BAB V
TURUN DAN TERSEBARNYA
AL-QURAN
Kronologi Turunnya
AI-Quran
Tidak diragukan lagi bahwa surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran
tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya
kepada Rasulullah s.a.w. Ulama-ulama dahulu, khususnya ulama
Ahlus Sunnah, dalam mengurutkan surat-surat dan ayat-ayat
AlQuran berlandaskan pada
atsar (perkataan
atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara
atsar -
atsar yang
dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata: "Apabila
pembukaan suatu surat diturunkan di Makkah, maka pembukaan itu
ditulis di kota ini.
Kemudian Allah menambahinya. Adapun surat-surat yang pertama
kali diturunkan (secara berurutan) adalah sebagai berikut:
1. |
Al-'Alaq |
30. |
Al-Qiyamah |
59. |
Al-Mukmin |
2. |
Al-Qalam |
31. |
Al-Humazah |
60. |
As-Sajdah |
3. |
Al-Muzammil |
32. |
Al-Mursalat |
61. |
Asy-Syura |
4. |
Al-Muddatstsir |
33. |
Qaf |
62. |
Az-Zuhruf |
5. |
Al-Masad |
34. |
Al-Balad |
63. |
Ad-Dukhan |
6. |
At-Takwir |
35. |
Ath-Thariq |
64. |
Al-Jatsiah |
7. |
Al-A'la |
36. |
Al-Qamar |
65. |
Al-Ahqaf |
8. |
Al-Lail |
37. |
Shad |
66. |
Adz-Dzariyat |
9. |
Al-Fajr |
38. |
Al-A'raf |
67. |
Al-Ghasyiah |
10. |
Adh-Dhuha |
39. |
Al-Jin |
68. |
Al-Kahfi |
11. |
Asy-Syarh |
40. |
Yasin |
69. |
An-Nahl |
12. |
Al-'Asr |
41. |
Al-Furqan |
70. |
Nuh |
13. |
Al-'Adiyat |
42. |
Al-Malaikah |
71. |
Ibrahim |
14. |
Al-Kautsar |
43. |
Maryam |
72. |
Al-Anbiya' |
15. |
At-Takatsur |
44. |
Thaha |
73. |
Al-Mukminun |
16. |
Al-Ma'un |
45. |
Al-Waqi'ah |
74. |
Fusshilat |
17. |
Al-Kafirun |
46. |
Asy-Syu'ara |
75. |
Ath-Thur |
18. |
Al-Fil |
47. |
An-Naml |
76. |
Al-Mulk |
19. |
Al-Falak |
48. |
Al-Qasas |
77. |
Al-Haqah |
20. |
An-Nas |
49. |
Bani Israil |
78. |
Al-Ma'arij |
21. |
Al-Ikhlas |
50. |
Yunus |
79. |
An-Naba' |
22. |
An-Najm |
51. |
Hud |
80. |
An-Nazi'at |
23. |
'Abasa |
52. |
Yusuf |
81. |
Al-Infithar |
24. |
Al-Qadr |
53. |
Al-Hijr |
82. |
Al-Insyiqaq |
25. |
Asy-Syams |
54. |
Al-An'am |
83. |
Ar-Rum |
26. |
Al-Buruj |
55. |
Ash-Shafat |
84. |
Al-Ankabut |
27. |
At-Tin |
56. |
Luqman |
85. |
Al-Muthaffifin |
28. |
Quraisy |
57. |
Saba' |
|
|
29. |
Al-Qari'ah |
58. |
Az-Zumar |
|
|
Inilah
surat-surat yang diturunkan di Makkah.
Sedangkan yang turun di Madinah (secara berurutan) adalah
sebagai berikut :
86. |
Al-Baqarah |
96. |
Ar-Rahman |
106. |
Al-Hujurat |
87. |
Al-Anfal |
97. |
Al-Insan |
107. |
At-Tahrim |
88. |
Ali Imran |
98. |
Ath-Thalak |
108. |
Al-Jum'ah |
89. |
Al-Ahzab |
99. |
Al-Bayyinah |
109. |
At-Taghabun |
90. |
Al-Mumtahanah |
100. |
Al-Hasyr |
110. |
Ash-Shaf |
91. |
An-Nisa' |
101. |
An-Nasr |
111. |
AI-Fath |
92. |
Az-Zalzalah |
102. |
An-Nur |
112. |
Al-Maidah |
93. |
Al-Hadid |
103. |
Al-Haj |
113. |
Al-Bara'ah.3) |
94. |
Al-Qital |
104. |
Al-Munafiqun |
|
|
95. |
Ar-Ra'd |
105. |
Al-Mujadalah |
|
|
Menimbang Hadis Ibnu
Abbas dan Lainnya
Seperti telah Anda ketahui bahwa hadis yang diriwayatkan dari
Ibnu Abbas di atas mengatakan bahwa jumlah surat Al-Quran adalah
seratus tiga belas, dan dia tidak menyebut al-F.atihah. Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ikrimah
disebutkan bahwa jumlah surat AI-Quran adalah seratus sebelas,
dan di dalamnya tidak disebutkan surat-surat al-Fatihah,
al-A'raf dan as-Syura. Al-Baihaqi juga meriwayatkan sebuah hadis
dari Ibnu Abbas, yang di dalamnya disebutkan bahwa jumlah
seluruh surat Al-Quran adalah seratus empat belas.4)
Ada dua perbedaan antara dua riwayat ini dan hadis Ibnu Abbas
di atas.
