulthan adalah kekuatan, ilmu pengetahuan, tekhnologi, kemampuan dan sebagainya.
Dan dalam banyak ayat-ayat-Nya Allah pun mengajarkan kepada manusia untuk melakukan pengenalan terhadap alam semesta sebagai bukti atau tanda-tanda kebesaran dan ketauhidan Allah Azza Wajalla.
"Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS.3:191)
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada pelajaran bagi kaum yang mau memikirkan." (QS. 45:13)
Banyak lagi ayat-ayat Qur'an lainnya yang isinya bernada sama dengan dua ayat diatas, semua itu ditujukan kepada seluruh masyarakat manusia dan juga masyarakat Jin yang akhirnya sebagai refleksi atau contoh teladannya telah dilakukan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw dalam berbagai laku hidupnya.
"Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi orang yang beriman kepada Allah dan [percaya kepada] hari kemudian serta banyak menyebut Allah." (QS. 33:21)
Bagaimana pula seorang pengemban risalah Allah, seorang pendakwa, seorang pemimpin umat dan sekaligus juga sebagai Nabi yang dimuliakan hanya mampu berkata namun tidak mampu melaksanakan apa yang dikatakannya ?
Untuk itu Allah
telah menjadikan Muhammad Saw sebagai contohnya.
Nabi Muhammad memfatwakan agar orang mau memperhatikan alam
sekitarnya, memikirkan penciptaan langit dan bumi serta
menganjurkan umatnya untuk mencari "sulthan" agar dapat
melintasi seluruh penjuru langit dan bumi ... itu karena
beliau sudah melakukannya sendiri pada peristiwa Mi'rajnya ke
Muntaha, sebagai planet terjauh dan mungkin merupakan planet
terpinggir dalam semesta raya dengan pertolongan Allah.
Kekuatan atau sulthan yang ada pada Nabi Saw adalah kekuatan Allah karena dia adalah utusan-Nya.
Muhammad
bercerita tentang pedagangan yang jujur .... itupun telah
dilakukannya dalam hidup kesehariannya hingga bahkan beliau
dijuluki oleh masyarakat sebagai Al-Amin.
Dan banyak lagi hal-hal lainnya yang merupakan refleksi dari
Rahmatan Lil'Alaaminnya itu.
Lalu dimana
fungsi KhatamanNabiyinnya ?
Sebagian sudah dijelaskan pada bagian atas dan diberi
penambahan sedikit bahwa salah satu fungsi
KhatamanNabiyyin-nya itu adalah sebagai satu-satunya pemberi
contoh teladan yang sesuai dengan nilai-nilai keTuhanan yang
mana didalam dirinya telah melebur seluruh sifat-sifat para
Nabi dan Rasul sebelum beliau.
Tidak ada lagi
tokoh yang mampu dan berhak menjadi panutan kecuali Rasulullah
Saw.
Karenanya Muhammad sebagai penutup para pemberi contoh yang
paling baik, sebagai penutup garis kenabian, sebagai
KhatamanNabiyyin yang Rahmatan Lil 'Alaamin.
Bagaimana dengan para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah diberbagai belahan bumi lainnya disemesta raya ? Apakah mereka harus mengakui kenabian Muhammad sebagai Nabi terakhir planet bumi ?
Saya jawab ...
benar !
Sebab seperti kata beliau Saw sendiri, semua Nabi adalah
bersaudara, mengajarkan agama atau risalah yang sama, yaitu
Tauhid, Tiada Ilah yang patut disembah kecuali Ilah yang
namanya ALlah yang Maha Esa dalam segala bidang-Nya.
Masing-masing Nabi dan Rasul telah diberikan tanda atau petunjuk oleh Allah mengenai kedatangan Muhammad Saw selaku Nabi penutup [QS. 2:146], hal ini bisa dibuktikan melalui berbagai temuan para ahli kitab, ahli manuskrip dan juga ahli Qur'an sekarang ini.
