BAB V
TURUN DAN TERSEBARNYA
AL-QURAN
Cara
Al-Quran Diturunkan
Surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran diturunkan secara bertahap
kepada Nabi s.a.w, selama dua puluh tiga tahun masa kenabiannya.
Hal ini dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Quran sendiri.
Allah berfirman:
"Dan
Al-Quran itu telah Kami turunkan secara berangsurangsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian. "
(QS
17:106)
Tidak diragukan lagi bahwa di dalam Al-Quran ada
nasikh dan
mansukh. Juga ada
ayat-ayat yang berkenaan dengan kisah-kisah dan
peristiwa-peristiwa yang tidak mungkin terjadi pada waktu yang
sama untuk memungkinkan ayat-ayat diturunkan sekaligus untuk
menggambarkan peristiwa-peristiwa itu.
Ayat-ayat dan surat-surat Al-Quran tidak diturunkan menurut
urutan yang kita baca dalam Al-Quran sekarang ini, yakni pertama
surat al-Fatihah, kemudian al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa' dan
seterusnya. Karena, di samping ada bukti-bukti sejarah tentang
hal itu, kandungan ayat-ayat Al-Quran sendiri memberi kesaksian
tentang hal tersebut. Sebab sebagian surat dan ayat yang
berkenaan dengan masalah-masalah yang terjadi pada awal masa
kenabian, ternyata terletak di bagian akhir Al-Quran, seperti
surat al-'Alaq dan al-Qalam. Dan sebagian lain, yang berkenaan
dengan masalah masalah pada masa sesudah Hijrah dan akhir masa
Nabi s.a.w., ternyata terletak di awal Al-Quran, seperti
surat-surat al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Anfal dan
at-Taubah.
Sesungguhnya perbedaan antara kandungan surat-surat dan
ayat-ayat Al-Quran, dan kaitannya yang erat dengan
peristiwaperistiwa yang terjadi selama dakwah Nabi,
mengharuskan kita untuk mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan
dalam waktu dua puluh tiga tahun, yakni masa dakwah Nabi.
Sebagai contoh, ayatayat yang mengajak kaum musyrikin untuk
menerima Islam dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala
turun pada masa sebelum Nabi hijrah dari Makkah, yang pada masa
ini Nabi menghadapi banyak cobaan dan tantangan dari para
penyembah berhala. Sedangkan ayat-ayat tentang perang dan hukum
diturunkan di Madinah, yang pada masa ini Islam mulai tersebar
dan kota ini menjadi pusat pemerintahan Islam yang besar.
Pembahasan tadi menunjukkan bahwa ayat-ayat dan suratsurat
Al-Quran terbagi menjadi beberapa bagian menurut tempat turun,
waktu, sebab dan kondisinya. Yaitu:
-
Sebagian surat dan ayat Al-Quran itu berstatus Makkiah, dan
sebagian yang lain Madaniah. Yang diturunkan sebelum Nabi
s.a.w. hijrah dari Makkah dinamakan Makkiah. Ini merupakan
bagian terbesar dari surat-surat Al-Quran, khususnya
surat-surat yang pendek. Sedangkan yang diturunkan sesudah
Nabi s.a.w. hijrah disebut Madaniah, walaupun turunnya di luar
Madinah atau di Makkah.
-
Sebagian surat dan ayat Al-Quran diturunkan ketika Nabi sedang
bepergian, dan sebagian yang lain ketika beliau tidak dalam
bepergian. Surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran terbagi pula
menjadi surat dan ayat yang turun di waktu malam dan siang,
yang turun di waktu perang dan damai, yang turun di bumi dan
di langit, yang turun ketika Nabi berada di tengah-tengah
orang banyak dan ketika Nabi sendirian. Kami akan membicarakan
manfaat mengetahui bagian-bagian ini dalam pembahasan yang
akan datang tentang sebab-sebab turun ayat
(asbabun nuzul).
-
Sebagian surat diturunkan berulang-ulang, seperti surat
alFatihah yang diturunkan di tilakkah dan Madinah. Begitu
pula, sebagian ayat Al-Quran diturunkan beberapa kali,
seperti:
yang diulang sebanyak tiga puluh kali dalam surat ar-Rahman,
dan ayat:
yang diulang sebanyak delapan kali dalam surat as-Syu'ara. Dan
sebagian ayat Al-Quran diulang-ulang dalam lebih dari satu
surat, seperti:
yang diulang-ulang dalam enam surat yang berbeda.
Terdapat pula suatu kalimat tertentu yang merupakan ayat di
satu tempat, dan di tempat lain merupakan bagian dari ayat,
seperti:
Kalimat ini, dalam awal surat Ali Imran, merupakan ayat,
sedangkan dalam surat al-Baqarah, merupakan bagian dari ayat
Kursi. Namun demikian, sebagian besar surat dan ayat Al-Quran
diturunkan sekali saja. Hal itu karena adanya perbedaan konteks.
Dalam satu tempat dibutuhkan pengulangan kalimat untuk menarik
perhatian, umpamanya, dan di tempat lain tidak dibutuhkan.
Perbedaan ini menyerupai perbedaan antara panjang dan pendeknya
surat-surat dan ayat-ayat. Di samping surat al-Kautsar sebagai
surat terpendek, kita menjumpai surat al-Baqarah sebagai surat
paling panjang. Begitu pula kita melihat ayat
sebagai
ayat terpendek, di samping ayat tentang utang-piutang, yakni
surat al-Baqarah ayat 282, sebagai ayat terpanjang dalam
Al-Quran. Semua perbedaan ini muncul karena adanya tuntutan
dalam memberikan penjelasan. Barangkali kita juga menemukan hal
itu dalam dua ayat yang bersambung, seperti ayat ke-20 dan ke-21
surat alMuddatstsir, umpamanya. Ayat pertama terdiri atas satu
kalimat, dan yang kedua terdiri atas lebih dari lima belas
kalimat. Perbedaan-perbedaan lain tampak dalam hal penuturan
secara panjang lebar
(ithnab) dan penuturan secara ringkas
(ijaz) ketika kita
membandingkan surat-surat al-Fajr dan al-Lail dengan suratsurat
al-Baqarah dan al-Maidah. Pada umumnya, surat-surat Makkiah
menggunakan cara penuturan yang ringkas, sedangkan surat-surat
Madaniah pada umumnya menggunakan cara penuturan yang
panjang
lebar.
Berdasarkan hal ini, maka lima ayat pertama dari al-'Alaq
merupakan yang pertama diturunkan kepada Nabi s.a.w., dan yang
terakhir diturunkan adalah surat al-Baqarah ayat 281.
|