Pertama, kedua riwayat ini menyebutkan Surat
al-Muthaffifin sebagai termasuk surat Madaniah, sedangkan hadis
Ibnu Abas memasukkannya ke dalam kelompok surat Makkiah.
Kedua, dalam dua riwayat ini, urut-urutan surat-surat
Al-Quran berbeda dengan uruturutan yang disebutkan dalam hadis
Ibnu Abbas di atas.
Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalhah sebuah hadis lain yang
menyatakan bahwa surat-surat di bawah ini diturunkan di
Madinah, yaitu: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah,
al-Anfal, at-Taubah, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad,
al-Fath, alHadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah,
al-Hawariyyin (ashShaf), at-Taghabun, ath-Thalaq, at-Tahrim,
al-Fajr, a:-Lail, al-Qadr, al-Bayyinah, az-Zalzalah dan an-Nasr.
Selebihnya diturunkan di Makkah.5) Tampaknya
hadis dari Ali bin Abi Thalhah ini bermaksud membedakan antara
surat-surat Makkiah dan Madaniah tanpa mempertimbangkan urutan
turunnya, karena tak pelak
lagi
dua surat (al-Maidah dan at-Taubah) terletak sesudah surat yang
sering disebut-sebut (an-Nisa' dan al-Anfal). Hadis ini
memasukkan
al-Fajr, al-Lail dan al-Qadr ke dalam kelompok Madaniah,
sementara hadis-hadis terdahulu memasukkannya ke dalam kelompok
Makkiah. Hadis ini juga memasukkan surat-surat arRa'd,
ar-Rahman, al-Insan, al-Jum'ah dan al-Hujurat ke dalam kelompok
Makkiah, padahal dalam hadis-hadis terdahulu dimasukkan ke
dalam kelompok Madaniah.
Sedangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Qatadah
dikatakan bahwa di Madinah diturunkan surat-surat: al-Baqarah,
Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, Bara'ah, ar-Ra'd, anNahl,
al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat,
al-Hadid, ar-Rahman, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah,
ashShaf, al-Jum'ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, ath-Thalak,
at-Tahrim, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di
Makkah.6)
Hadis ini menyalahi hadis-hadis terdahulu, khususnya hadis lain
yang diriwayatkan dari Qatadah sendiri mengenai surat
al-Muthaffifin, al-Insan dan al-Bayyinah. Tidak mungkin
menjadikan hadishadis ini sebagai sandaran, karena tidak
mempunyai nilai sebagai hadis keagamaan dan catatan kesejarahan.
Arti dari tidak mempunyai nilai keagamaan ialah karena
sanad-nya
tidak bersambung sampai kepada Rasulullah s.a.w., dan tidak
diketahui apakah Ibnu Abbas mempelajari urutan turunnya
surat-surat itu dari Nabi s.a.w. atau orang lain, atau hasil
pemikirannya sendiri. Sedangkan arti dari tidak mempunyai nilai
sebagai catatan sejarah ialah karena Ibnu Abbas mengalami hanya
masa sebentar bersama Rasulullah s.a.w., sehingga dia tidak
dapat menyaksikan proses turunnya seluruh surat dan ayat
Al-Quran. Jika tentang urutan turunnya surat-surat ini bukan
hasil pemikirannya sendiri, berarti ia meriwayatkannya dari
seseorang yang tidak diketahui. Karena tidak jelas sumbernya,
maka ia tidak memiliki nilai dalam dunia ilmiah.
Sekiranya sahih, hadis-hadis ini termasuk
hadits ahad.
Dalam
ushul
fiqh
telah dijelaskan bahwa
hadits ahad bukan merupakan hujah dalam masalah di
luar fikih. Jika demikian, satu-satunya jalan untuk mengetahui
Makkiah dan Madaniah adalah merenungkan dan inengkaji ayat-ayat
Al-Quran, sampai di mana kesesuaiannya dengan yang berlangsung
sebelum atau sesudah hijrah. Jalan ini sangat bcrguna untuk
membedakan antara Makkiah dan Madaniah. Kandungan surat
al-Insan, al-'Adiyat dan al-Muthaffifin membuktikan bahwa
surat-surat ini adalah Madaniah, meskipun dalam beberapa hadis
disebutkan sebagai Makkiah.
3).
As-Suyuthi, al-Itqan, I,
h. 10. Dikutip dari Ibnu Dhiris,
Fadhailul Quran.
4).
Ibid.
5).
Ibid.
6).
Ibid., h.11.
|
|