Chapter
2.3 Bahkan jika masih ada niat untuk berhadapan dengan Ahmadiyah, janganlah coba-coba melakukannya. Naseem Saifi, seorang tokoh Ahmadiyah kelahiran Qadian, dengan lantangnya berkata: "Coba tunjukkan padaku, apa yang telah dicapai oleh mereka (Ulama-ulama) yang memusuhi Ahmadiyah itu? Adakah hasil yang mereka peroleh, ataukah mereka sanggup membendung masuknya orang-orang ke dalam Ahmadiyah?
Jelas sekali, mereka telah gagal, bahkan jika seribu satu macam kitab
diterbitkan untuk menentang Ahmadiyah, mereka pasti
gagal
!!"17
Dengan tantangan yang begitu gigih itu, maka Ahmadiyah dengan segala
kerapiannya mempertontonkan diri di mata orang lain, dalam bentuk
keIslamannya yang baik. Apa yang logis, yang segar dan mudah untuk
dicerna kaum Muslimin, telah disuguhkan oleh Ahmadiyah. Lebih banyak
kitab-kitab Ahmadiyah disertakan didalamnya dengan catatan maupun
mukaddimah, bahwa Syahadat Ahmadiyah adalah syahadat kaum Muslimin, bahwa
rukun Islam dan rukun iman Ahmadiyah adalah sama dengan kaum Muslimin,
memang pada kenyataannya sama. Hal ini tidak perlu dibantah, bahkan
Ahmadiyah menegaskan lagi:
"Ahmadiyah sehelai rambutpun tidak menyimpang dari ajaran Qur'an dan
Sunnah Rasul kita Muhammad s.a.w. Untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam di
seluruh dunia Ahmadiyah melalui cara dan jalan yang dihalalkan oleh Islam
dan dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan yang
berlaku di mana Ahmadiyah berada dengan menekankan: mengirimkan muballigh-2
nya ke
seluruh dunia; menyiarkan Al-Qur'an dalam
berbagai bahasa yang hidup di dunia seperti bahasa-bahasa: Inggris,
Jerman, Perancis, Italy, Belanda, Spanyol, Scandinavia, Persia, dan
lain-lain; mendirikan mesjid-mesjid di seluruh dunia termasuk
mesjid-mesjid di Eropah, Amerika Serikat, Afrika dan lain-lain; menyiarkan
buku-buku secara cuma-cuma tentang berbagi masalah seperti perbandingan
agama, sistim ekonomi dalam Islam, Kapitalis dan Komunis. Dan seterusnya."18
Excelent dan menyilaukan bukan? Justru karena inilah, maka usahausaha
untuk menemukan bentuk yang lama dari Ahmadiyah yakni bentuk fitrahnya,
akan mengalami kesulitan dan mungkin kegagalan seperti yang dilantangkan
Naseem Saifi di atas. Hal ini telah diduga sebelumnya dan dinyatakan oleh
Pujangga besar Isla, DR. Mohammad Iqbal. Beliau berkata:
"Para Ulama di India yang menggunakan pedoman atau hujjahhujjah Theologis
untuk berhadapan dengan aliran Ahmadiyah, pada kenyataannya tidak berhasil
mencapai kesempurnaan buat menengok kebagian sebelah dalam dari Ahmadiyah.
Cara-cara mereka itu bukan suatu methode yang effektif. Bahkan bila mereka
mencapai suatu success, itu hanya semu (sementara) belaka."
19 Justru karena pedoman atau hujjah theologis yang dipakai para Ulama itu, Ahmadiyah kemudian berputar haluan, berganti taktik, merobah sikap dan menutup segala kemungkinan untuk mengenal asal-usul maupun bentuknya yang semula. Ini terbukti dari adanya kegiatan missi Ahmadiyah yang lebih banyak menonjolkan kerja dan jasa atas nama Islam, daripada mengungkapungkap lagi perihal kedudukan maupun jabatan-jabatan pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad. Sudah tentu, dari suatu organisasi yang baik dan sempurna, lebih-lebih dengan keuangannya yang padat, Ahmadiyah sanggup menonjolkan dirinya sebagai organ Islam yang militant.
Banyak
pujian-pujian datang dari Ulama-ulama di luar Ahmadiyah, lebihlebih
dari tokoh-tokoh Ketimuran {Orientalist), antara lain yang perlu disebut
di sini ialah Prof. H.A.R. Gibb, seorang Guru besar bahasa Arab pada
Universitas Oxford dan Harvard. Gibb berkata tentang Ahmadiyah:
"Ahmadiyah adalah gerakan yang giat melawan penyiaran Agama Kristen baik
di Indonesia di Afrika selatan maupun di Timur dan Barat.
