ISLAMIC MEDIA 2008
Tampilan PC, Desain & File Berasal Dari Pakdenono
Posting Oleh Islamic Media
KRITIK & SARAN

ebook pakdenono


 

Mengungkap Rahasia Al-Quran

 


BAB V
TURUN DAN TERSEBARNYA
AL-QURAN

Kronologi Turunnya AI-Quran

 

Tidak diragukan lagi bahwa surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya kepada Rasulullah s.a.w. Ulama-ulama dahulu, khususnya ulama Ahlus Sunnah, dalam mengurutkan surat-surat dan ayat-ayat Al­Quran berlandaskan pada atsar (perkataan atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara atsar - atsar yang dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata: "Apabila pembukaan suatu surat di­turunkan di Makkah, maka pembukaan itu ditulis di kota ini.

 

Kemudian Allah menambahinya. Adapun surat-surat yang pertama kali diturunkan (secara berurutan) adalah sebagai berikut:

 

1.

Al-'Alaq

30.

Al-Qiyamah

59.

Al-Mukmin

2.

Al-Qalam

31.

Al-Humazah

60.

As-Sajdah

3.

Al-Muzammil

32.

Al-Mursalat

61.

Asy-Syura

4.

Al-Muddatstsir

33.

Qaf

62.

Az-Zuhruf

5.

Al-Masad

34.

Al-Balad

63.

Ad-Dukhan

6.

At-Takwir

35.

Ath-Thariq

64.

Al-Jatsiah

7.

Al-A'la

36.

Al-Qamar

65.

Al-Ahqaf

8.

Al-Lail

37.

Shad

66.

Adz-Dzariyat

9.

Al-Fajr

38.

Al-A'raf

67.

Al-Ghasyiah

10.

Adh-Dhuha

39.

Al-Jin

68.

Al-Kahfi

11.

Asy-Syarh

40.

Yasin

69.

An-Nahl

12.

Al-'Asr

41.

Al-Furqan

70.

Nuh

13.

Al-'Adiyat

42.

Al-Malaikah

71.

Ibrahim

14.

Al-Kautsar

43.

Maryam

72.

Al-Anbiya'

15.

At-Takatsur

44.

Thaha

73.

Al-Mukminun

16.

Al-Ma'un

45.

Al-Waqi'ah

74.

Fusshilat

17.

Al-Kafirun

46.

Asy-Syu'ara

75.

Ath-Thur

18.

Al-Fil

47.

An-Naml

76.

Al-Mulk

19.

Al-Falak

48.

Al-Qasas

77.

Al-Haqah

20.

An-Nas

49.

Bani Israil

78.

Al-Ma'arij

21.

Al-Ikhlas

50.

Yunus

79.

An-Naba'

22.

An-Najm

51.

Hud

80.

An-Nazi'at

23.

'Abasa

52.

Yusuf

81.

Al-Infithar

24.

Al-Qadr

53.

Al-Hijr

82.

Al-Insyiqaq

25.

Asy-Syams

54.

Al-An'am

83.

Ar-Rum

26.

Al-Buruj

55.

Ash-Shafat

84.

Al-Ankabut

27.

At-Tin

56.

Luqman

85.

Al-Muthaffifin

28.

Quraisy

57.

Saba'

 

 

29.

Al-Qari'ah

58.

Az-Zumar

 

 

 

Inilah surat-surat yang diturunkan di Makkah.
Sedangkan yang turun di Madinah (secara berurutan) adalah sebagai berikut :

 

86.

Al-Baqarah

96.

Ar-Rahman

106.

Al-Hujurat

87.

Al-Anfal

97.

Al-Insan

107.

At-Tahrim

88.

Ali Imran

98.

Ath-Thalak

108.

Al-Jum'ah

89.

Al-Ahzab

99.

Al-Bayyinah

109.

At-Taghabun

90.

Al-Mumtahanah

100.

Al-Hasyr

110.

Ash-Shaf

91.

An-Nisa'

101.

An-Nasr

111.

AI-Fath

92.

Az-Zalzalah

102.

An-Nur

112.

Al-Maidah

93.

Al-Hadid

103.

Al-Haj

113.

Al-Bara'ah.3)

94.

Al-Qital

104.

Al-Munafiqun

 

 

95.

Ar-Ra'd

105.

Al-Mujadalah

 

 

 

 

Menimbang Hadis Ibnu Abbas dan Lainnya

 

Seperti telah Anda ketahui bahwa hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas di atas mengatakan bahwa jumlah surat Al-Quran adalah seratus tiga belas, dan dia tidak menyebut al-F.atihah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ikrimah disebutkan bahwa jumlah surat AI-Quran adalah seratus sebelas, dan di dalamnya tidak disebutkan surat-surat al-Fatihah, al-A'raf dan as-Syura. Al-Baihaqi juga meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, yang di dalamnya disebutkan bahwa jumlah seluruh surat Al-Quran adalah seratus empat belas.4) Ada dua per­bedaan antara dua riwayat ini dan hadis Ibnu Abbas di atas.