Bahwa Nabi Adam telah diberi penjelasan segala sesuatunya oleh Allah itu tercantum dalam AlQur'an [2:37 dan lainnya] dan terlepas dari kontroversial palsu-tidaknya Injil Barnabas disanapun dijelaskan bahwa pada mula pertama Adam diciptakan beliau telah melihat 2 khalimah syahadat yang merupakan kesaksian akan kedatangan Muhammad Saw.
Dalam Bible masa kini dinyatakan pada Ulangan 18:18 dan Ulangan 33:1-2 mengenai pengakuan Musa as atas kedatangan Muhammad Saw, juga pada Injil Yohanes 1:19-25 tentang penolakan Isa ALmasih atas klaim orang-orang Yahudi dari Jerusalem tentang Nabi yang dijanjikan Musa, juga Yesaya 41:1-4, Yohanes 16:4-15 dsb.
Dari dalam
AlQur'an sendiri misalnya ayat 2:146, 7:157, 61:6 dan
sebagainya.
Dari dalam Vedha didapati nama Ahmad, Kalky Autar dst.
Semua itu semakin menguatkan kedudukan Muhammad sebagai KhatamanNabiyyin-nya, dan saya yakin bahwa dalam teks asli masing-masing Kitabullah sebelumnya [yang tidak diubah dan dihancurkan oleh tangan-tangan manusia] akan didapati dengan jelas sekali kenubuatan Rasulullah Saw.
Dan atas dasar ini juga saya berani mengatakan bahwa fungsi KhatamanNabiyyin Muhammad juga termuat dalam ajaran dan risalah para Nabi/Rasul yang diutus oleh Allah kepada manusia dan kaum mana saja diberbagai planet bumi semesta raya.
Mengenai mereka
akan mengakuinya atau tidak ... itu bukan satu masalah besar.
Sesungguhnya telah berlalu para Nabi dan Rasul Allah
sebelumnya yang mana mereka selalu mendapat tantangan hebat
dari manusia. Muhammad tidak akan kehilangan sifat
KhatamanNabiyyinnya hanya karena orang tidak mengakui kenabian
dan kerasulan beliau.
Dengan begitu, seorang ulama yang berdakwah kesatu pedalaman yang belum pernah mengenal ajaran Islam, dia bisa juga disebut seorang Rasul, seorang penyampai ajaran Allah.
Bukti-bukti sudah dijelaskan dan dianalisakan, jika masyarakat mau membantah ... silahkan saja bersama-sama kita buktikan kebenarannya nanti pada hari kemudian.
Sesungguhnya Saya bersaksi, tiada Ilah yang patut disembah, tempat meminta pertolongan, tempat mengadu dan lain sebagainya kecuali Allah yang Maha Esa dalam berbagai bidang dan sifat-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, menguasai seluruh langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, tiada serikat bagi-Nya.
Dan Saya bersaksi bahwa KhatamanNabiyin, Muhammad bin Abdullah Rasul Allah adalah benar seorang Nabi yang ummi, seorang utusan Allah yang namanya terdapat pada berbagai kitab suci Allah dan dinubuatkan oleh seluruh Nabi dan Rasul-Nya.
Saya telah menolak semua paham keNabian yang didakwa oleh manusia-manusia Bani Adam setelah beliau, termasuk klaim Mirza Ghulam Ahmad, Elijah Muhammad, Lia Aminuddin, Ahmad Mukti, Lois Farakhan, Musailama dan sejumlah nama-nama Dajjal lainnya berdasarkan AlQur'an dan Sunnah Rasul yang benar.
Akhirnya kepada Allah sajalah saya memohon ampun atas segala dosa dan salah, baik yang disengaja atau tidak disengaja, dan penghargaan serta penghormatan tertinggi Saya persembahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw sang Nabi penutup, reformer sejati, pintu gerbang ilmu pengetahuan dunia dan akhirat dan salam takzim juga kucurahkan untuk para keluarga dan keturunan beliau serta para sahabatnya yang mendapatkan petunjuk Allah dibawah bendera Tauhid baik dahulu, sekarang dan yang akan datang dimanapun mereka berada.
Armansyah, S.Kom
Armansyah@yahoo.com
http://www.geocities.com/arman_syah/
Islamic Media 2008 Kritik & Saran INDEX UTAMA |