"20 Lebih daripada itu, aliran Mirza Ghulam Ahmad ini telah menyatakan dirinya sebagai Organisasi bentukan Tuhan 21, sebagai Islam sejati 22 dan sebagai "illa wahidah" hanya satu yang masuk sorga dari 73 pecahan ummat Islam itu 23 Karenanya, kedudukan illa wahidah pada gerakan Ahmadiyah itu, telah mendorong orang-orang Ahmadiyah untuk tugas suci mengIslamkan kembali kaum Muslimin, atau dengan kata lain, meng"ahmadiyah"kan mereka. Jelas di sinilah letaknya benih pemecah-belah kesatuan Islam serta mengobrak-abrik ketentraman iman mayoritas ummat Islam yang telah berjalan hampir empat-belas abad itu. Maka tidaklah ragu untuk menyatakan bahwa pujian-pujian yang datang dari orang-orang Barat kepada Ahmadiyah adalah semata-mata untuk tujuan menyuburkan benih pemecah dan pengacau iman itu. Di Indonesia, hampir di setiap kota-kota besar, Ahmadiyah dapat memperoleh tempat yang subur buat pertumbuhannya. Meskipun gerakannya lambat namun aliran ini kian hari kian meluas serta membawa bekas. Bahkan di suatu tempat di Jawa Barat, dekat kota Cirebon, sebuah desa atau kecamatan bernama Kayu Manis, Ahmadiyah telah menjadikannya sebagai proyek daerah tauladan, dimana hampir seluruh penduduknya di sana menganut faham yang diajarkan Mirza Ghulam. "Bahwa lebih penting daripada mengemukakan ajaran Ahmadiyah dalam perbandingannya dengan faham kaum Muslimin (yang kontra) ialah usaha mencatat perkembangan alam pikiran keagamaan di Indonesia sebagai suatu bagian dari sejarah kita dimana ajaran Ahmadiyah ternyata mempunyai bekas yang bisa diraba meskipun nyaris tak pernah disinggung. Bahkan dengan asumsi pertama bahwa dari mereka banyak bisa diambil hal-hal yang kedudukan ajaran ini dalam sejarah pemikiran Islam di Indonesia."24 Jalan pikiran Syu'bah Asa tersebut di atas sebenarnya merupakan garisgaris sentuhan baru dari Ahmadiyah terhadap mereka yang masih belum mengenalnya. Dengan cara-cara yang menarik dan flexible, Ahmadiyah berusaha memperlunak diri dari kekerasan mengisolir dirinya; Mungkin suatu usaha berkompromi telah disodorkan ke tengah-tengah masyarakat Muslimin, dengan penuh harap pada mereka yang berada di luar Ahmadiyah, agar tidak berjerih payah atau meniliti atau memikirkan sebab-sebab, sehingga Mirza Ghulam Ahmad pendiri Ahmadiyah itu, telah memiliki gelar-gelar pangkat dan kedudukan begitu komplex dan penuh; melainkan dimintanya untuk menaruh perhatian yang saksama akan bukti-bukti maupun kenyataan-kenyataan yang ada yang telah dicapai oleh Ahmadiyah dengan success-success missinya Itulah harapan Ahmadiyah!
Apakah
mungkin bagi kaum muslimin
mengabaikan begitu saja akan
pangkat-pangkat, gelar-gelar dan kedudukan Mirza
Ghulam? Padahal pengikut-pengikut
Ahmadiyah sendiri meresapkan
ke dalam dada mereka seluruh
pendakwaan pemimpinnya itu. Dan
bagaimana mungkin, padahal untuk pangkat-pangkat itulah justru
Mirza Ghulam Ahmad muncul di tengah-tengah kaum Muslimin,
dengan berbagai-bagai alasan demi kepentingan dirinya. Bahkan dalam
keteranganketerangan pendakwaannya itu, Mirza Ghulam maupun Ahmadiyahnya
membuat suatu surprise di kalangan kaum Muslimin, dengan mengemukakan
dalil-dalil al-Quran dan Hadits, meskipun caracara pemakaian maupun
pengertiannya, sangat dipaksa-paksakan.
|
Islamic Media Ibnuisa Kritik & Saran INDEX UTAMA |