BAB III
RAHASIA WAHYU
Wahyu dan Kenabian menurut Al-Quran
( 3 - 6 )
6.
Tidak Akan Ada Petunjuk Tanpa Wahyu
Dari
pembahasan di atas, kita tahu bahwa manusia, seperti makhluk
yang lain, mempunyai suatu tujuan tertentu, yaitu
kebahagiaannya. Berhubung berdasarkan fitrahnya dia
membutuhkan kehidupan sosial, maka kebahagiaan dan
kesengsaraannya bergantung kepada kebahagiaan dan kesengsaraan
masyarakat. Dia merupakan salah satu unsur dari bangunan
masyarakat. Dia harus menemukan kebahagiaan dan kebaikan dirinya
dalam kebahagiaan masyarakat. Kita juga tahu bahwa satu-satunya
jalan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan itu adalah
hukum yang menjamin kebahagiaan sosial yang mencakup
kebahagiaan individu.
Selain telah dijelaskan tentang perlunya membimbing manusia,
seperti makhluk-makhluk yang lain, kepada tujuan yang
mengandung kebahagiaannya itu. Juga telah dijelaskan tentang
perlunya membimbing manusia kepada sarana-sarana yang
mengantarkannya kepada tujuannya tersebut. Hal ini berarti
bahwa manusia harus dibimbing kepada hukum yang harus ditaati.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa manusia harus memiliki
pengetahuan lain selain pengetahuan rasional, yang dengan
pengetahuan lain itu manusia akan terbimbing kepada tujuannya.
Pengetahuan lain ini ialah segala yang dinyatakan oleh para Nabi
dan Rasul Allah, dan yang disebut sebagai wahyu Allah, dan wahyu
ini merupakan landasan kebenaran pernyataan dan seruan para Nabi
dan Rasul Allah itu. Allah berfirman:
"Manusia itu adalah satu bangsa. Kemudian Allah mengutus para
Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Dan bersama
mereka Allah menurunkan Kitab dengan benar untuk memberi
keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. "
(QS
2:213)
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana
Kami telah memberikannya kepada Nuh dan Nabinabi yang
sesudahnya
...
(Mereka Kami utus) selaku Rasulrasul pembawa kabar gembira
dan pembawa peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
untuk membantah Allah sesudah diutusnya para Rasul itu." (QS
4:163 dan 165)
Ayat
pertama menjelaskan bahwa perbedaan-perbedaan di kalangan
manusia tidak akan dapat diselesaikan kecuali dengan wahyu dan
kenabian. Ayat kedua memandang wahyu dan kenabian sebagai
satu-satunya jalan untuk menghujah manusia. Akibat dari hal ini
adalah, bahwa akal tidak mencukupi untuk dapat membimbing
manusia dan sebagai pembatal semua alasan. Artinya, bahwa
seandainya para Nabi tidak diutus, dan hukum-hukum Allah tidak
disampaikan kepada manusia, maka bila manusia berbuat kezaliman
dan kerusakan, Allah tidak absah untuk menyiksanya atas
dosa-dosanya itu karena semata-mata manusia memiliki akal yang
dengan demikian ia dapat mengetahui buruknya kezaliman dan
kerusakan.
( 3 - 6 )
|