Pertama, kedua riwayat ini menyebutkan Surat al-Muthaffifin sebagai termasuk surat Madaniah, sedangkan hadis Ibnu Abas memasukkannya ke dalam kelompok surat Makkiah.

Kedua, dalam dua riwayat ini, urut-urutan surat-surat Al-Quran berbeda dengan urut­urutan yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas di atas.

Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalhah sebuah hadis lain yang menyatakan bahwa surat-surat di bawah ini diturunkan di Madi­nah, yaitu: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al­Hadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, al-Hawariyyin (ash­Shaf), at-Taghabun, ath-Thalaq, at-Tahrim, al-Fajr, a:-Lail, al-Qadr, al-Bayyinah, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.5) Tampaknya hadis dari Ali bin Abi Thalhah ini ber­maksud membedakan antara surat-surat Makkiah dan Madaniah tanpa mempertimbangkan urutan turunnya, karena tak pelak lagi dua surat (al-Maidah dan at-Taubah) terletak sesudah surat yang sering disebut-sebut (an-Nisa' dan al-Anfal). Hadis ini memasukkan al-Fajr, al-Lail dan al-Qadr ke dalam kelompok Madaniah, se­mentara hadis-hadis terdahulu memasukkannya ke dalam kelompok Makkiah. Hadis ini juga memasukkan surat-surat ar­Ra'd, ar-Rahman, al-Insan, al-Jum'ah dan al-Hujurat ke dalam kelompok Makkiah, padahal dalam hadis-hadis terdahulu dimasukkan ke dalam kelompok Madaniah.

Sedangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Qatadah dikatakan bahwa di Madinah diturunkan surat-surat: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, Bara'ah, ar-Ra'd, an­Nahl, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Hadid, ar-Rahman, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, ash­Shaf, al-Jum'ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, ath-Thalak, at-Tahrim, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.6) Hadis ini menyalahi hadis-hadis terdahulu, khususnya hadis lain yang diriwayatkan dari Qatadah sendiri mengenai surat al-Muthaffifin, al-Insan dan al-Bayyinah. Tidak mungkin menjadikan hadis­hadis ini sebagai sandaran, karena tidak mempunyai nilai sebagai hadis keagamaan dan catatan kesejarahan. Arti dari tidak mempunyai nilai keagamaan ialah karena sanad-nya tidak bersambung sampai kepada Rasulullah s.a.w., dan tidak diketahui apakah Ibnu Abbas mempelajari urutan turunnya surat-surat itu dari Nabi s.a.w. atau orang lain, atau hasil pemikirannya sendiri. Sedangkan arti dari tidak mempunyai nilai sebagai catatan sejarah ialah karena Ibnu Abbas mengalami hanya masa sebentar bersama Rasulullah s.a.w., sehingga dia tidak dapat menyaksikan proses turunnya seluruh surat dan ayat Al-Quran. Jika tentang urutan turunnya surat-surat ini bukan hasil pemikirannya sendiri, berarti ia meriwayatkannya dari seseorang yang tidak diketahui. Karena tidak jelas sumbernya, maka ia tidak memiliki nilai dalam dunia ilmiah.

Sekiranya sahih, hadis-hadis ini termasuk hadits ahad. Dalam ushul fiqh telah dijelaskan bahwa hadits ahad bukan merupakan hujah dalam masalah di luar fikih. Jika demikian, satu-satunya jalan untuk mengetahui Makkiah dan Madaniah adalah merenungkan dan inengkaji ayat-ayat Al-Quran, sampai di mana kesesuaiannya dengan yang berlangsung sebelum atau sesudah hijrah. Jalan ini sangat bcrguna untuk membedakan antara Makkiah dan Madaniah. Kandungan surat al-Insan, al-'Adiyat dan al-Muthaffifin membuktikan bahwa surat-surat ini adalah Madaniah, meskipun dalam beberapa hadis disebutkan sebagai Makkiah.

 

 

3). As-Suyuthi, al-Itqan, I, h. 10. Dikutip dari Ibnu Dhiris, Fadhailul Quran.

4).  Ibid.

5).  Ibid.

6). Ibid., h.11.
 

 

 

 

2

<BACK

ISI BUKU

NEXT>

2



 
   
 

- konversi html & chm oleh pakdenono, juni 2007 -
 www.pakdenono.com

 

Pair of Vintage Old School Fru